Yoomi Park

Note : Kisah antara GiKwang dan YooRa ini terjadi di saat yang bersamaan dengan kisah DooJoon-Jimin-DongWoon. Bahkan ada yang sebelum kejadian JiMin masuk Rumah Sakit (Baca The 6 Bad Boys Part 3). So, tak usah berlama-lama, mari kita sambut kisah GiKwang-YooRa ini dengan tepuk tangan yang meriah (?), sodara-sodara sekalian!!! *authornya udah mulai gila* -__-" #EmangnyaKonser?! nyahahaha~ xD

Ok, Selamat Membaca ya, readers-nim..hohoho..^__^v

Salam, Author (gila)..*tebar sempak+kutang GiKwang* #plakk!! =P


--------------------------------------------------------------

GiKwang's POV

Aduh aku sungguh gugup untuk mendengar apa hasil dari pembicaraan JiMin dan YooRa. Aku, YoSeob dan DongWoon sedang menunggu JiMin di dalam mobil, sepulang sekolah. JiMin sedang berbicara dengan YooRa saat ini. Aduh..!! JiMin lama sekali!! Aku sampai kebelet pipis gini *Author ngakak, Kwang!!! xD*. Akhirnya aku meminta YoSeob untuk menemaniku turun ke toilet. Sewaktu turun dari mobil, kami bisa melihat JiMin yang sedang berbicara dengan YooRa di lapangan sekolah. Jantungku semakin berdegup kencang saat kami akan melewati belakang JiMin untuk menuju ke toilet. Aku berusaha sebisa mungkin menjadi cool dan tidak salah tingkah. Apalagi saat itu JiMin sedang memaksa YooRa mengatakan siapa yang disukainya. Aku tak bisa mendengarnya alias tak mau karena takut. Aku mengajak YoSeob mengobrol dengan begitu aku tidak akan menatap muka YooRa. Kami pun sukses (?) melewati JiMin dan YooRa.

"Kau suka YoSeob?!"
"YoSeob?!HeeJin itu kan pacaran dengan YoSeob!!! Ga mungkin aku suka sama dia!! Oopz!! Aaaa~ aku keceplosan!!! Aduh bagaimana ini???"

HAH?! YOSEOB?! HEEJIN?! Aku langsung berhenti dan melihat ke arah YoSeob. Yang empunya nama ternyata juga mematung karena shock rahasianya terbongkar. Dia melihatku lalu tersenyum. Dia terlihat salah tingkah. Mukanya memerah. Dia lalu menarikku menuju toilet. Aku masih terlihat bengong dengan apa yang baru saja kudengar. Pintar sekali dia menyembunyikan rahasia.

"Hey, aku akan menjelaskan semuanya padamu tapi tolong rahasiakan dari DooJoon dan yang lain ya!! Kau kan tau HeeJin itu teman MinSoo dan MinSoo itu benci sekali pada kita. Lebih tepatnya sih, padaku. DooJoon pun taunya MinSoo bencinya sama kita semua. Tapi tolong ya jangan kasih tau siapa-siapa, Kwang!! Tar aku doain jadian sama YooRa,deh!! Ya ya ya?!", bujuk YoSeob dengan muka aegyonya.

"Tapi... kenapa bisa begitu?! Kita kan musuh MinSoo dan kawan-kawannya?!"
"Lah, kamu sendiri kenapa bisa suka sama YooRa?! Dia kan komplotannya MinSoo juga, bodoh!! Cinta itu buta, man!! *gaya lo, Seob!! XD* Sudah, nanti aku yang jelaskan semuanya kenapa MinSoo bisa benci sama kita sampai HeeJin dan diriku bisa berpacaran diam-diam. OK?! *liat ke pembaca* Pembaca, jangan lewatkan The 6 Bad Boys Part 6 ya..!! Nanti semuanya akan jelas disana. Otre?! *kedip mata*" *eaaaaa~ YoSeob promosi.. Makasih yee, Seob!!!xD*

"Oh, okeh.. Tapi janji ya!!"
"Pasti!! Makasih ya, Kwang!! Udah sana pipis!! Aku tunggu di depan ya!!"
"Sip!!"

YooRa's POV

Hmm, sudah saatnya aku pulang. Aku memasang headphoneku dan menyetel lagu favoritku, Don't Don dari SUPER JUNIOR. Aku memaksimalkan volumenya karena aku suka lagu ini. Aku melewati aula dan tiba-tiba ada yang menarik lenganku. Siapa?!

"YooRa, aku tau kamu marah karena kejadian tadi pagi. Aku bisa menjelaskannya. Kumohon maafkan aku!"

Ah, itu JiMin.

"Oh?! JiMin?! Ada apa??", jawabku sambil melepas headphoneku.

"Kau... tidak.."

"Marah padamu?? Tidak. Itu kan hakmu kalau mau bersahabat dengan mereka. Aku tidak masalah. Tapi, MinSoo sepertinya sangat marah"
"Lalu HeeJin dan HanRee bagaimana??"
"Hmm?! HeeJin dan HanRee tidak marah juga. Mereka biasa saja. Hanya maaf ya tadi pagi kami meninggalkanmu. Kau tau, MinSoo"
"Oh.. Kupikir kalian semua marah padaku"
"Tentu tidak. Apa untungnya bagiku marah padamu. Hahaha.. oh ya, ada apa kau memanggilku??"
"Umm..Begini..Apa kau sudah punya pacar??"
"Kenapa kau tiba-tiba kau bertanya begitu?? Aneh.."
"Sudah jawab saja!!"

Aku terdiam lama dan memperhatikan JiMin. Ada apa dengan dia ya?? Kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu sih?? Ya sudahlah kujawab saja daripada dia menatapku curiga seperti itu.

"Aku belum punya pacar. Tapi ada yang kusukai"
"APA?? SIAPA?? AKU HARUS TAU!!"

Aigoo, dia berteriak kencang seperti itu dan juga mencengkram lenganku dengan sangat kuat. Dia ini cewe atau cowo sih?! Tenaganya kuat banget! Lenganku sangat sakit.

"Aduh!! Sakit!!"
"Maaf.. Aku terlalu bersemangat.. hehehe.. tolong beritahu siapa yang kau suka"
"Baiklah.. Ini sudah kusimpan selama 1 tahun.. Aku takut MinSoo sampai tau kalau yang kusuka adalah salah 1 anggota B2ST"
"APAAAA??!!! SIAPA DIAAA?!"
"Kau itu!! Bisa tidak biasa saja?? Jantungku mau copot tau!!"
"Hehe..maaf,aku terlalu bersemangat. Lalu bisa kau beritahu aku siapa yang kau suka??"
"Aku..."
"Ya?!"
"Aku.."
"YA?!"

Tiba-tiba aku melihat seseorang yang selama ini kusukai lewat di belakang JiMin. Gawat, aku jadi keringat dingin begini. Aku gemetaran. Kalau aku sebutkan namanya nanti dia bisa mendengarku lalu kalau dia tidak suka padaku dan tiba-tiba dia menolakku saat itu juga, aku yang akan malu.

"Kau cari tau saja sendiri!! Aku malu!!", kataku sambil memalingkan wajahku yang memerah, menghindari muka GiKwang. Ya, aku suka GiKwang.

"Kau suka YoSeob?!", tanyanya polos sambil melihat ke belakangnya. Sepertinya dia tau mengapa aku tidak bisa menjawab pertanyaannya itu. Tapi tunggu. Dia bilang apa?? YoSeob?? Hah!! Aku memukul kepalanya pelan.

"YoSeob?!HeeJin itu kan pacaran dengan YoSeob!!! Ga mungkin aku suka sama dia!! Oopz!! Aaaa~ aku keceplosan!!! Aduh bagaimana ini???"
"HeeJin??"
"Loh?! Kau berteman dengan YoSeob kan?! Masa ga tau sih?!"

JiMin menggeleng pelan. Aku akhirnya menjelaskan semua tentang apa yang terjadi dengan HeeJin, Yoseob dan MinSoo. Tapi tunggu dulu!! Gawat ini kalau sampai ada yang tau!! Aku bisa-bisa di habisi HeeJin dan MinSoo!!

"JiMin,janji kau tidak akan membocorkan rahasia ini kan?! Tolong ya.. Aku bisa dibunuh HeeJin nanti kalau ketahuan"
"Tenang saja. Aku pintar menjaga rahasia koq. Hahaha.. So,kesimpulannya kau itu suka sama GIKWANG kan?!"
"Ya!!! Jangan kencang-kencang!!! Kalau ada yang dengar bagaimana??"
"Hahahaha..!!!! Ok,I got it!! Aku pulang dulu ya,YooRa!!! Tunggu sesuatu yang bagus dariku nanti ya!!! Hahahaha!! Bye!!"

"YA!!! DASAR KAU YA!!! AAAA~!!! AKU MALUUU TAUUUU~!!!",teriakku sambil menutupi pipiku yang memerah. JiMin lari ke pelataran parkir lalu naik ke mobil DongWoon.

Aduh, kira-kira ada apa sih tiba-tiba JiMin bertanya seperti itu padaku?? Aku penasaran. Lagipula apa itu tadi katanya?! Kabar bagus?? Kabar bagus apa?? Dia benar-benar membuatku penasaran.

Ya sudahlah, nanti aku lihat saja sendiri apa yang akan dilakukan JiMin. Aku harus pulang sekarang. Kakakku pasti sudah menunggu di depan gerbang sekolah. Kakak laki-lakiku satu-satunya ini entah kenapa sangat over-protective padaku. Dia selalu menyempatkan dirinya menjemputku pulang sekolah di sela-sela pekerjaannya yang sangat sibuk itu. Tapi aku bersyukur memiliki kakak yang sangat menyayangiku seperti ini.

