“Hyunseung oppa, janji yah kau tidak akan meninggalkanku selamanya”
“Oh, tentu saja. Aku akan selalu melindungimu apapun yang terjadi sampai aku mati. Aku berjanji”
“Sungguh??Benar??Aku benar-benar sayang oppa!! Terima kasih,oppa!!”
******
HyunSeung terbangun dari tidurnya. Dia melihat dua teman sekamarnya yang telah rapi dengan pakaian mereka. Dia lupa kalau hari ini adalah hari pertama mereka masuk kuliah. Setelah masuk ke asrama kampus 2 minggu yang lalu, dia langsung akrab dengan teman-teman sekamarnya, Yoon Doo Joon dan Yong Jun Hyung. Mereka pun akrab dengan tiga orang lainnya yang juga satu paviliun dengan mereka di asrama kampus itu. Mereka adalah Yang Yo Seob, Lee Gi Kwang dan Son Dong Woon. Mereka ber-enam bertemu saat orientasi mahasiswa baru di Seoul University dan langsung akrab karena mereka mengikuti jurusan yang sama yaitu, akting. Paviliun yang mereka tempati adalah paviliun khusus bagi anak-anak yang cukup “ber-uang”. Paviliun mereka memiliki 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, ruang tamu, dapur, ruang makan dan ruang belajar bersama. Kamar pertama yang berada di dekat ruang tamu ditempati oleh Yo Seob dan Doo Joon. Kamar kedua yang berada di seberang kamar pertama di tempati oleh Jun Hyung dan Gi Kwang. Kamar terakhir yang berada dekat ruang belajar ditempati oleh Hyun Seung dan Dong Woon.
“YA!! Dasar kau pemalas, Jang Hyun Seung!!! Cepat bersiap-siap!!! Kelas sebentar lagi akan dimulai!!”, omel Jun Hyung yang melihat Hyun Seung keluar dari kamar dengan berantakan.Muka Hyun Seung terlihat pucat dan mengeluarkan banyak keringat di tubuhnya. Dia berjalan menunduk.
“Apa kau mendapatkan mimpi yang sama lagi, Hyun Seung??”, Doo Joon bertanya pada Hyun Seung yang berjalan sempoyongan. Doo Joon adalah yang paling tua di paviliun itu. Dia paling dewasa di antara mereka.
“Ah, iya. Aku bingung mengapa aku selalu bermimpi seperti itu setiap hari sejak aku tiba di Seoul. Aku tidak pernah tenang saat bangun, seperti ada yang menghantuiku dan selalu membuat hatiku tidak tenang mengkhawatirkan sesuatu”, Hyun Seung menatap mata Doo Joon dengan suatu kesedihan yang terpancar dari matanya.
Doo Joon menepuk pundak Hyun Seung dan memberikan semangat. Hyun Seung tersenyum pada Doo Joon dan berterima-kasih padanya. Sementara Doo Joon sedang bersiap-siap untuk pergi sarapan dengan Jun Hyung di cafetaria kampus, Hyun Seung segera berjalan menuju kamar mandi sambil menyeret handuknya. Yo Seob keluar dari kamarnya dan mendapati Hyun Seung yang belum mandi.
“Aigoo, Hyun Seung. Kau itu.. Cepatlah mandi. Kalau tidak nanti akan terlambat masuk ke kelas. Ingat, hari ini adalah hari pertama kita masuk kuliah. Kudengar dosen kita hari ini sangat galak loh?! Ya sudah ya, aku duluan. YA!!! YONG JUN HYUNG!!! YOON DOO JOON!! TUNGGU AKU!!! AKU IKUT KE CAFETARIA!!”, teriak Yo Seob yang hampir memekakkan telinga Hyun Seung.
“Ya!! Kau bisa berteriak setelah menjauhi aku kan?! Suaramu itu kencang sekali!!! Dasar kau!!”, omel Hyun Seung sambil memegang telinga kirinya dan memukul kecil kepala Yo Seob. Yo Seob hanya tertawa kecil lalu menghampiri kedua temannya itu.
***
Hyun Seung sudah selesai berpakaian namun dia tidak sempat untuk sarapan. Kelas akan dimulai 10 menit lagi dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke kampus adalah sekitar 15 menit. Dia tahu kalau dia akan terlambat 5 menit. Sementara ke-lima temannya itu sudah berada di kelas, Hyun Seung masih berlarian di koridor kampus. Ponselnya bergetar tiba-tiba. Dia melihat ponselnya lalu berhenti berlari. Dia benar-benar melihat nama yang meneleponnya. Dia tersenyum lalu segera mengangkatnya.
“Oppa?? Kenapa kau lama sekali menjawab telponku?? Aku sudah meneleponmu hampir 10 kali tapi tidak kau jawab-jawab. Kau terlambat?? Kau payah sekali, sih!! Ugh...”,omel seorang wanita diujung sana. Hyun Seung hanya tersenyum mendengar suara itu. Dia begitu merindukan suara itu. Sudah hampir 2 minggu dia tidak mendengar suara lembut itu. Dia melanjutkan larinya setelah melihat jam.
“Ah, maaf, Chae Hee-ya. Oppa memang terlambat. Oppa akan telepon kamu lagi nanti, ya. Kelas akan segera dimulai”,katanya sambil terengah-engah.
“Kau memang tidak pernah berubah. Baiklah, kutunggu teleponmu ya. Berjuanglah di hari pertamamu!! Itu yang ingin kukatakan sebenarnya. Hahaha. Dan juga, aku rindu oppa. Oke, sampai nanti!!!”, wanita bernama Chae Hee itu segera menutup teleponnya setelah sedikit menyemangati Hyun Seung.
Sesampainya di kelas, Hyun Seung langsung duduk di samping Dong Woon, salah satu temannya yang paling muda. Dia beruntung karena dosennya belum datang. Dengan nafas yang tersengal-sengal dia menaruh kepalanya di meja. Dong Woon hanya tersenyum melihat temannya itu. Gi Kwang yang akhirnya menoleh ke tempat Dong Woon ikut tersenyum melihat Hyun Seung yang memejamkan matanya karena kelelahan. Doo Joon, Jun Hyung dan Yo Seob juga melihat ke arah Hyun Seung setelah Gi Kwang memberi-tahu mereka kalau teman mereka sudah sampai.
Doo Joon segera menghampiri Hyun Seung lalu menepuk kecil pundak temannya itu. Hyun Seung membuka matanya lalu bangun. Dia tersenyum pada Doo Joon yang memberikan air minum padanya. Dengan segera dia meminum air itu. Dia terus-terusan tersenyum. Kata-kata Chae Hee terngiang-ngiang terus di kepalanya. Ya, Hyun Seung menyukai Chae Hee.
Chae Hee adalah teman Hyun Seung semasa kecil karena mereka adalah tetangga. Chae Hee adalah gadis yang sangat cantik. Tubuhnya tinggi semampai dengan pinggulnya yang sangat kecil. Rambutnya yang berwarna coklat kemerahan itu selalu dibiarkannya terurai walau terkadang saat sedang berolahraga atau melukis diikat olehnya. Chae Hee adalah murid wanita terpopuler di sekolahnya namun dia tidak pernah punya pacar. Chae Hee memiliki banyak keahlian di bidang seni. Dia bisa melukis, bermain piano, biola, bahkan dia bisa bernyanyi. Suaranya sangat merdu untuk didengar. Chae Hee juga berbakat di bidang olahraga. Karena tubuhnya yang tinggi semampai, dia pandai bermain basket dan volley. Dia juga adalah murid terpintar di sekolahnya.
Perbedaan umur Hyun Seung dengan Chae Hee tidak terpaut jauh. Hyun Seung lebih tua satu tahun dari Chae Hee. Chae Hee saat ini masih bersekolah di Nam Hyun Art High School. Chae Hee akan segera lulus dari sekolahnya dan akan mengikuti Hyun Seung melanjutkan kuliah di Seoul University di bagian Seni.
Hyun Seung sudah menyukai Chae Hee sejak 3 tahun yang lalu saat Chae Hee hendak lulus dari sekolah menengah pertamanya. Hyun Seung menyukai Chae Hee sejak dia melihat Chae Hee sedang bermain basket bersama teman-teman sekolahnya di lapangan sekitar kompleks perumahan mereka. Itu pertama kalinya Hyun Seung melihat Chae Hee bermain basket. Dia semakin menyukai Chae Hee ketika tahu kalau Chae Hee adalah kapten tim basket putri di sekolahnya. Dia melihat sisi lain dari Chae Hee yang biasanya terlihat anggun. Hyun seung selalu tidak percaya diri untuk menyatakan cintanya pada Chae Hee yang sudah dipendamnya selama 3 tahun terakhir.
Hyun Seung yang sedari-tadi tersenyum karena kata-kata Chae Hee, “Aku rindu oppa”, terus terngiang di telinganya, tak menyadari kalau dosennya sudah datang dan sudah mulai mengajar. Hyun Seung benar-benar tidak fokus pada pelajaran pertamanya.
“Hyung!! Hyung!! Kau kenapa?? Kenapa dari-tadi tersenyum tidak jelas begitu??”,tegur Dong Woon yang mulai takut dengan sikap temannya itu.
“Oh?! Ah, tidak apa-apa. Kapan kelasnya selesai??”, lamunan Hyun Seung buyar.
“Ya ampun! Kelas saja bari dimulai 30 menit yang lalu dan kau bertanya kapan selesai?? Masih ada 2 jam 30 menit lagi, hyung!! Kau ini bagaimana sih?? Masa tidak lihat jadwal?? Lagipula kita masih ada mata kuliah berikutnya dan menghabiskan 2 jam di kelas”, jelas Dong Woon panjang lebar. Hyun Seung hanya bengong mendengar penjelasan Dong Woon. Itu artinya masih butuh sekitar 5 jam lagi untuk bisa menelepon Chae Hee. Hyun Seung membenarkan posisi duduknya dan merasa kecewa.
5 Jam berlalu. Hyun Seung yang memasang muka kusut sedari-tadi akhirnya kembali tersenyum. Dia segera berlari ke paviliun sambil memencet tombol nomor 1 pada ponselnya. Teman-temannya hanya bisa memandanginya dengan heran. Mereka tak pernah melihat Hyun Seung seperti itu. Mereka langsung bisa menebak pasti seorang gadis dan itu artinya Hyun Seung sedang jatuh cinta. Doo Joon hanya tersenyum. Dia tahu mengenai gadis itu karena Hyun Seung sering menceritakan tentang gadis itu pada Doo Joon. Doo Joon tahu kalau gadis itu sangat baik walau dia belum pernah bertemu dengan gadis itu.
“YA, LEE CHAE HEE!!! Kenapa kau lama sekali menjawab teleponku??”, kata Hyun Seung pada wanita yang ada di ujung telepon sambil merebahkan dirinya di tempat tidur.
“Oh?! Oppa?? Maaf yah. Tapi aku sedang ada tamu. Tak enak kalau bicara di telepon saat ada tamu di rumah. Nanti kutelepon lagi deh. Ok, oppa?!”
“YA!! Tamu kau bilang?? Laki-laki??”, Hyun Seung agak sedikit tak tenang atau bisa di bilang dia sedang cemburu setelah tak sengaja mendengar suara laki-laki yang memanggil nama Chae Hee di ujung sana.