Author's POV

Tak lama setelah YooRa meninggalkan lapangan sekolah, GiKwang dan YoSeob keluar dari toilet. GiKwang berjalan menuju tempat parkir sambil mencari-cari sosok YooRa dan JiMin. Dia kemudian berpikir mungkin YooRa dan JiMin sudah selesai bicara dan pulang. GiKwang semakin tak sabar ingin mendengar cerita dari JiMin. Ia segera masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya. YoSeob hanya menggeleng melihat kelakuan temannya itu dari luar mobilnya. GiKwang meninggalkan YoSeob sendirian disana dan melaju cepat karena ingin cepat sampai di rumah dan mendengar cerita dari JiMin. YoSeob hanya tersenyum kecil sambil membuka pintu mobilnya.

Saat baru masuk ke mobil, YoSeob melihat seseorang sedang berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang ke rumah. HeeJin. Pacar YoSeob. YoSeob segera meng-klakson HeeJin (?). HeeJin menoleh lalu dengan hati-hati dia masuk ke dalam mobil YoSeob. Mereka berkencan di dalam mobil tanpa diketahui siapapun.

GiKwang yang sudah tiba di rumah dengan segera mengetuk pintu kamar JiMin. Ia berpikir kalau JiMin sudah ada di rumah. Tapi tak ada yang menjawab. Dia membuka pintu kamar JiMin lalu tak menemukan siapa-siapa di dalam kamar tersebut. GiKwang sedikit menelan kekecewaan. Dia lalu duduk di tempat tidur JiMin sambil menyalakan TV yang ada di seberang tempat tidur JiMin tersebut *nonton koq di kamar orang toh, mas?! Dikamarnya ga ada TV ya?! #PLAKK!! XD*.

Tak lama, GiKwang tertidur di kamar JiMin. Dia sangat lelah karena mengebut dari sekolah menuju rumah. Baru saja dia terlelap, seseorang mengguncang-guncangkan tubuhnya. Dia membuka matanya perlahan lalu bisa dia lihat YoSeob dengan raut muka yang ketakutan dan cemas sedang berusaha membangunkannya.

"Wae?! Ada apa?! Aku ngantuk", katanya pada YoSeob sambil membalikkan tubuhnya.

"YA!! JIMIN MASUK RUMAH SAKIT!!", jawab YoSeob dengan sedikit berteriak. GiKwang segera membalikkan badannya saat mendengar berita itu. Mukanya berubah pucat. Entah kenapa, dia seperti merasa bersalah.

"Hah?! Lalu DongWoon?? Ada apa dengan dia??"
"Entahlah, DongWoon meneleponku lalu memberitahu kalau JiMin pingsan di tengah hujan deras dan DooJoon melarikan dia ke rumah sakit setelahnya"
"DooJoon?! Kenapa tiba-tiba ada DooJoon??"
"Entahlah!! Lebih baik kita dengar langsung dari DongWoon. Kita harus segera pergi ke rumah sakit. Ambil beberapa baju JiMin. Aku akan menghubungi HyunSeung dan JunHyung. Kutunggu kau di bawah"

GiKwang bergegas membereskan pakaian JiMin ke dalam koper. Setelah selesai mengemasi pakaian JiMin, GiKwang segera masuk ke dalam mobil, mengikuti mobil YoSeob. Di tengah jalan mereka bertemu dengan HyunSeung dan JunHyung. Terlihat JunHyung membawa kekasihnya *brb author bunuh diri..='(*.

Sesampainya di rumah sakit, DongWoon menceritakan kenapa JiMin bisa dirawat di rumah sakit. Mereka tidak melihat DooJoon karena DooJoon berada di dalam ruang Gawat Darurat, menemani JiMin. DongWoon membawa barang-barang JiMin yang dibawanya ke sekolah. GiKwang melihat YoSeob menepi, menghubungi seseorang dan sudah bisa ditebak itu pasti HeeJin. YoSeob pasti memberitahu HeeJin apa yang terjadi dengan JiMin.

2 Jam kemudian

HeeJin datang bersama HanRee dan YooRa. GiKwang menelan ludah saat melihat YooRa. Dia ingin sekali menyapa gadis itu. HeeJin diam-diam pergi bersama YoSeob tanpa diketahui siapapun. Seperti yang diduga, MinSoo memang marah pada JiMin karena dia tak mau menjenguk JiMin.

"Darimana kalian tau JiMin disini?!", tanya HyunSeung pada HanRee dan YooRa.

"Oh?! HeeJin yang memberitahu kami dan saat kami tanya dia tahu darimana, dia tak mau bicara. Aku rasa salah satu suster disini yang memberitahu HeeJin. Tapi kami tak tau siapa", jawab YooRa berbohong. Ya, sebenarnya mereka sudah tahu siapa yang memberitahu tanpa HeeJin mengatakannya. Tetapi demi menjaga teman mereka, YooRa berbohong. HanRee hanya mengangguk-angguk kecil.

"Suster?! Darimana seorang suster bisa mengetahui nomor telepon HeeJin?! Kami saja tidak menyerahkan nomor telepon siapapun pada suster", DongWoon menjadi agak sedikit curiga.

"Oh?! Sudahlah!! Kami tak tau!! Jelasnya tanya saja pada HeeJin!!", bentak HanRee.

"Iya!! Sekarang yang penting adalah JiMin segera sadar!!", sambung YooRa.

GiKwang hanya bisa tersenyum saat melihat gadis yang disukainya berbicara. Dia tau siapa yang memberitahu HeeJin. Dia tersenyum lebar saat melihat kepolosan YooRa yang berlutut di depan tempat duduk rumah sakit dan berdoa untuk temannya tersebut. HyunSeung melihat GiKwang tersenyum ke arah YooRa. Dia segera mendekati GiKwang.

"Kau suka YooRa?!"

GiKwang's POV

"Kau suka YooRa?!"

Sial!! HyunSeung mengagetkanku saja!! Aku kan sedang asik memandangi YooRa. Tapi tunggu... Dia barusan tanya apa?! Aku suka YooRa?! AAAAAAAAAAAAA~~!! Pasti saat aku sedang memperhatikan YooRa, HyunSeung melihatku!!! Sial sial sial!!

"Eh?! Apa maksudmu?!", tanyaku pura-pura bodoh.

"Aku melihatnya. Kau memperhatikan YooRa sedari-tadi. Ditambah kau tersenyum saat melihatnya. Pasti kau menyukainya kan?! Lagipula senyummu itu tadi sangat menggelikan *HyunSeung minta ditabok Aces..XD*. Jujur saja padaku. Aku tak akan membocorkan pada siapapun kalau kau menyukai musuh kita. HAHAHAHAHAHA!!!"

Tawa maniak itu. Aku benci tawa itu. Aku tau dia pasti akan meminta imbalannya nanti. Lagipula apa maksudnya senyumku menggelikan?! Senyumku ini sangatlah manis!! *#eaaa~ GiKwang narsis nih yee~!! XDD*

"Tidak. Aku tidak melihat ke arah YooRa. Aku melihat pintu". AH!! Apa yang kukatakan?! Pintu?! Masa iya aku tersenyum hanya karena sebuah pintu?! Aku pasti disangka sudah 'konslet'. AH kau bodoh, GiKwang!! Gawat!!!

"Pin....... BWAHAHAHAHAHAHAHAHAHA~!!!!", tawa HyunSeung mengejutkan YooRa, HanRee, DongWoon dan beberapa orang disana. JunHyung sedang mengantar pacarnya pulang karena sudah larut malam *author : Goodbye, world..(ambil piso) T^T*. Aku langsung menutup mulut HyunSeung.

"Ya!! Ini rumah sakit!! Jangan tertawa sekencang itu!!", kataku sambil menutup mulut HyunSeung. YooRa tertawa kecil melihatku. Aku ingin berteriak saat melihat dia tertawa. SUNGGUH SANGAT MANIS!! Hatiku meleleh.

"Maaf.. Habisnya kau itu tidak bisa berbohong dengan baik. Hahahaha. Pintu?! Ok, aku sudah bisa ambil kesimpulan yang sudah pasti sangat tepat!! Kau menyukai YooRa!!"

Aku memukul kepala HyunSeung pelan. Itu isyarat mengingatkan dia kalau disana masih ada YooRa dan yang lain. Aku hanya mengangguk padanya.

"Awas ya kalau rahasiaku ini bocor!!", bisikku pada HyunSeung. Dia hanya mengangguk.

Terdengar suara handphone. Punya siapa itu?! Mengapa tidak diangkat dengan segera?! Aku melihat ke arah YooRa. Ternyata itu handphone miliknya. Dia menghela napas saat melihat siapa yang menghubunginya malam-malam begini.

"Oppamu?!", tanya HanRee. YooRa hanya mengangguk lemas. Air mukanya berubah menjadi tak bersemangat.

YooRa's POV

"Halo, oppa?!", dengan malas aku menjawab telepon dari kakakku. Dia pasti sedang mencariku.

"YA KANG YOORA!!! SUDAH JAM BERAPA INI?! KEMANA KAU MALAM-MALAM BEGINI?! DIMANA KAMU SEKARANG, HAH?! KAKAK AKAN MENJEMPUTMU SEGERA!! ANAK PEREMPUAN TIDAK BOLEH KELUAR MALAM, KAU TAU?! KALAU ADA APA-APA....."

"Aku tak apa-apa, oppa. Tenanglah. Aku sedang berada di Rumah Sakit. Te....."

"APA?! RUMAH SAKIT?! YA!! KAU KENAPA?! KAU TERLUKA?! RUMAH SAKIT MANA?!"

"OPPA!! Bisa tidak dengarkan aku dulu sampai selesai?! Aku tidak apa-apa!! Temanku sekarang ada di Unit Gawat Darurat!! Aku sedang menunggu dia sadar!! Aku akan segera pulang!! Jangan jemput aku karena ini dekat dengan rumah"

"YA!! YOO........."