“Oh?! Iya. Dia anak teman ayah. Kami seumuran dan satu sekolah. Kau tau tidak oppa?! Dia akan menikah loh tahun depan!! Mereka kesini untuk mengantar undangan. Memang sih, mereka dijodohkan. Kasihan dia. Padahal masih kecil tapi harus ikut kemauan ayahnya menikah dengan wanita yang lebih tua pula. Ya walaupun hanya beda 1 tahun sih. Eeeh, kenapa aku jadi cerita-cerita sama oppa?? Ya sudah ya. Nanti kuhubungi lagi. Bye~!”, Chae Hee menutup teleponnya dengan segera.
Ada sedikit kelegaan di hati Hyun Seung saat Chae Hee mengatakan kalau mereka kesana hanya untuk mengantar undangan. Itu artinya Chae Hee masih single dan dia masih ada kesempatan untuk menyatakan perasaannya. Satu-satunya hal yang ditakutkan Hyun Seung adalah ayah Chae Hee. Walaupun keluarga mereka dekat dan ayah Chae Hee juga dekat dengannya, dia selalu takut tidak diterima oleh ayah Chae Hee karena ayah Chae Hee mencari menantu laki-laki yang juga berlatar belakang seorang pengusaha. Keluarga Hyun Seung memang kaya-raya karena ayahnya adalah pengusaha terkenal seperti ayah Chae Hee. Namun, Hyun Seung sendiri memiliki mimpinya sendiri. Dia ingin terjun ke dunia entertainment. Dia tahu kalau ayah Chae Hee tidak akan suka jika anaknya menikahi seorang superstar. Tapi kali ini tekad Hyun Seung untuk menyatakan perasaanya pada Chae Hee sudah bulat. Dia akan mengatakannya pada saat libur musim dingin yang akan datang sekitar 3 bulan lagi.
***
3 Bulan Kemudian
Seluruh murid-murid yang ada di Korea baik yang masih bersekolah ataupun sudah kuliah, akan menghabiskan masa liburan musim dingin mereka selama 1 bulan. Ini merupakan moment yang sangat mereka nantikan setelah liburan musim panas selama 3 bulan. Semua murid sudah menyiapkan banyak rencana untuk menghabiskan waktu saat liburan mereka tak terkecuali para murid pria yang ada di Seoul University itu.
Jun Hyung yang sudah memiliki kekasih bernama Kang Min Ji, akan menghabiskan liburannya bersama sang kekasih di Pulau Jeju. Mereka tidak pergi berdua saja. Gi Kwang dan kekasihnya, Baek Seung Mi juga Yo Seob dan Dong Woon akan ikut.
Gi Kwang dan Seung Mi bertemu di cafetaria kampus saat makan siang 2 bulan yang lalu. Seung Mi yang menyukai Gi Kwang terlebih dulu, terus-terusan mengejar Gi Kwang dan berhasil mendapatkan hati Gi Kwang. Mereka resmi berpacaran 1 bulan yang lalu. Seung Mi merupakan siswi fakultas hukum. Seung Mi adalah siswi terpandai di fakultasnya. Seung Mi tidak begitu cantik dan menarik tapi karena hatinya yang baik, Gi Kwang akhirnya jatuh hati padanya. Satu-satunya hal yang sangat disukai Gi Kwang dari Seung Mi selain hatinya yang baik adalah suara emas nan merdu milik Seung Mi. Gi Kwang sangat senang mendengarkan kekasihnya itu saat sedang bernyanyi.
Lain dengan Jun Hyung dan Min Ji. Mereka bertemu di dekat tempat kerja Min Ji yaitu mini-market milik kampus sekitar 3 bulan yang lalu. Min Ji yang saat itu sedang bekerja sambilan di sana, tak sengaja menyiram Jun Hyung yang sedang lewat dengan air bekas dia mengepel lantai mini-market. Berapa-kalipun Min Ji meminta maaf, Jun Hyung tidak pernah memaafkannya malah selalu mengerjai Min Ji walaupun dia hanya menyuruh orang-orang untuk mengerjai Min Ji. Hingga akhirnya, Min Ji yang kehilangan kesabaran menghampiri Jun Hyung lalu menamparnya. Jun Hyung yang tidak tahu kalau Min Ji adalah cucu dari pemilik Seoul University, membawa Min Ji ke ruang rektor untuk mengadukan perbuatan Min Ji. Pada akhirnya, justru Jun Hyunglah yang kena hukuman karena sang rektor tahu kalau Min Ji adalah cucu dari pemilik universitas yang juga adalah murid fakultas seni.
Entah kenapa, Jun Hyung selalu menghindar saat berpapasan dengan Min Ji di kampus. Dia selalu merasakan detak jantungnya yang tak beraturan jika melihat Min Ji setelah malam pesta dansa yang di laksanakan 2 bulan yang lalu. Min Ji saat itu memakai gaun pendek berwarna biru muda yang memperlihatkan kulit punggung dan lengannya yang putih mulus. Rambut Min Ji yang digelung memperlihatkan lehernya yang jenjang dan sangat menawan. Wajah Min Ji juga sangat terlihat cantik dengan make-up natural yang dipakainya. Malam itu, Min Ji benar-benar terlihat anggun dan menawan. Jun Hyung terbelalak melihat Min Ji yang seperti itu hingga akhirnya dia jatuh cinta pada Min Ji. Tak lama berselang, Jun Hyung menyatakan perasaanya pada Min Ji lalu mereka menjadi sepasang kekasih.
Mereka akan berangkat ke pulau Jeju 3 hari lagi dan sedang bersiap-siap dengan bawaan mereka masing-masing. Doo Joon dan Hyun Seung masih belum memutuskan ingin pergi kemana. Mereka tak mau ikut ke pulau Jeju karena mereka sudah bosan ke pulau Jeju.
Tiba-tiba Hyun Seung ingat akan tekadnya untuk menyatakan perasaan pada Chae Hee. Dia langsung mengepak-ngepak barangnya. Dia ingin pulang ke rumahnya dan melepas rindu yang sudah dipendamnya selama 4 bulan. Mereka hanya berhubungan lewat telepon dan itu masih belum cukup bagi Hyun Seung. Dia ingin melihat wajah Chae Hee.
Doo Joon yang melihat Hyun Seung sedang mengepak barang-barangnya terlihat heran. Dia menghampiri Hyun Seung yang sedang merapikan barang-barangnya itu. Dia menepuk pelan pundak Hyun Seung yang sedang memakai ear-phonenya.
“Hyun Seung, kau mau kemana?? Sudah dapat tempat untuk berlibur??”
“Uhm.. Ya, kurasa aku sudah dapat tempat berlibur. Ada apa?? Kau belum dapat tempat??”
“Ya, aku belum menemukan tempat untuk menghabiskan liburanku”
“Kenapa kau tak pulang saja ke rumah?? Kau tak rindu pada keluargamu?? Aku saja akan kembali ke rumah. Aku rindu keluargaku”
“Oh?! Tidak bisa. Orang tuaku sedang pergi untuk urusan bisnisnya dan kakak perempuanku sedang sibuk dengan pekerjaannya. Di rumah aku hanya akan berdiam diri saja. Tak ada satupun anggota keluarga di rumah. Menyebalkan sekali, bukan?! Hey, bagaimana kalau aku ikut kau saja?? Sekalian aku ingin kenal dengan keluargamu”.
Hyun Seung berpikir sejenak dan akhirnya ia mengiyakan kemauan Doo Joon. Hitung-hitung sekalian dia ingin mengenalkan Doo Joon pada adik perempuannya yang sebaya dengan Chae Hee. Siapa tahu adiknya akan suka dengan Doo Joon. Doo Joon segera kembali ke kamarnya dan merapikan semua barang-barang yang akan dibawanya ke rumah Hyun Seung. Dia sangat senang akhirnya bisa pergi berlibur biarpun hanya menginap di rumah temannya ketimbang pulang ke rumahnya yang sepi tak ada orang itu.
Setelah selesai bersiap, Hyun Seung dan Doo Joon segera pamit pada empat orang teman mereka lalu pergi meninggalkan paviliun. Mereka mengendarai Porsche Carrera GT Silver milik Hyun Seung.
Setibanya di rumah Hyun Seung yang tidak begitu jauh dari Seoul University, Doo Joon segera menyapa keluarga Hyun Seung yang sudah menunggu di depan rumah untuk menyapa Hyun Seung yang mereka rindukan. Hyun Seung sendiri tidak langsung masuk ke rumah. Dia segera berlari ke rumah Chae Hee yang berjarak hanya beda 3 rumah dari rumahnya. Namun, hanya rasa kecewa yang didapatnya. Chae Hee tidak berada di rumah. Dia kembali ke rumahnya dengan sedih.
“Oppa, mencari Chae Hee ya??”, tanya Geu Rim, adik perempuan Hyun Seung saat melihat kakaknya masuk ke dalam rumah sambil tersenyum iseng pada kakaknya itu.
“Hmm.. Dia tak ada di rumah. Kemana dia??”
“Chae Hee belum pulang sekolah, oppa!! Ini kan hari terakhirnya di sekolah sebelum libur musim dingin!! Lihat saja jam!! Ini masih jam 10 pagi, oppa!!”, tawa Geu Rim. Geu Rim tahu kakaknya sangat menyukai Chae Hee.
“Ah, iya!! Aku yang terlalu bersemangat ingin sekali bertemu dengannya. Ya sudah nanti sore aku akan kesana lagi. Sudah ya, oppa istirahat dulu. Omma, appa.. Apa kabar?? Aku sudah pulang”, kata Hyun Seung sambil masuk ke kamarnya.
Saat di kamar, Hyun Seung melihat Doo Joon yang sedang memperhatikan foto-foto yang terpampang di meja miliknya. Doo Joon berhenti di satu bingkai foto. Matanya lurus kearah foto tersebut. Hyun Seung mengikuti arah mata Doo Joon. Foto itu adalah foto Hyun Seung bersama Geu Rim dan Chae Hee.
“Kenapa?? Cantik ya??”, tanya Hyun Seung pada Doo Joon sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya yang besar itu. Dia mengira kalau Doo Joon melihat kearah adiknya.
“Ya,cantik. Sangat cantik”, jawab Doo Joon tak berkedip dari foto tersebut.
Hyun Seung terlelap dalam tidurnya. Doo Joon yang sama sekali tidak mengantuk memutuskan untuk berkeliling di sekitar kompleks perumahan Hyun Seung. Saat dia berjalan di taman dekat rumah Hyun Seung, dia menabrak seseorang. Dia meminta maaf pada gadis yang ditabraknya dan menolong gadis itu untuk berdiri. Saat Doo Joon melihat wajah sang gadis, matanya terbelalak. Dia adalah wanita yang ada di foto Hyun Seung tadi. Doo Joon merasakan detak jantungnya yang menjadi cepat ketika melihat gadis itu tersenyum padanya. Tak lama, gadis itu pergi meninggalkan Doo Joon dan berlari kearah rumahnya. Doo Joon masih tak bergerak dari posisinya. Dia tidak tahu kalau itu adalah Chae Hee, wanita yang sangat dicintai temannya. Kini, dia merasa kalau sepertinya dia menyukai gadis itu.
Sore hari, Hyun Seung yang baru bangun dari tidurnya yang cukup lama itu tidak menemukan Doo Joon di rumahnya. Dia melihat jam dan langsung masuk ke kamar mandi. Dia berpakaian dengan sangat rapi setelah selesai mandi. Dia segera berlari ke rumah Chae Hee.
Chae Hee yang membuka pintu, sedikit terkejut namun langsung memeluk Hyun Seung dengan erat. Hyun Seung tersenyum lega saat melihat Chae Hee yang membuka pintu. Dia sangat senang Chae Hee memeluknya dengan erat.