Aku menutup teleponku dengan kesal. Oppaku selalu saja begini!! Aku terkadang sebal dengan sifatnya yang super duper over-protective pada diriku. Malah bisa kubilang, oppaku ini sedikit lebay. *wuih, YooRa gahoel banget yee~ xD #plakk!!* Ya, semenjak orangtua kami bercerai, oppa sangat perhatian padaku. Ayah memaksa kami ikut dengannya. Ibu sudah menikah kembali dan pindah ke Jepang bersama suaminya yang baru dan jarang menemui kami. Terkadang ayah yang membatasi ibu bertemu dengan kami.

"Kau mau pulang sekarang?!", tanya HanRee padaku.

"Ya, begitulah. Kau tau oppaku kan?!"
"Baiklah. Aku akan tetap menunggu hingga JiMin sadar. Hati-hati ya"
"Ok! Bye, HanRee"
"Oh"

Aku keluar dari rumah sakit dan mencari taksi untuk pulang. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. Aku terperanjat kaget. Aku tak mau menengok ke belakang karena takut kalau itu adalah om-om mabuk.

"Mau kuantar pulang, gadis manis?!"

B.I.N.G.O!! Aduh bagaimana ini?! TOLONG!!! Siapapun tolong aku!!!

BUGH!!

Hah?! Siapa itu yang memukul om-om genit yang menggodaku?! Aku melihat ke belakang dan sungguh tak percaya kalau yang menolongku adalah LEE GIKWANG!!!! Sedang apa dia disini?! Jantungku berdetak tak karuan sekarang. Dia semakin mendekatiku.

"Kau tak apa-apa YooRa?!"

Eh?! Dia mengkhawatirkanku?! Dan..... Dia memanggilku. Dia menyebut namaku!! Aku ingin berteriak!! Apalagi dia memegangi lenganku dengan kuat. Wajahnya menggambarkan kekhawatiran.

"YooRa?!"
"Y...y...ya?!"
"Kau tak apa-apa kan?!"
"I...i....iyaa"
"Baguslah! Hey, berbahaya bagimu untuk pulang malam-malam begini dengan taksi. Kuantar pulang bagaimana?!"

DEG!

Kurasa jantungku berhenti berdetak saat GiKwang mengucapkan kata-kata itu. Dia sungguh bicara mau mengantarku pulang?! Aku hanya bisa mematung.

"YooRa?!"
"......."
"YooRa?!"
"Oh?! Ya.. Bo.. Boleh"

Pasti saat ini mukaku merah sekali seperti kepiting rebus!!

GiKwang akhirnya mengantarku pulang. Dia mengantarku sampai di depan pintu dan aku bisa melihat oppa sedang menungguku di depan pintu. Ugh, memalukan sekali!!

"Ok.. Ini dia rumahku. Terima kasih ya GiKwang karena sudah mengantarku pulang. Hati-hati di jalan ya. Salam untuk JiMin jika dia sudah sadar", kataku pada Gikwang sebelum turun dari mobilnya.

"Tunggu!!", katanya sesaat sebelum aku membuka pintu mobilnya.

"Ya?!"
"YooRa, boleh aku minta nomer handphonemu?!"
"Eh?!"
"Huh?!"
"Kau barusan bilang apa GiKwang?!"
"Aku minta nomer handphonemu. Boleh?!"

"Oh.. Ini nomorku", aku memberinya secarik kertas yang berisikan nomor handphoneku. Aku memang sudah menyiapkan kertas itu jika suatu saat GiKwang menanyakan nomorku. Ternyata hari itu datang juga!! Aku ingin tersenyum selebar-lebarnya saat ini juga jika bisa.

"Terima kasih", katanya setelah menerima kertas itu. "Selamat malam. Mimpi indah ya, YooRa", lanjutnya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku saat aku sudah turun dari mobilnya. Aku hanya tersenyum lalu melambaikan tanganku padanya yang mulai melajukan mobilnya.

Aku berjalan menuju pintu yang "dijaga" oleh oppa. Tiba-tiba langkahku terhenti. GIKWANG MENGEDIPKAN MATANYA PADAKU?! APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~?! Aku merasakan pipiku sangat panas. Pasti memerah lagi. Aku berlari masuk ke rumah dan melewati oppa yang memanggil-manggil namaku sambil menutupi mukaku dengan tanganku menuju kamar.

Aku segera mengirim pesan teks ke HeeJin menceritakan apa yang baru saja terjadi. HeeJin membalas smsku dengan cepat karena dia terkejut. Dia ikut senang dengan apa yang terjadi denganku hari ini.

Malam semakin larut. Aku merebahkan diriku di tempat tidur dan tiba-tiba handphoneku bergetar. Ada SMS. Siapa malam-malam begini mengirim SMS padaku?! Aku membukanya. Aku langsung terduduk saat melihat isi teks SMS itu.

From : 0974-114-xxxx
To : Kang YooRa

Selamat malam, YooRa. Kau pasti sudah tidur ya?! Hehehe.. Aku cuma mau kasih tau kamu nomor handphoneku. Maaf tadi aku lupa memberikan nomor handphoneku padamu. Tolong simpan nomorku ya. Selamat malam & mimpi indah, YooRa.

LEE GIKWANG


Aku mengambil bantal, menaruhnya di mukaku dan berteriak-teriak sekencang mungkin. Aku punya nomor GiKwang!!! Aku masih tak percaya ini!!

Author's POV

Hari demi hari berlalu. GiKwang dan YooRa semakin dekat setiap harinya. Mereka sering pergi berdua sepulang sekolah. Saat JiMin sadar dari pingsannya, YooRa adalah orang pertama yang diberitahu GiKwang. Hubungan antara GiKwang dan YooRa semakin baik. Tapi tentu saja mereka tidak bisa menunjukkan kedekatan mereka di sekolah. MinSoo bisa melihat mereka dan YooRa pasti akan di musuhi oleh MinSoo. GiKwang tak mau itu terjadi maka dia menjaga jarak dengan YooRa. Begitupula dengan YooRa. Dia tak ingin anak-anak B2ST mengetahui kedekatannya dengan GiKwang. Bisa-bisa GiKwang dimusuhi oleh mereka.

Baik YooRa maupun GiKwang selalu menceritakan hubungan mereka ke JiMin, HeeJin & YoSeob. Tak jarang pula mereka berlima berkumpul bersama. Itu juga mereka lakukan secara diam-diam. GiKwang ingin sekali menjadikan YooRa kekasihnya tapi lagi-lagi ia berpikir tentang MinSoo. Dia pun kini sudah tau masalah antara MinSoo-YoSeob-HeeJin. Maka itu, sangat berat baginya untuk menyatakan perasaannya pada YooRa.

Dia tau kalau mereka sudah menjadi sepasang kekasih, dirinya tak akan bisa menyembunyikan hubungannya dengan YooRa seperti YoSeob dan HeeJin. Bahkan dia sering berkonsultasi dengan YoSeob bagaimana cara berkencan tanpa diketahui.

Tiba-tiba GiKwang berpikir kalau sebaiknya dia membiarkan teman-teman B2STnya tau tentang perasaannya pada YooRa. Khususnya DooJoon,JunHyung dan DongWoon yang belum mengetahuinya. GiKwang berpikir kalau DooJoon pasti akan membencinya karena menyukai YooRa, teman dari musuh mereka.

Akhirnya, GiKwang mengumpulkan semua yang ada di rumah itu di taman pada malam hari. DooJoon dan JiMin duduk di ayunan taman. Tangan DooJoon memeluk JiMin yang memakai selimut karena kedinginan. JiMin baru keluar dari rumah sakit saat itu. Ingatannya sudah kembali dan dia sudah kembali bersama DooJoon. DongWoon berdiri di sebelah mereka dan masih tersirat wajah cemburunya. JunHyung duduk di bangku taman dengan HyunSeung. Mereka berdua tampak bosan. Entah apa yang terjadi dengan mereka. YoSeob duduk di atas meja taman sambil bergumam.

"Teman-teman. Jujur saja aku berat mengatakan ini. Aku harap kalian bisa memaafkanku. Aku.. Aku menyukai YooRa", GiKwang menutup matanya sambil mengatakan itu. Dia takut mereka akan marah padanya. Well, tidak bagi YoSeob dan HyunSeung yang sudah mengetahuinya.

YoSeob berhenti bergumam seketika saat mendengar kalimat GiKwang tadi. HyunSeung membelalakkan matanya karena tak percaya kalau GiKwang membuka rahasianya sendiri. DongWoon hanya diam mematung. DooJoon melihat JiMin & JiMin hanya mengangkat bahunya sedikit.

"YooRa?! Kang YooRa maksudmu?!", JunHyung menanyakan itu pada GiKwang. GiKwang hanya mengangguk sambil terus menutup matanya.

DooJoon bangkit dari tempat duduknya. Dia menepuk pundak GiKwang.

"Baguslah! Kuharap kau bisa menjadi pacar yang baik untuk YooRa. Aku mendukungmu,GiKwang",kata DooJoon. JiMin tersenyum saat DooJoon mengatakan itu dan berdiri mengikuti DooJoon yang masuk ke dalam rumah. GiKwang membuka matanya terkejut akan reaksi temannya itu.

"Aku juga tak masalah. Kau mau suka siapapun kan hakmu. Hahaha.. Selamat jatuh cinta, GiKwang!", kata DongWoon sambil memeluk GiKwang.

JunHyung bergabung memeluk GiKwang. Dia hanya tersenyum dan mengangguk. Benar-benar berbeda dengan apa yang sudah dibayangkan GiKwang.

HyunSeung & YoSeob hanya tersenyum melewati GiKwang. Tiba-tiba GiKwang menarik tangan YoSeob. "Mungkin sudah waktunya giliranmu membuka rahasia!Hahaha.."

GiKwang's POV

Ternyata teman-temanku tak masalah dengan perasaanku pada YooRa. Baiklah! Aku akan menyatakan perasaanku pada YooRa.

Esok paginya....

Cuaca sangat cerah. Seperti biasa, aku berangkat sekolah bersama teman-temanku. Tiba-tiba terlintas ide gilaku untuk menjemput YooRa. Aku segera melaju ke rumah YooRa.

Benar saja, YooRa belum berangkat. Kakaknya yang galak itu sudah siap mengantarnya. Aku memberanikan diri turun dari mobil dan menyapa kakak YooRa.

"Hyung, selamat pagi!"
"Kau lagi!! Mau apa lagi?!"
"Saya mau menjemput YooRa"
"Hah?! Memang kau siapanya YooRa?!"
"Ehm.. Saya... Saya suka dengan YooRa"

Kakak YooRa terdiam saat aku mengatakan itu. Aku melihat ke samping kanan dan aku melihat YooRa sedang mematung yang mungkin karena mendengar kata-kataku. Aku pun tersentak kaget saat melihat YooRa. Gawat! Rencana pernyataan perasaanku pasti gagal!

"Kau sungguh-sungguh, GiKwang?!",tanya YooRa padaku.

"Ya, sudah lama sih sebenarnya. Hehehe.."
"Su..sungguh?!"
"Ya begitulah kenyataannya"

YooRa dan diriku terdiam menunduk. Muka kami merah padam. Kakak YooRa hanya melihat kami berdua tanpa berkata apa-apa. Tiba-tiba dia memukul kepalaku ringan.

"Ya, BOCAH!!Bisa apa kau untuk adikku?!"
"Bo...Bo..BOCAH?! Oppa!!!"
"Sst~!! Diam kau YooRa!! Hey, jawab aku!!"

Aku tak bisa menjawab apa-apa. Jujur saja, aku kan masih sekolah dan belum bekerja. Uang yang selama ini kupakai kan adalah uang orang tuaku. Ah iya, aku kan bisa selalu menjaga dia!!

"Aku bisa menjaga YooRa, hyung!! Aku juga pasti akan mencintai YooRa segenap hatiku!!", jawabku dengan lantang.

"Tch.. Hanya menjaga dan mencintainya saja mana cukup bocah!! Pokoknya aku tidak setuju!!"

"Oppa!! Apa sih maksud oppa?! Kami juga belum tentu akan menikah kan?! Kenapa oppa seperti mencari calon suami untukku begitu?! Aku lulus SMA saja belum!! Biarlah aku merasakan sekali saja pacaran, oppa!! Apalagi dia juga orang yang kusayangi!!", pinta YooRa sambil sedikit menangis.

"Hyung tenang saja!! Aku pasti bisa merawat YooRa dengan baik!! Aku tau saat ini aku hanya menggantungkan diriku dari uang orang tuaku. Tapi percayalah, aku pasti bisa memberikan semuanya pada YooRa dengan hasil jerih payahku sendiri. Aku yakin aku bisa melakukan sesuatu yang berguna. Untuk saat ini, yang ku inginkan hanyalah memberinya Kebahagiaan. Untuk kedepannya, aku akan memberitahumu lagi lebih lanjut, hyung. Kumohon. Ijinkan aku dan YooRa bersama", kataku. Wah, aneh. Ada apa dengan diriku?! Kenapa aku bisa berbicara seperti itu pada kakak YooRa?! YooRa dan kakaknya hanya termangu setelah mendengar perkataanku.

"GiKwang.......... Tak salah memang aku menyukaimu..", kata YooRa sambil menatap diriku.

"Okeh, baiklah. Kali ini aku akan mengijinkan adikku berkencan. Sudah banyak pria yang menyukai YooRa tapi tidak ada yang seberani dirimu, bocah!! Kau tangguh juga ya. Sudah sana kalian berangkat sekolah. Nanti terlambat!!", kata kakak YooRa pada kami. Tunggu..!! Itu artinya kami sudah boleh berpacaran kan?!

"Oppa!!! Makasih banyak yah!! Aku janji aku akan baik-baik saja dengan GiKwang!!", kata YooRa sambil memeluk kakaknya. Dia lalu masuk ke dalam mobilku. Sebelum aku juga masuk ke dalam mobil, aku menunduk kepada kakak YooRa dan mengucapkan terima kasih.

"Jaga adikku yang benar ya!!"
"Pasti, hyung!!"

Kami pun segera pergi ke sekolah karena kami sudah hampir terlambat. Jujur saja hatiku ini berdegup sangat kencang saat menyadari kalau ternyata kami sepasang kekasih dan kini dia duduk di sampingku. Aku tak menyangka akhirnya aku dapat menjadikan YooRa kekasihku.

Keheningan menemani kami sepanjang perjalanan. YooRa juga sepertinya gugup. Ya, ini adalah pengalaman pertamanya memiliki pacar. Aku yakin dia juga tak pernah membayangkan kalau ternyata yang menjadi pacarnya adalah aku, Lee Gikwang, idola se-antero sekolah. Tapi saat kulihat wajahnya sesaat, dia terlihat takut bercampur gugup. Aku ingin bertanya kenapa tetapi YooRa yang membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Sejak kapan kau menyimpan perasaan padaku?! Aku mau jujur, aku menyukaimu sejak kita masuk SMA. Saat itu aku melihatmu sedang bermain basket di lapangan dan seketika aku jatuh cinta padamu. Kurasa aku yang lebih dulu menyukaimu, ya. Aku shock saat kau menjadi idola di sekolah bersama kelima temanmu itu. Aku yang tadinya ingin mengejarmu jadi mengurungkan niatku itu. Apalagi idola perempuan di sekolah kita itu menyukaimu. Aku kan jadi minder. Tapi ternyata dan tiba-tiba aku menjadi pacarmu begini, aku sedikit takut. Aku takut para murid wanita nanti akan menyerangku. Dan satu masalah lagi, MinSoo. AAAA~!! Bagaimana ini?!"

"Sepertinya aku duluan yang menyukaimu. Bukan dirimu. Hahahaha~!!", jawabku santai. YooRa bingung dengan perkataanku. Dia menekuk dahinya karena tak mengerti dengan kata-kataku.

"Ya, kau lupa ya padaku?! Ingat saat orientasi siswa tidak?! Saat kau melawan senior kita karena membelaku yang tidak membawa makanan, mulai hari itu aku selalu memperhatikanmu. Tak lama, aku menyukaimu karena tingkahmu yang unik dan lucu tapi berani itu. Ah, iya!! Dulu aku berkaca mata dan tidak enak dilihat!!"
"HAH?! JA... Jadi... Kau anak culun waktu itu?!"
"Cu... YA!!"
"Hahahahaha!!! Maaf! Tapi kenapa kau jadi seperti sekarang ini?!"
"Karena kau. Aku selalu mencoba mengambil perhatianmu tapi sedikitpun kau tidak menoleh padaku. Aku pikir karena parasku yang jelek itu. Makanya aku merubah penampilanku dibantu YoSeob, Hyunseung dan JunHyung. Oh ya, soal MinSoo. Tunjukkan saja hubungan kita dengannya. YoSeob juga akan melakukan hal yang sama. Kami sudah sepakat untuk menunjukkannya di depan MinSoo. JiMin yang menginspirasi kami. Dia dan DooJoon bahkan bermesraan di depan MinSoo. Dan soal anak-anak yang lain, aku akan melindungimu seperti yang sudah kujanjikan dengan kakakmu. Jadi jangan khawatir"

YooRa hanya terdiam. Dia bingung harus menjawab apa. Dia masih tak mau mengkhianati MinSoo, sahabatnya. Aku memegang tangannya. Tangannya bergetar. Ya, dia gemeteran saat melihat pintu gerbang sekolah kami.

"GiKwang, kau yakin?! Aku masih tak yakin dengan rencanamu. Lalu teman-temanmu bagaimana?!"
"Tak apa-apa, YooRa. Percayalah padaku. DooJoon dan yang lain sudah mengetahui perasaanku padamu koq. Mereka menyetujuinya dan tak ada masalah dengan itu. Tenanglah"

Aku memakirkan mobilku dan aku memeluk YooRa. Ini pertama kalinya aku bisa memeluk YooRa. Aku menenangkan dirinya yang tampak ketakutan untuk turun dari mobil. Di depan mobilku, terlihat YoSeob dan HeeJin yang juga masih di dalam mobil. YoSeob sepertinya sedang membujuk HeeJin agar mau melakukan rencananya itu. Sementara DongWoon dan HyunSeung sedang menyender pada mobil mereka. JunHyung terlihat sedang mendengarkan musik di depan mobilnya dan DooJoon juga masih berada di dalam mobil bersama JiMin. YooRa melihat itu semua.

"Kau sudah masuk ke dalam dunia kami. Selamat datang, GiKwang-ie yeojachingu, Kang YooRa!!", kataku sambil terus memeluknya. Aku melepaskan pelukanku.

"Kau percaya padaku kan, YooRa?!", tanyaku lembut. YooRa hanya mengangguk pelan. Aku mendekatinya perlahan dan menempelkan bibirku di bibir manisnya itu. Aku hanya tersenyum padanya setelah ciuman lembut itu. Aku mengajaknya turun dari mobil.

Terdengar banyak sorakan dan teriakan tak percaya dari para murid wanita yang melihat YooRa turun dari mobilku. JunHyung, HyunSeung dan DongWoon pun juga kaget melihatnya. Mereka bertiga menghampiriku. Seperti yang sudah kuduga, pertanyaan menghujaniku dari mereka bertiga. DooJoon dan JiMin pun akhirnya keluar dari mobil setelah melihatku dan YooRa turun dari mobil.