“OPPA!!! OPPA!! OPPA!! Aku kangen banget sama oppa!!! Kenapa baru pulang sekarang?? Aku benar-benar kangen sama oppa!!”, teriak Chae Hee saat melepas pelukannya. Mereka tidak tahu kalau Doo Joon sedang memperhatikan mereka dari jauh.
“Oppa, ayo masuk!! Ayah dan ibu pasti senang melihat oppa lagi!!”, kata Chae Hee sambil menggandeng tangan Hyun Seung.
Doo Joon akhirnya tahu kalau ternyata selama ini gadis itulah yang dimaksud oleh Hyun Seung di setiap ceritanya. Dia tidak ingin merebut orang yang disayang oleh temannya tapi hatinya berkata lain. Dia sangat ingin memiliki gadis itu, seperti ada magnet dari gadis itu yang menariknya. Dia kembali ke rumah Hyun Seung dan makan malam dengan keluarga Hyun Seung sementara Hyun Seung makan malam di rumah Chae Hee.
Malam harinya, saat Doo Joon dan Hyun Seung sedang bersiap untuk tidur, Doo Joon bertanya pada Hyun Seung siapa nama gadis yang ada di foto itu. Saat Hyun Seung menyebut nama Chae Hee, tekad Doo Joon semakin bulat untuk tidak jatuh cinta pada gadis itu.
Malam itu, Doo Joon tidak bisa tidur karena terus mengingat wajah Chae Hee. Dia akhirnya keluar ke balkon kamar Hyun Seung. Saat sedang melihat ke kanan, dia bisa melihat Chae Hee yang sedang berada di balkon kamarnya. Kelihatannya Chae Hee juga tidak bisa tidur. Doo Joon melihat ke sekelilingnya. Hanya ada dua balkon, yaitu balkon kamar Hyun Seung dan Chae Hee. Rumah-rumah yang lain tidak memiliki balkon.
Chae Hee yang sedang mondar-mandir di balkon kamarnya tak sengaja melihat ke arah balkon kamar Hyun Seung. Dia kaget melihat pria yang ia tabrak tadi siang ada di sana. Dia lalu tersenyum dan membungkuk pada Doo Joon. Doo Joon membalasnya. Chae Hee memberanikan diri bertanya pada Doo Joon mengapa dia berada di balkon kamar Hyun seung. Doo Joon yang tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Chae Hee langsung membuat kode agar gadis itu turun ke depan rumah dan bertemu dengannya di bawah. Chae Hee mengerti lalu langsung turun ke bawah untuk menemui Doo Joon.
“Uhmm, maaf kalau aku bertanya tak sopan seperti ini, tapi aku benar-benar penasaran kenapa kau ada di balkon kamar Hyun Seung oppa?! Kau kenal dengan Hyun Seung oppa??”, tanya Chae Hee ragu-ragu saat mereka bertemu di depan rumah Chae Hee.
“Ah,iya. Aku teman Hyun Seung di kampus. Perkenalkan namaku Doo Joon, Yoon Doo Joon. Maaf yah tadi siang aku menabrakmu.”, jawab Doo Joon ramah dengan senyumnya yang mungkin bisa melelehkan setiap hati wanita yang melihatnya. Ia berusaha menutupi degupan jantungnya yang begitu kencang saat bersama dengan gadis ini dengan senyumannya.
“Oh, halo, Doo Joon oppa. Namaku Chae Hee, Lee Chae Hee. Salam kenal yah.”, balas Chae Hee dengan ramah. Tak lupa pula ia sertakan senyumannya yang sangat manis.
Mereka saling berkenalan dan akhirnya semakin dekat malam itu. Mereka banyak membicarakan tentang Hyun Seung. Sebenarnya, Doo Joon agak sedikit sakit hati saat Chae Hee menceritakan semua kebiasaan baik maupun buruk Hyun Seung sambil tersenyum. Entah kenapa, Chae Hee juga merasakan hal yang sama dengan Doo Joon. Jantungnya berdegup dengan kencang saat melihat pria itu menatap dirinya dengan tegas dan tersenyum padanya. Mukanya merah padam saat Doo Joon untuk kesekian kalinya tersenyum pada dirinya.
Hari semakin larut dan Chae Hee terlihat semakin mengantuk. Tanpa sadar, Chae Hee tertidur di pundak Doo Joon dengan tenang. Doo Joon melihat wajah gadis itu dari dekat dan perlahan bibirnya mendekati bibir ranum Chae Hee. Belum sempat ia mencium bibir Chae Hee, gadis itu terbangun karena kaget dan tak sengaja bibir mereka bersentuhan. Chae Hee dan Doo Joon kaget secara bersamaan. Muka Chae Hee merah padam saat dia melepaskan ciuman itu. Itu adalah ciuman pertamanya.
“Ma..maaf..”, kata Chae Hee lalu berlari ke rumahnya sambil memegangi bibirnya.
Doo Joon juga kembali ke rumah Hyun Seung lalu segera masuk ke kamar. Dia segera merebahkan dirinya di tempat tidur Hyun Seung yang besar itu. Ia melihat Hyun Seung yang tertidur sangat lelap tanpa mengetahui apa yang baru saja terjadi antara temannya dan gadis yang dicintainya.
***
Keeseokan paginya, Hyun Seung dengan semangat segera berlari ke rumah Chae Hee. Ia merencanakan untuk menyatakan perasaannya malam nanti. Ia mengajak Chae Hee untuk lari pagi, kebiasaan rutin mereka setiap pagi. Chae Hee keluar dengan tampang yang kusut seperti orang yang tidak tidur semalaman.
“Kau kenapa?? Tidurmu tidak nyenyak?? Kau sakit?? Sepertinya kemarin kau baik-baik saja”, tanya Hyun Seung sambil memegang kening Chae Hee, memastikan gadis itu tidak apa-apa. Saat Chae Hee ingin menjawab, dia melihat Doo Joon yang keluar dari rumah Hyun Seung. Doo Joon pun juga keluar dengan tampang yang kusut. Mata mereka bertemu dan muka Chae Hee kembali menjadi merah padam. Dia langsung berlari meninggalkan Hyun Seung dan Doo Joon.
“KAU!! Kenapa kau juga kusut begitu?? Tidurmu tidak nyenyak??”, tanya Hyun Seung lagi pada Doo Joon yang sepertinya sedang menghindar dari Hyun Seung.
“Ah, tidak. Aku hanya tidak enak badan”, jawabnya seraya masuk ke dalam rumah. Hyun Seung bingung dengan kelakuan temannya itu. Dia lalu berlari menyusul Chae Hee.
Hyun Seung melihat Chae Hee yang terduduk di kursi taman sambil memegangi pipinya. Hyun Seung menghampiri gadis itu.
“Oppa, itu teman oppa?? Oppa....”, kata Chae Hee agak terbata-bata saat Hyun Seung baru duduk di sebelahnya.
“Oh, iya. Ada apa??”
“Aku.. Kurasa.. Kurasa aku jatuh cinta..”, kata Chae Hee sambil menutupi mukanya.
“HAH?! APA?! Kau.. Kau jatuh cinta... dengan... temanku???”, tanya Hyun Seung tak percaya.
“Kurasa.. begitu.. OPPA!! Kau harus mendekatkan aku padanya yah!! Ini pertama kalinya aku jatuh cinta!! Ya ya ya ya?? Kumohon..”, pinta Chae Hee sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hyun Seung yang sudah agak lemas karena mendengar kata-kata Chae Hee. Tak sadar, Hyun Seung menganggukan kepalanya. Chae Hee yang kegirangan langsung memeluk Hyun Seung.
“KYAAAA~~ Terima kasih, oppa!! Aku benar-benar sayang sama oppa!!”
Hati Hyun Seung hancur berkeping-keping. Dia menyalahkan dirinya sendiri yang tidak pernah berani menyatakan perasaan pada Chae Hee. Semua rencana yang telah ia susun, hancur berantakan. Dia pulang dengan sangat kecewa.
Saat dia melihat Doo Joon yang sedang duduk di sofa sambil asik bermain handphone, ada suatu keinginan di hatinya untuk memukul temannya itu karena telah merebut hati wanita yang sudah dia cintai sejak lama. Doo Joon menyadari kepulangan Hyun Seung lalu tersenyum padanya. Dia memberikan Hyun Seung sebotol air putih untuk diminumnya. Hyun Seung menarik tangan Doo Joon dan membawa Doo Joon ke halaman rumahnya.
“Kau.. Hhh.. Aku bingung harus mulai darimana.. Kau tahu gadis tadi yang bicara denganku??”, tanya Hyun Seung dengan nada yang sangat berat.
“Chae Hee maksudmu?? Ya, aku tahu. Ada apa??”
“Darimana kau tahu Chae Hee??”
“Aku dan dia bertemu semalam saat kami sedang tidak bisa tidur dan kami sempat berbincang-bincang sebentar. Lalu kami sempat berkenalan. Memangnya ada apa sih?!”, tanya Doo Joon dengan penasaran.
“Chae Hee barusan bilang padaku kalau dia... suka... padamu... Benar hanya itu?? Kalian tidak berbuat apa-apa?? Chae Hee bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta”
“A.. apa kau bilang barusan?? Chae Hee suka padaku?? Benarkah??”, tanya Doo Joon tak percaya.
Hyun Seung hanya mengangguk lemas. Dia bukan tipe pria yang gampang marah karena cintanya yang tak terbalas.
“Kuharap, kau mau menjaganya. Kau tahu ‘kan kalau aku menyukainya. Aku tak pernah bisa marah. Bahkan saat gadis yang kucintai menyukai orang lain yang tak lain adalah sahabatku sendiripun, aku benar-benar tak bisa marah. Kuharap kau benar-benar menjaganya, ya. Jaga dia untukku. Kumohon.”, kata Hyun Seung hampir menangis. Hyun Seung lalu pergi meninggalkan Doo Joon dan masuk ke kamarnya. Dia sempat menangis di kamar. Kembali, dia melihat fotonya dan Chae Hee yang ada di dompetnya. Dia teringat lagi akan janjinya pada Chae Hee 13 tahun yang lalu bahwa dia akan selalu menjaga Chae Hee bahkan sampai mati.
Doo Joon yang masih mematung di halaman rumah Hyun seung, mulai menyadarkan dirinya sendiri dan segera berlari ke rumah Chae Hee. Saat itu, Chae Hee yang membuka pintu langsung kaget melihat Doo Joon yang berada di sana. Doo Joon menanyakan tentang apa yang barusan dia dengar dari Hyun Seung. Chae Hee mengangguk sedikit menandakan kalau itu benar. Doo Joon yang tidak ingin langsung menjadikan Chae Hee kekasihnya memberi syarat kalau mereka harus menjadi teman dahulu baru menjadi kekasih. Doo Joon juga sempat mengatakan kalau Hyun Seung sebenarnya menyukai Chae Hee. Gadis itu hanya tersenyum dan berkata kalau Hyun Seung hanya dia anggap sebagai kakak sendiri, tidak lebih.
***
6 Bulan Kemudian
Liburan musim dingin kini sudah usai dan musim telah berganti menjadi musim semi. Doo Joon dan Chae Hee akhirnya menjadi sepasang kekasih. Mereka menjalani hari-hari sebagai pasangan kekasih yang bahagia. Hyun Seung hanya bisa melihat mereka dengan hati yang sedih. Hatinya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa sahabat dekatnya menjadi kekasih wanita yang dicintainya.
Jun Hyung, Gi Kwang, Yo Seob dan Dong Woon hanya bisa menghibur Hyun Seung. Mereka terkadang juga berusaha membantu Hyun Seung untuk melupakan Chae Hee dengan menjodohkan Hyun Seung dengan siswi yang lain. Semua usaha mereka sia-sia. Hyun Seung benar-benar belum bisa melupakan Chae Hee.
Chae Hee yang akan lulus sekolah dalam 2 bulan sudah tidak sabar ingin segera masuk ke Seoul University. Itu artinya, dia akan terus berada di sisi kekasihnya sepanjang waktu tanpa harus ada yang mengawasi mereka. Kekasih Doo Joon ini sangat merindukan sang pacar karena mereka mulai jarang bertemu sejak Doo Joon mendapatkan banyak tugas yang didapat dari dosen.
Orang tua Chae Hee agak tidak setuju dengan keputusan Chae Hee yang memacari seorang yang bukan pengusaha. Chae Hee bersikeras kalau ini adalah kehidupannya dan tidak ada satu orangpun yang bisa mengatur hidupnya. Menurut Chae Hee, uang bukanlah segalanya di dunia ini. Cinta tidak bisa dibeli dengan uang menurutnya. Maka itu orang tuanya kalah pada Chae Hee. Mereka membiarkan Chae Hee dan Doo Joon berkencan dan itu makin membuat hati Hyun Seung sakit. Hyun Seung menyesal mengapa tidak dari dulu dia menyatakan perasaanya pada Chae Hee kalau ternyata seperti ini.
Satu hari, keluarga Chae Hee mendapat masalah besar. Perusahaan keluarga Chae Hee bangkrut dan orang tua Chae Hee terpaksa meminjam uang pada lintah darat untuk menopang kehidupan mereka. Tapi karena perusahaan keluarga Chae Hee terus-terusan mengalami penurunan, akhirnya Chae Hee dan keluarganya jatuh miskin. Doo Joon selalu berada di sisi Chae Hee selama masa-masa sulit baginya itu. Keluarga Doo Joon pun ikut membantu keluarga Chae Hee namun apa daya, karena bunga pinjaman orang tua Chae Hee semakin banyak, maka semua uang yang di beri keluarga Doo Joon tidak cukup untuk menolong perusahaan keluarga Chae Hee.
Hal serupa dilakukan oleh keluarga Hyun Seung. Semua usaha agar perusahaan terselamatkan telah berakhir sia-sia. Orang tua Chae Hee ditipu oleh seseorang yang mengaku-ngaku sebagai pengusaha terkenal dari China. Semua saham orang tua Chae Hee dengan segera diambil oleh orang tersebut.
Sementara itu, orang tua Chae Hee yang telah jatuh miskin, selalu melarikan diri dari lintah darat yang selalu menagih hutang yang semakin menanjak tinggi nilainya. Mereka kini tinggal di pemukiman yang bisa dibilang agak kumuh. Doo Joon yang sangat mencintai Chae Hee tidak pernah meninggalkan kekasihnya itu. Doo Joon terus membantu Chae Hee mencari uang untuk membayar kembali semua hutang-hutang orang tuanya.
Hyun Seung yang masih sangat mencintai Chae Hee selalu diam-diam membantu wanita itu membayar sedikit demi sedikit hutang-hutang keluarganya dari hasil kerja sambilannya. Dia meminta para lintah darat itu untuk tidak memberitahukan Chae Hee kalau dia yang membantu membayar. Dia masih ingin menepati janji yang telah dia buat dengan Chae Hee 13 tahun lalu itu. Dia kembali teringat apa yang mereka ucapkan saat itu.
“Hyunseung oppa, janji yah kau tidak akan meninggalkanku selamanya”
“Oh, tentu saja. Aku akan selalu melindungimu apapun yang terjadi sampai aku mati. Aku berjanji”
“Sungguh??Benar??Aku benar-benar sayang oppa!! Terima kasih,oppa!!”
Hyun Seung menangis saat mengingat kejadian itu. Kini dia tahu maksud dari mimpi-mimpinya yang sangat buruk dan membuatnya selalu khawatir. Ya, nyawa Chae Hee sedang terancam. Semenjak orang tua Chae Hee melarikan diri, Chae Hee lah yang harus memenuhi pembayaran hutang-hutang tersebut. Jika Chae Hee tidak bisa membayar semua itu pada jatuh tempo, nyawa Chae Hee akan terenggut.
Hari berganti hari dan kini jatuh tempo pembayaran sudah semakin dekat. Chae Hee sangat takut. Hyun Seung yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk membantu Chae Hee juga masih belum bisa menutup semua hutang-hutang keluarga Chae Hee. Doo Joon yang juga selalu ada di sisi Chae Hee terus membantu gadis yang dicintainya itu. Doo Joon berpikir akan lebih baik jika dia menikahi Chae Hee. Tapi, keluarga Doo Joon tidak menyetujui hubungan mereka.
“Oppa, aku takut. Aku tak mau pisah dengan oppa secepat ini. Aku belum mau mati!!!”, teriak Chae hee sambil menangis di pelukan Doo Joon.
“BODOH!! Jangan bilang begitu!!! Oppa akan selalu menjagamu apapun yang terjadi!!! Kau tidak akan mati!! Oppa jamin!!!”, teriak Doo Joon pada Chae Hee. Pelukannya semakin erat. Ini memang adalah saat-saat tersulit dalam kehidupan Chae Hee.
***
Chae Hee akhirnya lulus dari sekolahnya dan memulai kehidupannya sebagai seorang mahasiswi di Seoul University. Semua biaya kuliahnya di bantu oleh keluarga Hyun Seung. Hutang-hutang Chae Hee pun akhirnya lunas di bayar dengan susah payah. Chae Hee terus memohon pada para lintah darat itu agar diberi tambahan waktu hingga akhirnya, semua telah terbayar.
Chae Hee dan Doo Joon akan segera menikah walaupun hubungan mereka masih ditentang habis-habisan oleh keluarga Doo Joon. Doo Joon tidak peduli dengan keputusan orang tuanya. Dia sangat mencintai Chae Hee dan tidak bisa melepaskan gadis itu.
Pada hari pernikahan Doo Joon dan Chae Hee, Hyun Seung dan teman-teman mereka yang lain datang. Hyun Seung merasakan sesuatu yang tidak enak akan terjadi. Benar saja, para lintah darat itu kembali mencari Chae Hee. Ternyata jumlah yang Chae Hee bayar belumlah semuanya. Bunga-bunga pinjaman masih ada yang belum terbayar. Nyawa Chae Hee benar-benar terancam.
Para lintah darat itu bisa menemukan tempat pernikahan Doo Joon dan Chae Hee yang hanya dihadiri oleh sahabat-sahabat mereka. Kepala dari lintah darat itu meminta anak buahnya untuk membunuh Chae Hee. Dari kejauhan, mereka telah menyiapkan senjata api dan siap menembakkannya ke jantung Chae Hee.
Hyun Seung yang sedang melihat keluar jendela menyadari hal itu dan dia segera berlari melindungi dan menutupi tubuh Chae Hee.
DHUARRR!! Bunyi suara tembakan memecahkan suasana hening akan kebahagiaan Doo Joon dan Chae Hee yang baru saja resmi menjadi suami dan istri. Hyun Seung terkapar di lantai dengan darah yang sangat banyak keluar dari tubuhnya. Gaun pengantin yang dipakai Chae Hee jelas menjadi berwarna merah akibat darah yang keluar dari tubuh Hyun Seung yang telah melindunginya.
Semua orang disana menjadi panik. Jun Hyung dan Gi Kwang dengan segera lari keluar untuk menangkap pelaku penembakan. Yo Seob segera menelepon ambulans dan Dong Woon menelepon polisi. Doo Joon berusaha menghentikan darah yang keluar dari tubuh Hyun Seung itu sementara Chae Hee memeluk tubuh Hyun Seung yang lemah sambil menangis.
“Oppa, kau bodoh sekali!! Kenapa?? Kenapa kau melakukannya?? Biarkan saja aku mati, oppa!!! Oppa!!!”, tangis Chae Hee.
“Bodoh??Tidak..A...aku...tid..ak...bo...doh...Eugh..A..ku..ha..han..hanya..ingin..me...ne..pa..tti janji...kuh..Augh..”, jawab Hyun Seung terbata-bata menahan rasa sakit.
“Janji?? Itu kan hanya janji seorang anak kecil, oppa!!! Jangan tinggalkan aku!!!”, teriak Chae hee kembali sambil menangis.
“Ti...da..k...itu...ada...lah...eugh...jan...ji...yang...ku...ku..kubu..at...un..tuk...wa...wani...ta..yang..sang..at...ku..cin..ta..i..agh..aku..harus se...lalu mene...pati...jan...ji...itu...AAAGH!!!”, kata Hyun Seung yang semakin tidak dapat menahan rasa sakitnya.
Sementara itu, Jun Hyung dan Gi Kwang berhasil menangkap si pelaku penembakan. Polisi juga sudah datang dan begitu juga ambulans. Si penembak berhasil di bawa ke kantor polisi dan Hyun Seung dibawa ambulans ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Chae Hee menggenggam tangan Hyun Seung.
“Oppa, janji kau harus tetap hidup!! Kumohon!!”, tangis Chae Hee.
“Ken..apa..pengan...tin..men..ang...is..di..hari..per...ni...ka..han..nya??Ter..senyum...lah,man..is..!Oppa..ti..dak..akan..kenapa..ken..apa...Doo..Joon,ja...ga...di...a...un...tuk..ku..ya..ku..mo..hon..”
Doo Joon hanya mengangguk kecil sementara Chae Hee masih terus menangis.
“Gadis..mung..il..itu..ki..ni..sud..ah..men..ja..di..is..tri..sa..habat..ku..ak..kuh..se..n..ang...Aku su..dah..mene..pat..i jan..ji..ku..Jaga..di..a”, kata Hyun Seung sembari menutup matanya.
“OPPA!!! OPPAAAAA!!!! OPPAAAA!!!! OPPA, BUKA MATAMU!!! OPPPPPAAAAAA!!!!”, teriak Chae Hee sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hyun Seung dan menangis. Namun sang empunya tubuh sama sekali tidak bergeming. Bak seseorang yang sedang tidur nyenyak, Hyun Seung menutup matanya. Doo Joon meneteskan air matanya dan memeluk tubuh istrinya itu.
Sesampainya di rumah sakit, Jun Hyung beserta yang lain terkejut karena mendapatkan Hyun Seung yang sudah “tertidur” dengan nyenyak saat dalam perjalan ke rumah sakit. Keluarga Hyun Seung juga sangat terpukul dengan kabar ini. Chae Hee pingsan dalam pelukan Doo Joon. Situasi semakin memburuk di hari pernikahan Doo Joon dan Chae Hee saat dokter mengatakan kalau Hyun Seung sudah meninggal.
***
Setahun sudah terlewat setelah kepergian Hyun Seung. Doo Joon dan Chae Hee memiliki keluarga yang bahagia walaupun bayang-bayang Hyun seung terkadang muncul dalam benak Chae Hee. Orang tua Doo Joon pada akhirnya menerima Chae Hee sebagai menantu mereka.
Jun Hyung dan Gi Kwang juga sudah memiliki keluarga mereka masing-masing. Yo Seob dan Dong Woon baru saja menemukan wanita yang sedang mereka kencani saat ini.
Semua hutang-hutang Chae Hee otomatis lunas oleh para polisi yang telah menangkap kepala dari lintah darat tersebut. Kehidupannya kini sangat tenang bersama keluarganya yang baru.
***THE END***
NOTE : THIS FANFIC ACTUALLY IS FOR A COMPETITION BUT I LOST FROM THE OTHERS COMPETITOR SO I DECIDED TO PUBLISHED IT ON MY BLOG..THANKS..