"KANG YOORA!!!!", teriak JiMin. Dia memeluk YooRa. Untung saja kau wanita, JiMin!! Kalau kau laki-laki pasti kau sudah kuhabisi karena memeluk pacarku. *GiKwang cemburuannya parah nih..=__="*

"JiMin-ah~!!!"

HeeJin juga seketika turun dari mobil YoSeob saat melihat YooRa turun dari mobilku. Dia langsung berlari ke arah JiMin dan YooRa. Teriakan dan sorakan semakin membahana saat HeeJin turun dari mobil Yoseob. YoSeob dan DooJoon menghampiriku, bergabung dengan DongWoon, HyunSeung dan JunHyung untuk meng'interogasi'ku.

Dari kejauhan aku melihat MinSoo sedang bersama HanRee. HanRee terlihat bahagia saat melihat teman-temannya berada di antara kami sedang MinSoo tampak sangat marah dengan HeeJin. Ya, HeeJin. Aku tau kenapa. Aku menyenggol YoSeob dan menyuruhnya melihat ke atas gedung. Dia melihat MinSoo lalu menghela nafas panjang.

"Ini dia", katanya. Tanpa ragu-ragu dia menarik tangan HeeJin dan menggandengnya. Dia lalu menghadap ke atas dan menaikkan tangannya yang menggenggam tangan HeeJin. YooRa dan HeeJin tampak ketakutan saat menyadari MinSoo sedang memperhatikan mereka dari atas.

"MinSoo-ya!! Bisakah kita berbaikan saja?! Ini tak baik bagi YoSeob-HeeJin dan juga GiKwang-YooRa!! Apa kau mau teman-temanmu terus-terusan menghindari kebahagiaan mereka hanya karena kau membenci kami?? Lagipula aku tak mengerti mengapa kau begitu membenci kami!!", teriak DooJoon pada MinSoo yang ada di atas.

"MinSoo-ya!! Jeongmal jeosongimnida!!! Ini semua pasti gara-gara aku kan?! Kau boleh membenciku tapi tolong jangan teman-temanku!!! Aku mengerti seberapa banyakpun aku meminta maaf, kau pasti tak akan memaafkanku!!! Tapi sungguh, yang kusukai sejak dulu adalah HeeJin!!! Maafkan aku!!", teriak YoSeob.

"Ya, MinSoo!! Aku juga benar-benar minta maaf!! Aku tak pernah bercerita padamu kalau aku menyukai YoSeob karena kau selalu menceritakan perasaanmu padaku tentang YoSeob!! Kau tau betapa sakitnya hatiku dulu setiap kali kau mengejar YoSeob?! Kau selalu beruntung bisa berdekatan dengannya!! Aku hanya memperhatikan kalian dari belakang dengan hati yang sakit!! Tapi aku sungguh-sungguh menyukai YoSeob!!! Maafkan aku MinSoo!!", teriak HeeJin.

Terlihat MinSoo menangis dan hendak pergi. HanRee mengikuti MinSoo. YooRa hanya berdiri didekat JiMin sambil memegangi lengan JiMin. Dia gemetar. Aku mendekatinya lalu merangkul pundak YooRa. Tiba-tiba MinSoo muncul di hadapan kami semua. Dia berlari memeluk HeeJin. MinSoo menangis sambil memeluk HeeJin.

"Maaf, HeeJin. Mohon maafkan aku!! Aku tak bermaksud menyakitimu waktu itu. Aku benar-benar tidak tahu. Maafkan aku!!", tangisnya. HeeJin juga menangis. Dia menepuk-nepuk pundak MinSoo.

"Kita teman selamanya kan?!", tanya HeeJin pada MinSoo dengan matanya yang sayu. MinSoo hanya mengangguk pelan pada HeeJin, JiMin dan YooRa sambil tersenyum.

"Kita sudah tak ada dendam kan?!", tanya DooJoon.
"Kita baikkan saja ya", kata DongWoon.
"Iya. Kalau kita berteman kan akan lebih terlihat bahagia, MinSoo", tambahku.
"Kalau kau masih tak bisa memaafkanku ya aku tak apa-apa. Tapi bertemanlah dengan teman-temanku", lanjut YoSeob.

JunHyung hanya mengangguk kecil menyetujui perkataan kami. HyunSeung mendekati MinSoo lalu menepuk pundaknya.

"Aku yakin kita pasti bisa menjadi teman yang baik satu sama lain. Ya kan kawan-kawan?!", kata HyunSeung pada MinSoo.

MinSoo akhirnya memaafkan YoSeob dan pada akhirnya kami semua berteman. Kini, sepulang sekolah, kami selalu berkumpul bersama sebelum pulang. DooJoon, HyunSeung, JunHyung, YoSeob, Gikwang, DongWoon, JiMin, HeeJin, YooRa, HanRee dan MinSoo, kami selalu bersama. Kami memiliki masa-masa yang indah tepat sebelum kami lulus dari sekolah. Menemukan kebahagiaan kami masing-masing, memecahkan masalah kami bersama-sama dan memiliki sahabat yang baru atau bahkan mengembalikan kenangan manis kami yang hilang bersama sahabat kami dan orang yang paling berharga dalam kehidupan kami.

Akhirnya kamipun lulus dari sekolah. Aku dan YooRa berencana masuk ke universitas yang sama. Begitu pula dengan DooJoon dan Jimin. HyunSeung, JunHyung, YoSeob dan HanRee menjadi satu kembali di universitas mereka yang baru. HeeJin dan MinSoo juga masuk ke universitas pilihan mereka bersama. DongWoon memilih untuk pergi ke New York untuk melanjutkan studinya.

Itulah akhir kisah kami semua selama berada di sekolah. Kenangan-kenangan itu selamanya tak akan pernah terhapuskan dalam kehidupan kami selamanya. Hal yang paling membahagiakanku adalah ketika kakak YooRa benar-benar menyetujui hubungan kami untuk terus berlanjut apabila kami benar-benar serius menjalankan hubungan kami. Aku sungguh beruntung mendapatkan pacar sebaik YooRa. Aku akan menjadikannya pendamping hidupku dan itu HARUS lah dirinya.

YooRa, terima kasih sudah hadir dalam hidupku. SARANGHAE~


--THE END--
------------------------------------------------------------------------------------
Readers, mianhae ya kalo ceritanya kurang menggigit (?). Endingnya juga terkesan dipaksa ya?! Mianhae ya.. Author soalnya juga buru-buru ngetiknya. hehehe.. Pokoknya thank u banget buat yang udah baca FF author yang ini. Setelah ini, Author akan break sebentar dari "The 6 Bad Boys". Author akan menyelip (?) kan FF author yang baru dan ini one-shot. hehehe..

Ok, deh.. Tunggu serial "The 6 Bad Boys" berikutnya yah..


Salam,

Author
Yoomi Park

Note : Untuk Part ini akan author lebih fokuskan ke hubungan DooJoon-JiMin-DongWoon.

Thanks buat pembaca setia..^__^v
Keep happy reading yah..
Salam,

Author
*tebar kolor JunHyung* #plakk!! XD


--------------------------------------------------------

DooJoon's POV

"Kenapa aku merasa kalau kau adalah sesuatu yang terlupa?!"

Sudah 2 minggu sejak kejadian itu, aku terus memperhatikan JiMin. Aku tidak menjawab pertanyaan dia waktu itu. Aku hanya mengatakan kalau dia harus mencari jawabannya sendiri. Aku tak mau terkesan benar-benar menyedihkan karena wanita yang kucintai telah melupakanku.

Selama 2 minggu ini, tak ada tanda-tanda JiMin mencari jawabannya. Setelah keluar dari rumah sakit, JiMin terpuruk karena hubungannya dan JungHoon kandas. HyunSeung, YoSeob dan DongWoon yang menghiburnya hingga dia kembali ceria. Entah dengan kekuatan apa, YoSeob membuat JiMin seperti melupakan JungHoon. Dia kembali ceria dan kembali mengurus kami seperti yang sudah dijanjikan. Dia mengajarkan GiKwang dan HyunSeung belajar setiap malam.

Selama di sekolah juga dia kembali tertawa bersama HyunSeung, YoSeob, GiKwang dan DongWoon. Mereka berlima menjadi sangat akrab. Para siswi di sekolah tentu menjadi iri dengan JiMin. Terkadang JiMin menjadi korban 'kesirikan' siswi yang lain. DongWoon selalu menolong JiMin. Ya, aku tau kalau DongWoon menyukai JiMin. Aku tak bisa berbuat apa-apa mengenai ini. Aku tak bisa melarang DongWoon menyukai JiMin bukan?!

Setiap malam, mereka berlima berkumpul di kamar HyunSeung atau GiKwang atau YoSeob atau DongWoon. Entah apa yang mereka bicarakan. Terkadang aku iri pada keempat temanku itu. Mereka bisa akrab dengan JiMin sementara aku sama sekali tidak bisa karena JiMin menghindariku semenjak hari dimana dia keluar dari rumah sakit.

Kini mereka berlima sedang asyik mengobrol di kamar JiMin. Aku bisa mendengar gelak tawa mereka karena kamar kami bersebelahan. Agak menyakitkan mendengar tawa JiMin yang sudah lama tak kudengar. Ya, tawa itu bukan lagi untukku tapi untuk keempat temanku. *Doo,jangan sedih ya..Author kan ada disisimu selalu, Doo..T__T #plakk!!*

Aku melihat laci kecil yang ada di meja belajarku. Aku membukanya perlahan. Sebuah kotak tua masih ada disana. Aku membuka kotak tersebut. Sebuah liontin emas putih berbentuk hati masih tersimpan baik didalamnya. Aku mengambil liontin tersebut dan melihat ukiran nama yang ada di rantai liontin. Ukiran "윤두준 ♡ 구지민" masih ada disana dan tidak pudar sedikitpun. Aku membuka liontin tersebut lalu terlihat foto diriku yang sedang memeluk JiMin dari belakang. Tak sadar, aku meneteskan air mata. Liontin ini bahkan belum sempat kuberikan padanya untuk hadiah ulang tahunnya. Liontin ini pula yang membuat dia mengunci semua ingatannya tentangku. *bingung ga readers?! Author aja bingung maksudnya DooJoon gimana.. -__-"* Aku memejamkan mataku saat melihat foto tersebut.