“Oh, tentu saja. Aku akan selalu melindungimu apapun yang terjadi sampai aku mati. Aku berjanji”
“Sungguh??Benar??Aku benar-benar sayang oppa!! Terima kasih,oppa!!”
******
HyunSeung terbangun dari tidurnya. Dia melihat dua teman sekamarnya yang telah rapi dengan pakaian mereka. Dia lupa kalau hari ini adalah hari pertama mereka masuk kuliah. Setelah masuk ke asrama kampus 2 minggu yang lalu, dia langsung akrab dengan teman-teman sekamarnya, Yoon Doo Joon dan Yong Jun Hyung. Mereka pun akrab dengan tiga orang lainnya yang juga satu paviliun dengan mereka di asrama kampus itu. Mereka adalah Yang Yo Seob, Lee Gi Kwang dan Son Dong Woon. Mereka ber-enam bertemu saat orientasi mahasiswa baru di Seoul University dan langsung akrab karena mereka mengikuti jurusan yang sama yaitu, akting. Paviliun yang mereka tempati adalah paviliun khusus bagi anak-anak yang cukup “ber-uang”. Paviliun mereka memiliki 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, ruang tamu, dapur, ruang makan dan ruang belajar bersama. Kamar pertama yang berada di dekat ruang tamu ditempati oleh Yo Seob dan Doo Joon. Kamar kedua yang berada di seberang kamar pertama di tempati oleh Jun Hyung dan Gi Kwang. Kamar terakhir yang berada dekat ruang belajar ditempati oleh Hyun Seung dan Dong Woon.
“YA!! Dasar kau pemalas, Jang Hyun Seung!!! Cepat bersiap-siap!!! Kelas sebentar lagi akan dimulai!!”, omel Jun Hyung yang melihat Hyun Seung keluar dari kamar dengan berantakan.Muka Hyun Seung terlihat pucat dan mengeluarkan banyak keringat di tubuhnya. Dia berjalan menunduk.
“Apa kau mendapatkan mimpi yang sama lagi, Hyun Seung??”, Doo Joon bertanya pada Hyun Seung yang berjalan sempoyongan. Doo Joon adalah yang paling tua di paviliun itu. Dia paling dewasa di antara mereka.
“Ah, iya. Aku bingung mengapa aku selalu bermimpi seperti itu setiap hari sejak aku tiba di Seoul. Aku tidak pernah tenang saat bangun, seperti ada yang menghantuiku dan selalu membuat hatiku tidak tenang mengkhawatirkan sesuatu”, Hyun Seung menatap mata Doo Joon dengan suatu kesedihan yang terpancar dari matanya.
Doo Joon menepuk pundak Hyun Seung dan memberikan semangat. Hyun Seung tersenyum pada Doo Joon dan berterima-kasih padanya. Sementara Doo Joon sedang bersiap-siap untuk pergi sarapan dengan Jun Hyung di cafetaria kampus, Hyun Seung segera berjalan menuju kamar mandi sambil menyeret handuknya. Yo Seob keluar dari kamarnya dan mendapati Hyun Seung yang belum mandi.
“Aigoo, Hyun Seung. Kau itu.. Cepatlah mandi. Kalau tidak nanti akan terlambat masuk ke kelas. Ingat, hari ini adalah hari pertama kita masuk kuliah. Kudengar dosen kita hari ini sangat galak loh?! Ya sudah ya, aku duluan. YA!!! YONG JUN HYUNG!!! YOON DOO JOON!! TUNGGU AKU!!! AKU IKUT KE CAFETARIA!!”, teriak Yo Seob yang hampir memekakkan telinga Hyun Seung.
“Ya!! Kau bisa berteriak setelah menjauhi aku kan?! Suaramu itu kencang sekali!!! Dasar kau!!”, omel Hyun Seung sambil memegang telinga kirinya dan memukul kecil kepala Yo Seob. Yo Seob hanya tertawa kecil lalu menghampiri kedua temannya itu.
***
Hyun Seung sudah selesai berpakaian namun dia tidak sempat untuk sarapan. Kelas akan dimulai 10 menit lagi dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke kampus adalah sekitar 15 menit. Dia tahu kalau dia akan terlambat 5 menit. Sementara ke-lima temannya itu sudah berada di kelas, Hyun Seung masih berlarian di koridor kampus. Ponselnya bergetar tiba-tiba. Dia melihat ponselnya lalu berhenti berlari. Dia benar-benar melihat nama yang meneleponnya. Dia tersenyum lalu segera mengangkatnya.
“Oppa?? Kenapa kau lama sekali menjawab telponku?? Aku sudah meneleponmu hampir 10 kali tapi tidak kau jawab-jawab. Kau terlambat?? Kau payah sekali, sih!! Ugh...”,omel seorang wanita diujung sana. Hyun Seung hanya tersenyum mendengar suara itu. Dia begitu merindukan suara itu. Sudah hampir 2 minggu dia tidak mendengar suara lembut itu. Dia melanjutkan larinya setelah melihat jam.
“Ah, maaf, Chae Hee-ya. Oppa memang terlambat. Oppa akan telepon kamu lagi nanti, ya. Kelas akan segera dimulai”,katanya sambil terengah-engah.
“Kau memang tidak pernah berubah. Baiklah, kutunggu teleponmu ya. Berjuanglah di hari pertamamu!! Itu yang ingin kukatakan sebenarnya. Hahaha. Dan juga, aku rindu oppa. Oke, sampai nanti!!!”, wanita bernama Chae Hee itu segera menutup teleponnya setelah sedikit menyemangati Hyun Seung.
Sesampainya di kelas, Hyun Seung langsung duduk di samping Dong Woon, salah satu temannya yang paling muda. Dia beruntung karena dosennya belum datang. Dengan nafas yang tersengal-sengal dia menaruh kepalanya di meja. Dong Woon hanya tersenyum melihat temannya itu. Gi Kwang yang akhirnya menoleh ke tempat Dong Woon ikut tersenyum melihat Hyun Seung yang memejamkan matanya karena kelelahan. Doo Joon, Jun Hyung dan Yo Seob juga melihat ke arah Hyun Seung setelah Gi Kwang memberi-tahu mereka kalau teman mereka sudah sampai.
Doo Joon segera menghampiri Hyun Seung lalu menepuk kecil pundak temannya itu. Hyun Seung membuka matanya lalu bangun. Dia tersenyum pada Doo Joon yang memberikan air minum padanya. Dengan segera dia meminum air itu. Dia terus-terusan tersenyum. Kata-kata Chae Hee terngiang-ngiang terus di kepalanya. Ya, Hyun Seung menyukai Chae Hee.
Chae Hee adalah teman Hyun Seung semasa kecil karena mereka adalah tetangga. Chae Hee adalah gadis yang sangat cantik. Tubuhnya tinggi semampai dengan pinggulnya yang sangat kecil. Rambutnya yang berwarna coklat kemerahan itu selalu dibiarkannya terurai walau terkadang saat sedang berolahraga atau melukis diikat olehnya. Chae Hee adalah murid wanita terpopuler di sekolahnya namun dia tidak pernah punya pacar. Chae Hee memiliki banyak keahlian di bidang seni. Dia bisa melukis, bermain piano, biola, bahkan dia bisa bernyanyi. Suaranya sangat merdu untuk didengar. Chae Hee juga berbakat di bidang olahraga. Karena tubuhnya yang tinggi semampai, dia pandai bermain basket dan volley. Dia juga adalah murid terpintar di sekolahnya.
Perbedaan umur Hyun Seung dengan Chae Hee tidak terpaut jauh. Hyun Seung lebih tua satu tahun dari Chae Hee. Chae Hee saat ini masih bersekolah di Nam Hyun Art High School. Chae Hee akan segera lulus dari sekolahnya dan akan mengikuti Hyun Seung melanjutkan kuliah di Seoul University di bagian Seni.
Hyun Seung sudah menyukai Chae Hee sejak 3 tahun yang lalu saat Chae Hee hendak lulus dari sekolah menengah pertamanya. Hyun Seung menyukai Chae Hee sejak dia melihat Chae Hee sedang bermain basket bersama teman-teman sekolahnya di lapangan sekitar kompleks perumahan mereka. Itu pertama kalinya Hyun Seung melihat Chae Hee bermain basket. Dia semakin menyukai Chae Hee ketika tahu kalau Chae Hee adalah kapten tim basket putri di sekolahnya. Dia melihat sisi lain dari Chae Hee yang biasanya terlihat anggun. Hyun seung selalu tidak percaya diri untuk menyatakan cintanya pada Chae Hee yang sudah dipendamnya selama 3 tahun terakhir.
Hyun Seung yang sedari-tadi tersenyum karena kata-kata Chae Hee, “Aku rindu oppa”, terus terngiang di telinganya, tak menyadari kalau dosennya sudah datang dan sudah mulai mengajar. Hyun Seung benar-benar tidak fokus pada pelajaran pertamanya.
“Hyung!! Hyung!! Kau kenapa?? Kenapa dari-tadi tersenyum tidak jelas begitu??”,tegur Dong Woon yang mulai takut dengan sikap temannya itu.
“Oh?! Ah, tidak apa-apa. Kapan kelasnya selesai??”, lamunan Hyun Seung buyar.
“Ya ampun! Kelas saja bari dimulai 30 menit yang lalu dan kau bertanya kapan selesai?? Masih ada 2 jam 30 menit lagi, hyung!! Kau ini bagaimana sih?? Masa tidak lihat jadwal?? Lagipula kita masih ada mata kuliah berikutnya dan menghabiskan 2 jam di kelas”, jelas Dong Woon panjang lebar. Hyun Seung hanya bengong mendengar penjelasan Dong Woon. Itu artinya masih butuh sekitar 5 jam lagi untuk bisa menelepon Chae Hee. Hyun Seung membenarkan posisi duduknya dan merasa kecewa.
5 Jam berlalu. Hyun Seung yang memasang muka kusut sedari-tadi akhirnya kembali tersenyum. Dia segera berlari ke paviliun sambil memencet tombol nomor 1 pada ponselnya. Teman-temannya hanya bisa memandanginya dengan heran. Mereka tak pernah melihat Hyun Seung seperti itu. Mereka langsung bisa menebak pasti seorang gadis dan itu artinya Hyun Seung sedang jatuh cinta. Doo Joon hanya tersenyum. Dia tahu mengenai gadis itu karena Hyun Seung sering menceritakan tentang gadis itu pada Doo Joon. Doo Joon tahu kalau gadis itu sangat baik walau dia belum pernah bertemu dengan gadis itu.
“YA, LEE CHAE HEE!!! Kenapa kau lama sekali menjawab teleponku??”, kata Hyun Seung pada wanita yang ada di ujung telepon sambil merebahkan dirinya di tempat tidur.
“Oh?! Oppa?? Maaf yah. Tapi aku sedang ada tamu. Tak enak kalau bicara di telepon saat ada tamu di rumah. Nanti kutelepon lagi deh. Ok, oppa?!”
“YA!! Tamu kau bilang?? Laki-laki??”, Hyun Seung agak sedikit tak tenang atau bisa di bilang dia sedang cemburu setelah tak sengaja mendengar suara laki-laki yang memanggil nama Chae Hee di ujung sana.
“Oh?! Iya. Dia anak teman ayah. Kami seumuran dan satu sekolah. Kau tau tidak oppa?! Dia akan menikah loh tahun depan!! Mereka kesini untuk mengantar undangan. Memang sih, mereka dijodohkan. Kasihan dia. Padahal masih kecil tapi harus ikut kemauan ayahnya menikah dengan wanita yang lebih tua pula. Ya walaupun hanya beda 1 tahun sih. Eeeh, kenapa aku jadi cerita-cerita sama oppa?? Ya sudah ya. Nanti kuhubungi lagi. Bye~!”, Chae Hee menutup teleponnya dengan segera.
Ada sedikit kelegaan di hati Hyun Seung saat Chae Hee mengatakan kalau mereka kesana hanya untuk mengantar undangan. Itu artinya Chae Hee masih single dan dia masih ada kesempatan untuk menyatakan perasaannya. Satu-satunya hal yang ditakutkan Hyun Seung adalah ayah Chae Hee. Walaupun keluarga mereka dekat dan ayah Chae Hee juga dekat dengannya, dia selalu takut tidak diterima oleh ayah Chae Hee karena ayah Chae Hee mencari menantu laki-laki yang juga berlatar belakang seorang pengusaha. Keluarga Hyun Seung memang kaya-raya karena ayahnya adalah pengusaha terkenal seperti ayah Chae Hee. Namun, Hyun Seung sendiri memiliki mimpinya sendiri. Dia ingin terjun ke dunia entertainment. Dia tahu kalau ayah Chae Hee tidak akan suka jika anaknya menikahi seorang superstar. Tapi kali ini tekad Hyun Seung untuk menyatakan perasaanya pada Chae Hee sudah bulat. Dia akan mengatakannya pada saat libur musim dingin yang akan datang sekitar 3 bulan lagi.
***
3 Bulan Kemudian
Seluruh murid-murid yang ada di Korea baik yang masih bersekolah ataupun sudah kuliah, akan menghabiskan masa liburan musim dingin mereka selama 1 bulan. Ini merupakan moment yang sangat mereka nantikan setelah liburan musim panas selama 3 bulan. Semua murid sudah menyiapkan banyak rencana untuk menghabiskan waktu saat liburan mereka tak terkecuali para murid pria yang ada di Seoul University itu.
Jun Hyung yang sudah memiliki kekasih bernama Kang Min Ji, akan menghabiskan liburannya bersama sang kekasih di Pulau Jeju. Mereka tidak pergi berdua saja. Gi Kwang dan kekasihnya, Baek Seung Mi juga Yo Seob dan Dong Woon akan ikut.
Gi Kwang dan Seung Mi bertemu di cafetaria kampus saat makan siang 2 bulan yang lalu. Seung Mi yang menyukai Gi Kwang terlebih dulu, terus-terusan mengejar Gi Kwang dan berhasil mendapatkan hati Gi Kwang. Mereka resmi berpacaran 1 bulan yang lalu. Seung Mi merupakan siswi fakultas hukum. Seung Mi adalah siswi terpandai di fakultasnya. Seung Mi tidak begitu cantik dan menarik tapi karena hatinya yang baik, Gi Kwang akhirnya jatuh hati padanya. Satu-satunya hal yang sangat disukai Gi Kwang dari Seung Mi selain hatinya yang baik adalah suara emas nan merdu milik Seung Mi. Gi Kwang sangat senang mendengarkan kekasihnya itu saat sedang bernyanyi.
Lain dengan Jun Hyung dan Min Ji. Mereka bertemu di dekat tempat kerja Min Ji yaitu mini-market milik kampus sekitar 3 bulan yang lalu. Min Ji yang saat itu sedang bekerja sambilan di sana, tak sengaja menyiram Jun Hyung yang sedang lewat dengan air bekas dia mengepel lantai mini-market. Berapa-kalipun Min Ji meminta maaf, Jun Hyung tidak pernah memaafkannya malah selalu mengerjai Min Ji walaupun dia hanya menyuruh orang-orang untuk mengerjai Min Ji. Hingga akhirnya, Min Ji yang kehilangan kesabaran menghampiri Jun Hyung lalu menamparnya. Jun Hyung yang tidak tahu kalau Min Ji adalah cucu dari pemilik Seoul University, membawa Min Ji ke ruang rektor untuk mengadukan perbuatan Min Ji. Pada akhirnya, justru Jun Hyunglah yang kena hukuman karena sang rektor tahu kalau Min Ji adalah cucu dari pemilik universitas yang juga adalah murid fakultas seni.
Entah kenapa, Jun Hyung selalu menghindar saat berpapasan dengan Min Ji di kampus. Dia selalu merasakan detak jantungnya yang tak beraturan jika melihat Min Ji setelah malam pesta dansa yang di laksanakan 2 bulan yang lalu. Min Ji saat itu memakai gaun pendek berwarna biru muda yang memperlihatkan kulit punggung dan lengannya yang putih mulus. Rambut Min Ji yang digelung memperlihatkan lehernya yang jenjang dan sangat menawan. Wajah Min Ji juga sangat terlihat cantik dengan make-up natural yang dipakainya. Malam itu, Min Ji benar-benar terlihat anggun dan menawan. Jun Hyung terbelalak melihat Min Ji yang seperti itu hingga akhirnya dia jatuh cinta pada Min Ji. Tak lama berselang, Jun Hyung menyatakan perasaanya pada Min Ji lalu mereka menjadi sepasang kekasih.
Mereka akan berangkat ke pulau Jeju 3 hari lagi dan sedang bersiap-siap dengan bawaan mereka masing-masing. Doo Joon dan Hyun Seung masih belum memutuskan ingin pergi kemana. Mereka tak mau ikut ke pulau Jeju karena mereka sudah bosan ke pulau Jeju.
Tiba-tiba Hyun Seung ingat akan tekadnya untuk menyatakan perasaan pada Chae Hee. Dia langsung mengepak-ngepak barangnya. Dia ingin pulang ke rumahnya dan melepas rindu yang sudah dipendamnya selama 4 bulan. Mereka hanya berhubungan lewat telepon dan itu masih belum cukup bagi Hyun Seung. Dia ingin melihat wajah Chae Hee.
Doo Joon yang melihat Hyun Seung sedang mengepak barang-barangnya terlihat heran. Dia menghampiri Hyun Seung yang sedang merapikan barang-barangnya itu. Dia menepuk pelan pundak Hyun Seung yang sedang memakai ear-phonenya.
“Hyun Seung, kau mau kemana?? Sudah dapat tempat untuk berlibur??”
“Uhm.. Ya, kurasa aku sudah dapat tempat berlibur. Ada apa?? Kau belum dapat tempat??”
“Ya, aku belum menemukan tempat untuk menghabiskan liburanku”
“Kenapa kau tak pulang saja ke rumah?? Kau tak rindu pada keluargamu?? Aku saja akan kembali ke rumah. Aku rindu keluargaku”
“Oh?! Tidak bisa. Orang tuaku sedang pergi untuk urusan bisnisnya dan kakak perempuanku sedang sibuk dengan pekerjaannya. Di rumah aku hanya akan berdiam diri saja. Tak ada satupun anggota keluarga di rumah. Menyebalkan sekali, bukan?! Hey, bagaimana kalau aku ikut kau saja?? Sekalian aku ingin kenal dengan keluargamu”.
Hyun Seung berpikir sejenak dan akhirnya ia mengiyakan kemauan Doo Joon. Hitung-hitung sekalian dia ingin mengenalkan Doo Joon pada adik perempuannya yang sebaya dengan Chae Hee. Siapa tahu adiknya akan suka dengan Doo Joon. Doo Joon segera kembali ke kamarnya dan merapikan semua barang-barang yang akan dibawanya ke rumah Hyun Seung. Dia sangat senang akhirnya bisa pergi berlibur biarpun hanya menginap di rumah temannya ketimbang pulang ke rumahnya yang sepi tak ada orang itu.
Setelah selesai bersiap, Hyun Seung dan Doo Joon segera pamit pada empat orang teman mereka lalu pergi meninggalkan paviliun. Mereka mengendarai Porsche Carrera GT Silver milik Hyun Seung.
Setibanya di rumah Hyun Seung yang tidak begitu jauh dari Seoul University, Doo Joon segera menyapa keluarga Hyun Seung yang sudah menunggu di depan rumah untuk menyapa Hyun Seung yang mereka rindukan. Hyun Seung sendiri tidak langsung masuk ke rumah. Dia segera berlari ke rumah Chae Hee yang berjarak hanya beda 3 rumah dari rumahnya. Namun, hanya rasa kecewa yang didapatnya. Chae Hee tidak berada di rumah. Dia kembali ke rumahnya dengan sedih.
“Oppa, mencari Chae Hee ya??”, tanya Geu Rim, adik perempuan Hyun Seung saat melihat kakaknya masuk ke dalam rumah sambil tersenyum iseng pada kakaknya itu.
“Hmm.. Dia tak ada di rumah. Kemana dia??”
“Chae Hee belum pulang sekolah, oppa!! Ini kan hari terakhirnya di sekolah sebelum libur musim dingin!! Lihat saja jam!! Ini masih jam 10 pagi, oppa!!”, tawa Geu Rim. Geu Rim tahu kakaknya sangat menyukai Chae Hee.
“Ah, iya!! Aku yang terlalu bersemangat ingin sekali bertemu dengannya. Ya sudah nanti sore aku akan kesana lagi. Sudah ya, oppa istirahat dulu. Omma, appa.. Apa kabar?? Aku sudah pulang”, kata Hyun Seung sambil masuk ke kamarnya.
Saat di kamar, Hyun Seung melihat Doo Joon yang sedang memperhatikan foto-foto yang terpampang di meja miliknya. Doo Joon berhenti di satu bingkai foto. Matanya lurus kearah foto tersebut. Hyun Seung mengikuti arah mata Doo Joon. Foto itu adalah foto Hyun Seung bersama Geu Rim dan Chae Hee.
“Kenapa?? Cantik ya??”, tanya Hyun Seung pada Doo Joon sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya yang besar itu. Dia mengira kalau Doo Joon melihat kearah adiknya.
“Ya,cantik. Sangat cantik”, jawab Doo Joon tak berkedip dari foto tersebut.
Hyun Seung terlelap dalam tidurnya. Doo Joon yang sama sekali tidak mengantuk memutuskan untuk berkeliling di sekitar kompleks perumahan Hyun Seung. Saat dia berjalan di taman dekat rumah Hyun Seung, dia menabrak seseorang. Dia meminta maaf pada gadis yang ditabraknya dan menolong gadis itu untuk berdiri. Saat Doo Joon melihat wajah sang gadis, matanya terbelalak. Dia adalah wanita yang ada di foto Hyun Seung tadi. Doo Joon merasakan detak jantungnya yang menjadi cepat ketika melihat gadis itu tersenyum padanya. Tak lama, gadis itu pergi meninggalkan Doo Joon dan berlari kearah rumahnya. Doo Joon masih tak bergerak dari posisinya. Dia tidak tahu kalau itu adalah Chae Hee, wanita yang sangat dicintai temannya. Kini, dia merasa kalau sepertinya dia menyukai gadis itu.
Sore hari, Hyun Seung yang baru bangun dari tidurnya yang cukup lama itu tidak menemukan Doo Joon di rumahnya. Dia melihat jam dan langsung masuk ke kamar mandi. Dia berpakaian dengan sangat rapi setelah selesai mandi. Dia segera berlari ke rumah Chae Hee.
Chae Hee yang membuka pintu, sedikit terkejut namun langsung memeluk Hyun Seung dengan erat. Hyun Seung tersenyum lega saat melihat Chae Hee yang membuka pintu. Dia sangat senang Chae Hee memeluknya dengan erat.