FLASHBACK

3 tahun yang lalu.......

"Ya, Choi JungHoon!! Ayo cepat kemari!!"
"Ah, tidak usah. Nanti aku mengganggu kalian, JiMin"
"Sudahlah!! Ayo!! DooJoon ga akan marah koq. Kita kan sudah bersahabat lama"
"Tapi....."
"Ya!! Aku benar tak apa!! Ayo sini!!! Teman JiMin berarti temanku juga, kan?!"

Siang itu kami bermain di sebuah taman sepulang sekolah. JiMin membawa teman masa kecilnya. JiMin mengatakan kalau temannya itu akan pindah ke sekolah kami. Tentu jika dia sahabat JiMin, bukannya itu berarti dia juga sahabatku?? Apalagi aku dan JiMin sudah resmi berpacaran selama 3 bulan. Kurasa kami bisa akrab.

Aku dan JiMin bermain-main di rerumputan *main apa bang di rumput?? #plakk!! XD*. Aku lalu memeluknya dari belakang. Aku mencium tengkuknya singkat.

"Doo... DooJoon apa yang kau lakukan?? Aku malu tau!! Apalgi di depan temanku begitu", kata JiMin dengan muka yang memerah.

"Tak ada. Aku hanya menyampaikan rasa betapa sayangnya aku padamu. Aku bersyukur bisa bertemu denganmu"

Aku lalu mencium bibirnya lembut. Dia menyambut ciumanku. Tak lama, dia melepaskan ciuman kami lalu berteriak pada sahabatnya yang sedari tadi memperhatikan kami dengan ekspresi muka benci.

"JUNGHOON!! Tolong foto kami ya!!", teriaknya.

JungHoon memotret kami. Aku memeluk JiMin dari belakang. JiMin lalu berlari ke tempat JungHoon untuk melihat hasil foto.

"DooJoon!! Foto ini bagus sekali!! Aku ingin menyimpannya!! Kau tampan sekali di sini",kata JiMin sambil berkonsentrasi dengan kamera.

JungHoon tiba-tiba mendekatiku lalu berkata dengan suara kecil, "Jangan senang dulu!! Aku juga menyukai JiMin!! Aku pasti akan mendapatkan dia bagaimanapun caranya!! Kau tak ada tandingannya bagiku karena aku akan menggunakan semua cara untuk mendapatkan JiMin!! Camkan itu baik-baik!!"

FLASHBACK END

Aku terbangun saat mengingat kata-kata JungHoon. Ternyata aku tertidur. Kulihat kalung itu masih ada di tanganku. Aku menyimpannya kembali ke laci dan bergegas turun ke dapur untuk meminum sesuatu yang manis.

Ahjumma yang membantu kami sudah kembali ke rumahnya karena pekerjaan sudah selesai. Aku naik kembali dan mengetuk kamar JunHyung. Tak ada jawaban. Sepertinya dia belum kembali dari berkencan *author ambil tali buat gantung diri..T__T*.

Saat aku membalikkan badanku untuk kembali ke kamar, JiMin terlihat baru keluar dari kamarnya. Kami bertatap-tatapan sebentar dan lagi-lagi dia menghindariku. Dia segera berlari turun.

Aku mengikutinya. Saat aku sudah berada di bawah, dia sedang bersiap untuk naik lagi ke kamar. Dia melewatiku begitu saja. Tapi sebelum dia naik lebih jauh, aku menangkap lengannya dan dia berhenti.

"Kenapa kau menghindariku?!",tanyaku tanpa membalikkan badanku ke arahnya. Dia berusaha memberontak tetapi tanganku menggenggamnya sangat erat.

Aku membalikkan tubuhku dengan cepat dan menghimpit tubuh JiMin ke tembok sambil terus memegangi tangannya. Dia memalingkan wajahnya, tak mau melihatku.

"Kenapa kau menghindariku, kutanya!!"

Masih tak ada jawaban.

"Terserah kau sajalah. Kalau kau memang mau menghindariku, terserah!!"

Kini dia memandang wajahku dengan tajam. Wajahnya berubah seperti ingin menangis saat aku melepas tangannya. Aku tidak menghiraukannya karena akupun ingin menangis. Hatiku sakit sekali. Aku pergi menuju pintu keluar sambil meneteskan sedikit air mata.

Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di tubuhku. Ada yang memelukku dari belakang. JiMin?! Ya,ini tangan JiMin. Aku masih ingat dengan jelas tangannya yang dulu selalu melingkar di tanganku maupun tubuhku.

"Aku...sedang mengingat semuanya...DooJoon, setiap malam, kepingan-kepingan ingatanku kembali satu persatu dalam tidurku. Ya, kau benar. Hanya aku yang bisa membuka ingatanku sendiri. Aku membuka kembali kotak ingatanku........akan dirimu. Kau adalah orang yang spesial di dalam hatiku. Ya, tak hanya ingatanku yang kembali tapi kepingan perasaanku juga kembali. Sabarlah sedikit lagi. Aku menghindarimu bukan karena aku mau tetapi aku ingin memastikan dulu semuanya kembali sempurna. Jadi kumohon, jangan marah padaku karena itu menyakitkan hatiku. Maafkan aku"

Dia mengingatnya kembali?! Hampir semua?! Aku tau seharusnya aku gembira tetapi kenapa aku menangis?!

Aku membalikkan tubuhku hingga wajahnya yang basah karena airmata terlihat olehku.

"Benar kau telah mendapatkan ingatanmu kembali?!"

Dia hanya mengangguk. Aku lalu memeluknya dengan erat. Setelah sekian lama, kini aku memeluknya kembali. Aku rindu perasaan ini.

"Kalian.... JiMin, kau benar-benar sudah mengingat semuanya kembali?!", tiba-tiba suara DongWoon memecahkan suasana bahagiaku. Dia berdiri di tangga sambil mengepalkan tangannya. Wajahnya menunjukkan kemarahan yang sangat besar akan diriku.

"DongWoon...?!"

DongWoon's POV

Kenapa JiMin belum kembali juga ya?! Katanya dia ingin mengambil minuman di dapur. Aku harus menyusulnya. Aku takut terjadi apa-apa padanya.

Aku keluar dari kamar JiMin dan aku mendengar DooJoon sedang berbicara. Suara itu berasal dari bawah. Perlahan aku berjalan menuju tangga dan kali ini aku mendengar suara JiMin yang sedikit terdengar sedih. Perasaanku tidak enak. Aku menuruni beberapa anak tangga hingga akhirnya aku mendengar dengan jelas apa yang JiMin katakan pada DooJoon. Yang lebih menyakitkan hatiku adalah saat dia memeluk DooJoon dari belakang.

Aku mendengar semua perkataan JiMin pada DooJoon. Dia sudah mengingat semua apa yang terjadi padanya dan DooJoon 2 tahun lalu?! Itu benar-benar membuatku semakin sakit hati.

Aku tau semua yang terjadi antara DooJoon, JiMin dan JungHoon. DooJoon sering bercerita padaku sebelumnya. Aku sangat bersimpatik padanya. Tapi saat aku melihat JiMin, aku benar-benar jatuh cinta padanya. Aku tak bisa membiarkan ingatannya kembali tapi sepertinya benar-benar terlambat.

DooJoon memeluk JiMin!!! Aku benar-benar tak tahan!!!

"Kalian..JiMin, kau benar-benar sudah mengingat semuanya kembali?!",tanyaku dengan tangan mengepal, menyembunyikan kemarahan & kesedihanku.

"DongWoon...?!",mereka berdua serentak menyebut namaku setelah membalikkan badan mereka ke arahku.

"Katakan padaku apakah itu benar, JiMin"
"Maaf.."
"Maaf?! Aku bertanya apa kau sudah mengingat semuanya kembali dan bukan memintamu untuk meminta maaf padaku"

"DongWoon.. Aku tau kau menyukai JiMin. Tapi......"
"DIAM!! Aku bertanya pada JiMin bukan padamu", aku memotong kata-kata DooJoon. Ini tidak biasanya aku meneriaki DooJoon.

Masih tak ada jawaban dari JiMin.

"Baiklah kalau kau tak mau menjawabnya. Aku bisa mengerti"

Aku pergi kembali ke kamar dan merebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku sedikit mengeluarkan air mata mengingat apa yang dikatakan JiMin tadi.

Sebenarnya, 3 hari yang lalu aku sempat menyatakan perasaanku padanya. Dia menolakku mentah-mentah saat itu.

FLASHBACK

"JiMin, aku tau ini mungkin terlalu cepat dan agak terburu-buru, tapi aku menyukaimu. Maukah kau jadi pacarku?!"

Hari itu, matahari benar-benar sedang terik-teriknya. JiMin, HyunSeung, YoSeob, GiKwang dan diriku baru saja selesai bermain basket. YoSeob dan GiKwang sudah pulang lebih dulu sedangkan HyunSeung dan kami berdua masih duduk di lapangan sekolah sambil menikmati minuman dingin yang baru saja dibeli oleh HyunSeung.

HyunSeung ijin pergi sebentar ke toilet kepada kami. Kupikir ini saatnya aku menyatakan perasaanku pada JiMin.

Kini sudah kukatakan semua isi hatiku. Aku menunggu jawaban JiMin dengan sedikit gemetar. Aku takut kalau ternyata dia menolakku karena ingatannya telah pulih.