“OPPA!!! OPPA!! OPPA!! Aku kangen banget sama oppa!!! Kenapa baru pulang sekarang?? Aku benar-benar kangen sama oppa!!”, teriak Chae Hee saat melepas pelukannya. Mereka tidak tahu kalau Doo Joon sedang memperhatikan mereka dari jauh.
“Oppa, ayo masuk!! Ayah dan ibu pasti senang melihat oppa lagi!!”, kata Chae Hee sambil menggandeng tangan Hyun Seung.
Doo Joon akhirnya tahu kalau ternyata selama ini gadis itulah yang dimaksud oleh Hyun Seung di setiap ceritanya. Dia tidak ingin merebut orang yang disayang oleh temannya tapi hatinya berkata lain. Dia sangat ingin memiliki gadis itu, seperti ada magnet dari gadis itu yang menariknya. Dia kembali ke rumah Hyun Seung dan makan malam dengan keluarga Hyun Seung sementara Hyun Seung makan malam di rumah Chae Hee.
Malam harinya, saat Doo Joon dan Hyun Seung sedang bersiap untuk tidur, Doo Joon bertanya pada Hyun Seung siapa nama gadis yang ada di foto itu. Saat Hyun Seung menyebut nama Chae Hee, tekad Doo Joon semakin bulat untuk tidak jatuh cinta pada gadis itu.
Malam itu, Doo Joon tidak bisa tidur karena terus mengingat wajah Chae Hee. Dia akhirnya keluar ke balkon kamar Hyun Seung. Saat sedang melihat ke kanan, dia bisa melihat Chae Hee yang sedang berada di balkon kamarnya. Kelihatannya Chae Hee juga tidak bisa tidur. Doo Joon melihat ke sekelilingnya. Hanya ada dua balkon, yaitu balkon kamar Hyun Seung dan Chae Hee. Rumah-rumah yang lain tidak memiliki balkon.
Chae Hee yang sedang mondar-mandir di balkon kamarnya tak sengaja melihat ke arah balkon kamar Hyun Seung. Dia kaget melihat pria yang ia tabrak tadi siang ada di sana. Dia lalu tersenyum dan membungkuk pada Doo Joon. Doo Joon membalasnya. Chae Hee memberanikan diri bertanya pada Doo Joon mengapa dia berada di balkon kamar Hyun seung. Doo Joon yang tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Chae Hee langsung membuat kode agar gadis itu turun ke depan rumah dan bertemu dengannya di bawah. Chae Hee mengerti lalu langsung turun ke bawah untuk menemui Doo Joon.
“Uhmm, maaf kalau aku bertanya tak sopan seperti ini, tapi aku benar-benar penasaran kenapa kau ada di balkon kamar Hyun Seung oppa?! Kau kenal dengan Hyun Seung oppa??”, tanya Chae Hee ragu-ragu saat mereka bertemu di depan rumah Chae Hee.
“Ah,iya. Aku teman Hyun Seung di kampus. Perkenalkan namaku Doo Joon, Yoon Doo Joon. Maaf yah tadi siang aku menabrakmu.”, jawab Doo Joon ramah dengan senyumnya yang mungkin bisa melelehkan setiap hati wanita yang melihatnya. Ia berusaha menutupi degupan jantungnya yang begitu kencang saat bersama dengan gadis ini dengan senyumannya.
“Oh, halo, Doo Joon oppa. Namaku Chae Hee, Lee Chae Hee. Salam kenal yah.”, balas Chae Hee dengan ramah. Tak lupa pula ia sertakan senyumannya yang sangat manis.
Mereka saling berkenalan dan akhirnya semakin dekat malam itu. Mereka banyak membicarakan tentang Hyun Seung. Sebenarnya, Doo Joon agak sedikit sakit hati saat Chae Hee menceritakan semua kebiasaan baik maupun buruk Hyun Seung sambil tersenyum. Entah kenapa, Chae Hee juga merasakan hal yang sama dengan Doo Joon. Jantungnya berdegup dengan kencang saat melihat pria itu menatap dirinya dengan tegas dan tersenyum padanya. Mukanya merah padam saat Doo Joon untuk kesekian kalinya tersenyum pada dirinya.
Hari semakin larut dan Chae Hee terlihat semakin mengantuk. Tanpa sadar, Chae Hee tertidur di pundak Doo Joon dengan tenang. Doo Joon melihat wajah gadis itu dari dekat dan perlahan bibirnya mendekati bibir ranum Chae Hee. Belum sempat ia mencium bibir Chae Hee, gadis itu terbangun karena kaget dan tak sengaja bibir mereka bersentuhan. Chae Hee dan Doo Joon kaget secara bersamaan. Muka Chae Hee merah padam saat dia melepaskan ciuman itu. Itu adalah ciuman pertamanya.
“Ma..maaf..”, kata Chae Hee lalu berlari ke rumahnya sambil memegangi bibirnya.
Doo Joon juga kembali ke rumah Hyun Seung lalu segera masuk ke kamar. Dia segera merebahkan dirinya di tempat tidur Hyun Seung yang besar itu. Ia melihat Hyun Seung yang tertidur sangat lelap tanpa mengetahui apa yang baru saja terjadi antara temannya dan gadis yang dicintainya.
***
Keeseokan paginya, Hyun Seung dengan semangat segera berlari ke rumah Chae Hee. Ia merencanakan untuk menyatakan perasaannya malam nanti. Ia mengajak Chae Hee untuk lari pagi, kebiasaan rutin mereka setiap pagi. Chae Hee keluar dengan tampang yang kusut seperti orang yang tidak tidur semalaman.
“Kau kenapa?? Tidurmu tidak nyenyak?? Kau sakit?? Sepertinya kemarin kau baik-baik saja”, tanya Hyun Seung sambil memegang kening Chae Hee, memastikan gadis itu tidak apa-apa. Saat Chae Hee ingin menjawab, dia melihat Doo Joon yang keluar dari rumah Hyun Seung. Doo Joon pun juga keluar dengan tampang yang kusut. Mata mereka bertemu dan muka Chae Hee kembali menjadi merah padam. Dia langsung berlari meninggalkan Hyun Seung dan Doo Joon.
“KAU!! Kenapa kau juga kusut begitu?? Tidurmu tidak nyenyak??”, tanya Hyun Seung lagi pada Doo Joon yang sepertinya sedang menghindar dari Hyun Seung.
“Ah, tidak. Aku hanya tidak enak badan”, jawabnya seraya masuk ke dalam rumah. Hyun Seung bingung dengan kelakuan temannya itu. Dia lalu berlari menyusul Chae Hee.
Hyun Seung melihat Chae Hee yang terduduk di kursi taman sambil memegangi pipinya. Hyun Seung menghampiri gadis itu.
“Oppa, itu teman oppa?? Oppa....”, kata Chae Hee agak terbata-bata saat Hyun Seung baru duduk di sebelahnya.
“Oh, iya. Ada apa??”
“Aku.. Kurasa.. Kurasa aku jatuh cinta..”, kata Chae Hee sambil menutupi mukanya.
“HAH?! APA?! Kau.. Kau jatuh cinta... dengan... temanku???”, tanya Hyun Seung tak percaya.
“Kurasa.. begitu.. OPPA!! Kau harus mendekatkan aku padanya yah!! Ini pertama kalinya aku jatuh cinta!! Ya ya ya ya?? Kumohon..”, pinta Chae Hee sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hyun Seung yang sudah agak lemas karena mendengar kata-kata Chae Hee. Tak sadar, Hyun Seung menganggukan kepalanya. Chae Hee yang kegirangan langsung memeluk Hyun Seung.
“KYAAAA~~ Terima kasih, oppa!! Aku benar-benar sayang sama oppa!!”
Hati Hyun Seung hancur berkeping-keping. Dia menyalahkan dirinya sendiri yang tidak pernah berani menyatakan perasaan pada Chae Hee. Semua rencana yang telah ia susun, hancur berantakan. Dia pulang dengan sangat kecewa.
Saat dia melihat Doo Joon yang sedang duduk di sofa sambil asik bermain handphone, ada suatu keinginan di hatinya untuk memukul temannya itu karena telah merebut hati wanita yang sudah dia cintai sejak lama. Doo Joon menyadari kepulangan Hyun Seung lalu tersenyum padanya. Dia memberikan Hyun Seung sebotol air putih untuk diminumnya. Hyun Seung menarik tangan Doo Joon dan membawa Doo Joon ke halaman rumahnya.
“Kau.. Hhh.. Aku bingung harus mulai darimana.. Kau tahu gadis tadi yang bicara denganku??”, tanya Hyun Seung dengan nada yang sangat berat.
“Chae Hee maksudmu?? Ya, aku tahu. Ada apa??”
“Darimana kau tahu Chae Hee??”
“Aku dan dia bertemu semalam saat kami sedang tidak bisa tidur dan kami sempat berbincang-bincang sebentar. Lalu kami sempat berkenalan. Memangnya ada apa sih?!”, tanya Doo Joon dengan penasaran.
“Chae Hee barusan bilang padaku kalau dia... suka... padamu... Benar hanya itu?? Kalian tidak berbuat apa-apa?? Chae Hee bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta”
“A.. apa kau bilang barusan?? Chae Hee suka padaku?? Benarkah??”, tanya Doo Joon tak percaya.
Hyun Seung hanya mengangguk lemas. Dia bukan tipe pria yang gampang marah karena cintanya yang tak terbalas.
“Kuharap, kau mau menjaganya. Kau tahu ‘kan kalau aku menyukainya. Aku tak pernah bisa marah. Bahkan saat gadis yang kucintai menyukai orang lain yang tak lain adalah sahabatku sendiripun, aku benar-benar tak bisa marah. Kuharap kau benar-benar menjaganya, ya. Jaga dia untukku. Kumohon.”, kata Hyun Seung hampir menangis. Hyun Seung lalu pergi meninggalkan Doo Joon dan masuk ke kamarnya. Dia sempat menangis di kamar. Kembali, dia melihat fotonya dan Chae Hee yang ada di dompetnya. Dia teringat lagi akan janjinya pada Chae Hee 13 tahun yang lalu bahwa dia akan selalu menjaga Chae Hee bahkan sampai mati.
Doo Joon yang masih mematung di halaman rumah Hyun seung, mulai menyadarkan dirinya sendiri dan segera berlari ke rumah Chae Hee. Saat itu, Chae Hee yang membuka pintu langsung kaget melihat Doo Joon yang berada di sana. Doo Joon menanyakan tentang apa yang barusan dia dengar dari Hyun Seung. Chae Hee mengangguk sedikit menandakan kalau itu benar. Doo Joon yang tidak ingin langsung menjadikan Chae Hee kekasihnya memberi syarat kalau mereka harus menjadi teman dahulu baru menjadi kekasih. Doo Joon juga sempat mengatakan kalau Hyun Seung sebenarnya menyukai Chae Hee. Gadis itu hanya tersenyum dan berkata kalau Hyun Seung hanya dia anggap sebagai kakak sendiri, tidak lebih.
***
6 Bulan Kemudian
Liburan musim dingin kini sudah usai dan musim telah berganti menjadi musim semi. Doo Joon dan Chae Hee akhirnya menjadi sepasang kekasih. Mereka menjalani hari-hari sebagai pasangan kekasih yang bahagia. Hyun Seung hanya bisa melihat mereka dengan hati yang sedih. Hatinya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa sahabat dekatnya menjadi kekasih wanita yang dicintainya.
Jun Hyung, Gi Kwang, Yo Seob dan Dong Woon hanya bisa menghibur Hyun Seung. Mereka terkadang juga berusaha membantu Hyun Seung untuk melupakan Chae Hee dengan menjodohkan Hyun Seung dengan siswi yang lain. Semua usaha mereka sia-sia. Hyun Seung benar-benar belum bisa melupakan Chae Hee.
Chae Hee yang akan lulus sekolah dalam 2 bulan sudah tidak sabar ingin segera masuk ke Seoul University. Itu artinya, dia akan terus berada di sisi kekasihnya sepanjang waktu tanpa harus ada yang mengawasi mereka. Kekasih Doo Joon ini sangat merindukan sang pacar karena mereka mulai jarang bertemu sejak Doo Joon mendapatkan banyak tugas yang didapat dari dosen.
Orang tua Chae Hee agak tidak setuju dengan keputusan Chae Hee yang memacari seorang yang bukan pengusaha. Chae Hee bersikeras kalau ini adalah kehidupannya dan tidak ada satu orangpun yang bisa mengatur hidupnya. Menurut Chae Hee, uang bukanlah segalanya di dunia ini. Cinta tidak bisa dibeli dengan uang menurutnya. Maka itu orang tuanya kalah pada Chae Hee. Mereka membiarkan Chae Hee dan Doo Joon berkencan dan itu makin membuat hati Hyun Seung sakit. Hyun Seung menyesal mengapa tidak dari dulu dia menyatakan perasaanya pada Chae Hee kalau ternyata seperti ini.
Satu hari, keluarga Chae Hee mendapat masalah besar. Perusahaan keluarga Chae Hee bangkrut dan orang tua Chae Hee terpaksa meminjam uang pada lintah darat untuk menopang kehidupan mereka. Tapi karena perusahaan keluarga Chae Hee terus-terusan mengalami penurunan, akhirnya Chae Hee dan keluarganya jatuh miskin. Doo Joon selalu berada di sisi Chae Hee selama masa-masa sulit baginya itu. Keluarga Doo Joon pun ikut membantu keluarga Chae Hee namun apa daya, karena bunga pinjaman orang tua Chae Hee semakin banyak, maka semua uang yang di beri keluarga Doo Joon tidak cukup untuk menolong perusahaan keluarga Chae Hee.
Hal serupa dilakukan oleh keluarga Hyun Seung. Semua usaha agar perusahaan terselamatkan telah berakhir sia-sia. Orang tua Chae Hee ditipu oleh seseorang yang mengaku-ngaku sebagai pengusaha terkenal dari China. Semua saham orang tua Chae Hee dengan segera diambil oleh orang tersebut.
Sementara itu, orang tua Chae Hee yang telah jatuh miskin, selalu melarikan diri dari lintah darat yang selalu menagih hutang yang semakin menanjak tinggi nilainya. Mereka kini tinggal di pemukiman yang bisa dibilang agak kumuh. Doo Joon yang sangat mencintai Chae Hee tidak pernah meninggalkan kekasihnya itu. Doo Joon terus membantu Chae Hee mencari uang untuk membayar kembali semua hutang-hutang orang tuanya.
Hyun Seung yang masih sangat mencintai Chae Hee selalu diam-diam membantu wanita itu membayar sedikit demi sedikit hutang-hutang keluarganya dari hasil kerja sambilannya. Dia meminta para lintah darat itu untuk tidak memberitahukan Chae Hee kalau dia yang membantu membayar. Dia masih ingin menepati janji yang telah dia buat dengan Chae Hee 13 tahun lalu itu. Dia kembali teringat apa yang mereka ucapkan saat itu.
“Hyunseung oppa, janji yah kau tidak akan meninggalkanku selamanya”
“Oh, tentu saja. Aku akan selalu melindungimu apapun yang terjadi sampai aku mati. Aku berjanji”
“Sungguh??Benar??Aku benar-benar sayang oppa!! Terima kasih,oppa!!”
Hyun Seung menangis saat mengingat kejadian itu. Kini dia tahu maksud dari mimpi-mimpinya yang sangat buruk dan membuatnya selalu khawatir. Ya, nyawa Chae Hee sedang terancam. Semenjak orang tua Chae Hee melarikan diri, Chae Hee lah yang harus memenuhi pembayaran hutang-hutang tersebut. Jika Chae Hee tidak bisa membayar semua itu pada jatuh tempo, nyawa Chae Hee akan terenggut.
Hari berganti hari dan kini jatuh tempo pembayaran sudah semakin dekat. Chae Hee sangat takut. Hyun Seung yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk membantu Chae Hee juga masih belum bisa menutup semua hutang-hutang keluarga Chae Hee. Doo Joon yang juga selalu ada di sisi Chae Hee terus membantu gadis yang dicintainya itu. Doo Joon berpikir akan lebih baik jika dia menikahi Chae Hee. Tapi, keluarga Doo Joon tidak menyetujui hubungan mereka.
“Oppa, aku takut. Aku tak mau pisah dengan oppa secepat ini. Aku belum mau mati!!!”, teriak Chae hee sambil menangis di pelukan Doo Joon.
“BODOH!! Jangan bilang begitu!!! Oppa akan selalu menjagamu apapun yang terjadi!!! Kau tidak akan mati!! Oppa jamin!!!”, teriak Doo Joon pada Chae Hee. Pelukannya semakin erat. Ini memang adalah saat-saat tersulit dalam kehidupan Chae Hee.
***
Chae Hee akhirnya lulus dari sekolahnya dan memulai kehidupannya sebagai seorang mahasiswi di Seoul University. Semua biaya kuliahnya di bantu oleh keluarga Hyun Seung. Hutang-hutang Chae Hee pun akhirnya lunas di bayar dengan susah payah. Chae Hee terus memohon pada para lintah darat itu agar diberi tambahan waktu hingga akhirnya, semua telah terbayar.
Chae Hee dan Doo Joon akan segera menikah walaupun hubungan mereka masih ditentang habis-habisan oleh keluarga Doo Joon. Doo Joon tidak peduli dengan keputusan orang tuanya. Dia sangat mencintai Chae Hee dan tidak bisa melepaskan gadis itu.
Pada hari pernikahan Doo Joon dan Chae Hee, Hyun Seung dan teman-teman mereka yang lain datang. Hyun Seung merasakan sesuatu yang tidak enak akan terjadi. Benar saja, para lintah darat itu kembali mencari Chae Hee. Ternyata jumlah yang Chae Hee bayar belumlah semuanya. Bunga-bunga pinjaman masih ada yang belum terbayar. Nyawa Chae Hee benar-benar terancam.
Para lintah darat itu bisa menemukan tempat pernikahan Doo Joon dan Chae Hee yang hanya dihadiri oleh sahabat-sahabat mereka. Kepala dari lintah darat itu meminta anak buahnya untuk membunuh Chae Hee. Dari kejauhan, mereka telah menyiapkan senjata api dan siap menembakkannya ke jantung Chae Hee.
Hyun Seung yang sedang melihat keluar jendela menyadari hal itu dan dia segera berlari melindungi dan menutupi tubuh Chae Hee.
DHUARRR!! Bunyi suara tembakan memecahkan suasana hening akan kebahagiaan Doo Joon dan Chae Hee yang baru saja resmi menjadi suami dan istri. Hyun Seung terkapar di lantai dengan darah yang sangat banyak keluar dari tubuhnya. Gaun pengantin yang dipakai Chae Hee jelas menjadi berwarna merah akibat darah yang keluar dari tubuh Hyun Seung yang telah melindunginya.
Semua orang disana menjadi panik. Jun Hyung dan Gi Kwang dengan segera lari keluar untuk menangkap pelaku penembakan. Yo Seob segera menelepon ambulans dan Dong Woon menelepon polisi. Doo Joon berusaha menghentikan darah yang keluar dari tubuh Hyun Seung itu sementara Chae Hee memeluk tubuh Hyun Seung yang lemah sambil menangis.
“Oppa, kau bodoh sekali!! Kenapa?? Kenapa kau melakukannya?? Biarkan saja aku mati, oppa!!! Oppa!!!”, tangis Chae Hee.
“Bodoh??Tidak..A...aku...tid..ak...bo...doh...Eugh..A..ku..ha..han..hanya..ingin..me...ne..pa..tti janji...kuh..Augh..”, jawab Hyun Seung terbata-bata menahan rasa sakit.
“Janji?? Itu kan hanya janji seorang anak kecil, oppa!!! Jangan tinggalkan aku!!!”, teriak Chae hee kembali sambil menangis.
“Ti...da..k...itu...ada...lah...eugh...jan...ji...yang...ku...ku..kubu..at...un..tuk...wa...wani...ta..yang..sang..at...ku..cin..ta..i..agh..aku..harus se...lalu mene...pati...jan...ji...itu...AAAGH!!!”, kata Hyun Seung yang semakin tidak dapat menahan rasa sakitnya.
Sementara itu, Jun Hyung dan Gi Kwang berhasil menangkap si pelaku penembakan. Polisi juga sudah datang dan begitu juga ambulans. Si penembak berhasil di bawa ke kantor polisi dan Hyun Seung dibawa ambulans ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Chae Hee menggenggam tangan Hyun Seung.
“Oppa, janji kau harus tetap hidup!! Kumohon!!”, tangis Chae Hee.
“Ken..apa..pengan...tin..men..ang...is..di..hari..per...ni...ka..han..nya??Ter..senyum...lah,man..is..!Oppa..ti..dak..akan..kenapa..ken..apa...Doo..Joon,ja...ga...di...a...un...tuk..ku..ya..ku..mo..hon..”
Doo Joon hanya mengangguk kecil sementara Chae Hee masih terus menangis.
“Gadis..mung..il..itu..ki..ni..sud..ah..men..ja..di..is..tri..sa..habat..ku..ak..kuh..se..n..ang...Aku su..dah..mene..pat..i jan..ji..ku..Jaga..di..a”, kata Hyun Seung sembari menutup matanya.
“OPPA!!! OPPAAAAA!!!! OPPAAAA!!!! OPPA, BUKA MATAMU!!! OPPPPPAAAAAA!!!!”, teriak Chae Hee sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hyun Seung dan menangis. Namun sang empunya tubuh sama sekali tidak bergeming. Bak seseorang yang sedang tidur nyenyak, Hyun Seung menutup matanya. Doo Joon meneteskan air matanya dan memeluk tubuh istrinya itu.
Sesampainya di rumah sakit, Jun Hyung beserta yang lain terkejut karena mendapatkan Hyun Seung yang sudah “tertidur” dengan nyenyak saat dalam perjalan ke rumah sakit. Keluarga Hyun Seung juga sangat terpukul dengan kabar ini. Chae Hee pingsan dalam pelukan Doo Joon. Situasi semakin memburuk di hari pernikahan Doo Joon dan Chae Hee saat dokter mengatakan kalau Hyun Seung sudah meninggal.
***
Setahun sudah terlewat setelah kepergian Hyun Seung. Doo Joon dan Chae Hee memiliki keluarga yang bahagia walaupun bayang-bayang Hyun seung terkadang muncul dalam benak Chae Hee. Orang tua Doo Joon pada akhirnya menerima Chae Hee sebagai menantu mereka.
Jun Hyung dan Gi Kwang juga sudah memiliki keluarga mereka masing-masing. Yo Seob dan Dong Woon baru saja menemukan wanita yang sedang mereka kencani saat ini.
Semua hutang-hutang Chae Hee otomatis lunas oleh para polisi yang telah menangkap kepala dari lintah darat tersebut. Kehidupannya kini sangat tenang bersama keluarganya yang baru.
***THE END***
NOTE : THIS FANFIC ACTUALLY IS FOR A COMPETITION BUT I LOST FROM THE OTHERS COMPETITOR SO I DECIDED TO PUBLISHED IT ON MY BLOG..THANKS..