Aku melihat sedikit ke arah JiMin. Dia masih duduk melihat lurus ke depan. Dia tidak mengatakan apa-apa. Yang kulihat hanyalah wajah terkejut JiMin. Aku memanggil namanya lagi. Kini dia menoleh ke arahku.

"DongWoon, aku... Hmmphh~ Aku punya sesuatu untuk di beritahu"
"Apa?!"
"Sebenarnya, aku sedang mengumpulkan berkas-berkas ingatanku yang hilang tentang seseorang yang sangat kucintai. Aku tak mau kau terluka jika suatu saat nanti aku sudah mengingat semuanya"

"Aku tau. Kau mengunci ingatanmu sendiri tentang pria itu. Dia memang sedang menunggumu selama 2 tahun ini"
"Darimana kau bisa tau?! Kau tau siapa dia??",ekspresinya berubah menjadi terkejut dengan sedikit ketakutan.

"Ya, aku tau siapa dia. Dia yang menceritakannya sendiri padaku. DooJoon"

Dia menoleh ke arahku kembali. Aku menatapnya dalam-dalam dan mengatakan sesuatu yang sedikit menampakkan keegoisanku.

"JiMin, kalau boleh, tolong kunci kembali semua ingatanmu. Aku tau ini egois tapi aku benar-benar menyukaimu sejak pertama kali aku melihatmu. Aku tak mau kau kembali pada DooJoon. Aku tak mau...... Maaf"

"Maaf DongWoon. Aku tidak bisa. Semua ingatan tentangnya hampir sepenuhnya kembali. Maaf. Aku menyukaimu. Tapi hanya sebatas teman. Maaf"

Hening menyelimuti kami berdua hingga akhirnya HyunSeung kembali dengan membawa sedikit makanan kecil. JiMin langsung berdiri dari tempat dia duduk dan berlari ke arah HyunSeung sambil tersenyum lebar. Aku agak cemburu melihat kedekatan HyunSeung dan JiMin. Aku tau kalau mereka berdua adalah teman dari kecil.

FLASHBACK END

"Ya,DongWoon!! Bangun!! Kenapa kau menangis?! Tunggu!! Kau... Mungkinkah kau... Di...",YoSeob mencoba menerka apa yang terjadi padaku.

"JiMin??",sambung GiKwang.

"YA!!! BIG NEWS!!!! JIMIN SUDAH INGAT TENTANG DOOJOON!!!!", HyunSeung berlari masuk ke kamarku sambil sedikit berteriak ala tukang gosip *Dihajar HyunSeung..XD*.

YoSeob dan GiKwang saling bertatapan lalu melihat padaku. HyunSeung bingung dengan sikap YoSeob dan GiKwang yang sedang melihatku dengan ekspresi kasihan. Ya, HyunSeung sama sekali tidak tau tentang perasaanku pada JiMin.

"Ya!! Kalian kenapa??", tanya Hyunseung bingung.

"Karena itukah kenapa kau seperti ini??", tanya GiKwang padaku. Aku hanya mengangguk kecil padanya. YoSeob menghela nafas panjang. Dia menundukkan kepalanya dan mendekati HyunSeung yang daritadi berdiri di depan pintu. Dia menjelaskan segala sesuatunya pada HyunSeung.

Raut muka HyunSeung berubah terkejut dan tidak percaya akan apa yang dikatakan YoSeob. Dia tidak percaya kalau aku akan mengkhianati DooJoon seperti ini.

"Sudahlah DongWoon. Relakan JiMin kembali bersama DooJoon. Mereka memang harus bersama bukan?! Mereka memang sudah ditakdirkan bersama. Bahkan mereka saja belum putus sejak 2 tahun yang lalu. Kecelakaan 2 tahun lalu itulah yang menyebabkan mereka terpisah. Sudahlah relakan dia", kata GiKwang padaku.

HyunSeung dan YoSeob mengangguk tanda setuju akan perkataan GiKwang sambil menepuk pundakku. Hatiku agak sedikit tenang dengan perkataan GiKwang. Memang ada benarnya kata-kata GiKwang. Mereka berdua memang sudah ditakdirkan bersama dan aku seharusnya tidak boleh egois seperti ini.

"Ya, GiKwang benar. Tak usah kawatir, DongWoon. Masih banyak wanita di luar sana yang bisa kau temukan. Atau mungkin ada wanita yang sedang menunggumu saat ini. Siapa yang tau jodohmu sedang menunggu kan?! Aku yakin kau akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripada JiMin. Kau pasti akan lebih bahagia dengan wanita tersebut. Ok, buddy?!", YoSeob menasehatiku dan kini hatiku menjadi sangat tenang.

Aku sungguh bersyukur memiliki mereka di saat seperti ini. Hatiku yang kacau balau bisa terselesaikan dengan baik. *maksud lu ape c Woon?! -__-"* Andaikan saja di saat seperti ini aku tidak bersama dengan mereka, aku mungkin sudah tidak tau harus bagaimana lagi dan mungkin akan mengambil "jalan pintas".

"Nah, kalau begitu, be a man!! Katakan pada mereka kalau kau tulus melepas JiMin dan tidak akan mengkhianati temanmu lagi. Ingat janji kita waktu itu pada DooJoon kalau kita akan menolongnya mendapatkan cintanya kembali?! Kau yang paling pertama dan bersemangat untuk membantunya. Sekarang tepati janjimu", kata HyunSeung padaku.

Jujur saja, ini adalah pertama kalinya aku mendengar HyunSeung berkata bijak seperti itu. Biasanya dia cuek pada kami semua yang ada disini. YoSeob dan GiKwang saja sampai ternganga dibuatnya. *awas laler masuk, bang!! #plakk!! XD*

Aku tersenyum pada mereka bertiga dan mengangguk tanda aku akan melakukan itu. Aku bangkit dari tempat tidur dan mengusap air mataku. Aku keluar dari kamar diikuti oleh GiKwang, YoSeob dan HyunSeung. Aku menemukan DooJoon dan JiMin sedang duduk di sofa depan kamarku. Mereka berdua tampak merasa bersalah padaku saat menatapku.

"DongWoon... Aku...", JiMin seperti ingin mengatakan sesuatu padaku namun kupotong.

"Maafkan keegoisanku ya, JiMin. Kata-kataku saat itu, aku minta maaf. Aku sebenarnya tidak mau bermaksud seperti itu. Tapi sisi manusiawiku yang jahat saat itu keluar begitu saja. Aku benar-benar minta maaf padamu dan juga pada DooJoon hyung. Hyung, aku minta maaf karena melanggar janjiku waktu itu untuk membantumu mendapatkan kembali cintamu. Aku malah mengkhianatimu. Maaf ya hyung. Kini, aku tulus melepas JiMin. Aku tulus akan membantu kalian kembali bersama. Aku tau cinta kalian sangat kuat dan tak ada yang bisa memisahkan kalian. Kalian memang sudah ditakdirkan bersama. Aku juga mendoakan kebahagiaan kalian. Semoga JiMin bisa dengan cepat memulihkan semua ingatannya tentangmu, hyung. Berbahagialah", aku mengatakan itu semua sambil berlutut di depan mereka berdua dan meneteskan air mata.

Jujur saja hati kecilku masih belum bisa merelakan JiMin. Tapi aku tau aku harus merelakan dia demi kebahagiaan dia, DooJoon dan diriku sendiri. Kalau aku tak merelakan dia, kami bertiga akan menjadi tidak bahagia. Terima kasih pada HyunSeung, YoSeob dan GiKwang yang sudah menyadarkanku. Kini aku akan mencari wanita yang benar-benar tepat untuk diriku. Wanita yang diciptakan hanya untuk diriku seorang dan bisa membahagiakan diriku *kata kata lo berat, Woon!!! Ampun!!! XDD*. Aku turut berbahagia untuk DooJoon hyung dan JiMin.

"Terima kasih,DongWoon!!"

JiMin's POV

Aku sungguh terkejut dengan kejadian hari ini. DongWoon meminta maaf akan kata-katanya beberapa hari yang lalu.

"Terima kasih, DongWoon!!",kataku sambil memeluknya. "Kau pasti akan menemukan seseorang yang lebih baik dariku. Aku yakin. Aku menyayangimu, DongWoon. Sebatas teman dan adik bagiku. Terima Kasih sekali lagi kuucapkan", lanjutku.

DongWoon meneteskan air mata saat melepas pelukanku. Dia hanya mengangguk kecil lalu tersenyum. Akupun tersenyum padanya.

"Aku juga ingin mengucapkan terima kasih, DongWoon. Kau teman terbaikku!!", kata DooJoon sambil memeluk DongWoon.

Mereka tertawa kecil setelah berpelukan lalu melihat ke arah GiKwang, YoSeob dan HyunSeung. Mereka berlima berpelukan.

"YA!!! Aku sangat bersyukur memiliki teman dekat seperti kalian!!! Terima kasih kalian mau menjadi temanku!!", kata DooJoon sambil berlinang air mata.

"Kalian sedang apa?!", tiba-tiba suara JunHyung memecahkan suasana haru itu. Wajahnya menampakkan kebingungan akan apa yang terjadi di sini.

"Makanya jangan pacaran terus, bodoh!! Hahaha..", kata DooJoon pada JunHyung sambil menepuk dada JunHyung. *author setuju sama Doo..hahaha!! Mari qta toss Doo!! #prok #gubrak XD*

Kami semua tertawa dan JunHyung masih bingung. Malam itu adalah malam yang tidak akan pernah terlupakan bagi kami.

Aku yang mulai mengingat kenangan antara diriku dan DooJoon kini hanya perlu menemukan bagaimana kami bisa terpisah dan bagaimana aku mengunci ingatanku sendiri.

Hubunganku dan DooJoon akan dimulai lagi dari awal apabila semua ingatanku telah kembali dengan sempurna. Kini DooJoon dengan sabar sedang menantikan saat itu tiba. Kami sudah mulai berbicara satu sama lain dan perasaanku pada DooJoon sedikit-sedikit kembali ke semula. Ya, aku sangat mencintai pria ini. Pria yang selalu membuat jantungku berdetak dengan kencang setiap kali aku berada di dekatnya.

Hari berganti hari, hubunganku dan DooJoon semakin membaik. Kami mulai bercanda satu sama lain. Namun aneh, DooJoon tidak pernah membiarkanku masuk ke kamarnya. Ada apa sebenarnya?! Apa dia menyembunyikan sesuatu dariku?! Aku sungguh penasaran ada apa di dalam kamarnya.

"DooJoon, aku mau tanya deh. Kenapa sih kamu ga pernah ngijinin aku masuk ke kamarmu?!", tanyaku saat kami berdua sedang ada di ruang tamu. Kami sedang duduk berdua sambil menonton televisi di tengah malam. Yang lain sudah ada di kamar mereka masing-masing. Posisi duduk kami adalah DooJoon sedang memelukku dengan sebelah tangannya.

"Hmm.. Ga ada apa-apa koq"
"Bohong! Klo ga ada apa-apa masa aku ga boleh masuk ke kamarmu?!"

"Kau ngambek ya?! Kalau ngambek kamu makin cantik deh", kata DooJoon sambil mencubit hidungku.

"Ya!!! Bukan saatnya gombalin aku!!", kataku dengan muka yang memerah sambil menepis tangan DooJoon.

"Aku tau kau akan masuk dengan sendirinya ke kamarku tanpa bilang padaku nantinya. Di kamarku ada benda yang merupakan kunci utama ingatanmu. Jadi, daripada kau berbuat seperti itu dan menjadi orang yang tidak sopan, kupikir sekarang kau boleh masuk ke kamarku. Ayo, sini!!", DooJoon menggandeng tanganku dan mengajakku naik ke kamarnya.

"Nah sekarang duduk disini! Tutup matamu!", kata DooJoon sambil mendudukiku di tempat tidurnya. Dia lalu berjalan menuju meja belajarnya.

"Buka matamu! Kuharap kau bisa ingat sesuatu"

Aku membuka mataku dan aku melihat sebuah liontin yang sangat cantik. Aku memperhatikannya dengan seksama. Sekelibat memori muncul di benakku. Kepalaku mendadak sakit seperti malam-malam sebelumnya saat aku mengingat kembali kenangan antara diriku dan DooJoon. Tapi kenapa kali ini sakit yang kurasakan sangat dahsyat?! Ada bagian kepalaku yang terasa sangat sakit. Seperti ada bekas luka.

Tak lama, kepalaku mengeluarkan darah di tempat sepertinya aku mendapatkan jahitan. Seiring dengan keluarnya darah tersebut semua memori buruk itu kembali.

"JIMIN!!! STOP!!! JANGAN MEMAKSAKAN DIRI UNTUK MENGINGAT!! STOP!!!", teriak DooJoon saat melihatku mengeluarkan banyak darah dari kepalaku.

Aku melihat yang lain berlarian masuk ke kamar DooJoon tepat sesaat sebelum aku memejamkan mata, pingsan.

FLASHBACK (Memori JiMin)

"DooJoon, lihat deh. Liontin ini cantik ya", kataku saat kami sedang kencan sepulang sekolah.

"Hmm?! Ah, biasa saja"

Wajahku berubah menjadi cemberut. Aku kan sangat suka liontin itu. Apalagi aku akan ulang tahun. Kenapa dia jahat padaku sih?! Aku ini pacarnya kan?!

"Sudah ah, aku mau pulang"

Aku keluar dari toko dan pergi begitu saja tanpa menetahui kalau ternyata DooJoon membeli liontin tersebut.

-3 hari kemudian-
Aku masih marah dengan DooJoon. Ya, aku memang kekanak-kanakan. Hanya karena masalah liontin, aku tak mau bicara dengan DooJoon. Hanya saja agak aneh kenapa dia malah biasa saja dan tidak berusaha membujukku agar tak marah padanya.

Aku bertekad akan mengikutinya dari belakang hari ini. Aku merasa ada sesuatu yang aneh dengannya 3 hari belakangan ini.

Aku heran melihat dia masuk ke tempat pencetakan foto. Sedang apa dia?!

Setelah sekitar 10 menit, dia keluar membawa sebuah bungkusan kecil. Dia melanjutkan perjalanan(?) menuju toko toserba. Setelah 5 menit, dia keluar dari toserba membawa bungkusan kecil tadi namun sudah dibungkus dengan cantik.

Aku tersenyum senang. Itu pasti untukku, kupikir. 2 hari lagi kan ulang tahunku. Kira-kira apa yang dia akan berikan padaku ya?! Pasti dia akan memberikan kejutan.

Aku membalikkan badan berencana akan pulang. Aku membalikkan badanku lagi ke arah DooJoon saat aku melihat JungHoon sedang menghadang DooJoon. Sedang apa dia?!

Aku mencoba mendengar pembicaraan mereka berdua. Aku tak bisa mendengar apapun. Tiba-tiba kulihat JungHoon mencekik leher DooJoon. Wajahnya berubah mengerikan. Aura pembunuh seperti keluar dari tubuhnya. DooJoon berusaha memberontak. Kini DooJoon sudah hampir jatuh ke jalan raya. JungHoon mendorong DooJoon ke jalan raya yang sedang ramai. Kepalanya terbentur pinggiran trotoar dan mengeluarkan banyak darah. Bungkusan kecil itu terjatuh ke tengah jalan dan terkoyak. Aku melihat liontin yang kuinginkan itu.

Sebuah truk besar akan lewat dan tepat di depan DooJoon terjatuh. Aku segera keluar dari persembunyianku dan dengan segera menarik tangan DooJoon. Aku dan DooJoon terhempas ke trotoar.

"JiMin?! Sedang apa kau disini?!", tanya JungHoon.

"Apa yang kau lakukan?!", kataku sambil berusaha bangun.

"A... Aku.."
"Apa?! Kau apa?! Kau hampir membunuh orang!! Dia pria yang sangat kucintai!!!"
"TAPI AKU JUGA MENCINTAIMU!!! AKU TIDAK RELA DIA MENJADI PACARMU,JIMIN!!! SAMPAI KAPANPUN AKU TAK AKAN RELA!!! KAU MILIKKU SELAMANYA!!!!"
"Apa?!"

"Li....Liontinku...", DooJoon merangkak dari tempatnya demi mengambil liontin itu.

Aku melihatnya dan membelalakkan mataku saat melihat sebuah mobil sedang melaju kencang ke arah DooJoon.

"DOOJOON!!! TIDAAAAAAKKKKK!!!", aku segera berlari dan menghempaskan tubuh DooJoon ke pinggir jalan. Aku mengambil liontin itu dan mobil itu menabrakku dengan sangat kencang hingga tubuhku menabrak trotoar dan kepalaku membentur tiang listrik dengan sangat keras.

Darah mulai bercucuran dari tubuhku. Tangan, kaki, kepalaku semua mengeluarkan darah yang sangat banyak. Tanganku masih menggenggam liontin itu. Pandanganku buyar. Aku hanya bisa mendengar teriakkan JungHoon yang memanggil namaku dan DooJoon yang berteriak menangis meneriakki namaku. Setelah itu aku tidak bisa melihat apa-apa.

FLASHBACK END

"Kau ingat semuanya?!", tanya DooJoon padaku.
"Ya.. Aku ingat.. Kenapa aku bisa melupakanmu dan bagaimana aku mengunci ingatanku"

Sudah seminggu sejak aku bangun dari pingsanku. Aku menceritakan semua pada DooJoon juga orang tuaku. Mereka senang aku sudah mengingat semuanya kembali.

2 tahun lalu itu aku hanya melihat JungHoon dan keluargaku saat aku sadar dari koma selama 1 bulan. DooJoon tidak ada. Maka itu mengapa aku tak ingat akan dia.

"Maaf ya, saat itu aku sedang mempersiapkan segala kebutuhanku untuk masuk ke SMA. Tapi setiap hari aku selalu menjaga dirimu, loh", jelas DooJoon saat aku bertanya kenapa dia tak ada saat itu. Aku kemudian tersenyum padanya.
"DooJoon....", aku memanggil namanya lalu mencium bibirnya.

"Maaf membuatmu menungguku selama 2 tahun. Aku menyayangimu", aku memeluknya dengan sangat erat.

"Kau tidak perlu minta maaf karena aku yakin kita tak akan berpisah. Aku juga menyayangimu. Lebih tepatnya aku mencintaimu", katanya sambil mencium keningku.

"Cieeeee~ yang udah balikkan!!!", suara YoSeob memecahkan suasana bahagia kami. GiKwang dan yang lain tertawa melihat ekspresi kami yang terkejut. Mereka datang untuk menjemputku pulang.

Aku bahagia bisa berteman dengan mereka. Hidupku benar-benar semakin bahagia saat aku dan DooJoon kembali bersama menjalani kehidupan sepasang kekasih. JungHoon menghampiri kami di sekolah dan meminta maaf atas perbuatannya 2 tahun yang lalu. Kami memaafkannya dan kami kembali menjadi teman.

Liontin cantik itu kini tergantung indah di leherku. Hadiah dari DooJoon yang penuh kenangan baik maupun buruk ini akan selalu kusimpan baik-baik sampai aku mati. Aku akan memberikan liontin penuh kenangan ini kepada anak-anakku nanti agar mereka tau seperti apa kehidupan ibu mereka saat masih muda.

THE END
-----------------------------------------------------

Note : Ini akhir cerita antara DooJoon, JiMin dan DongWoon. The 6 Bad Boys akan terus berlanjut dengan part 5, cerita tentang GiKwang dan YooRa. Juga akan ada kisah-kisah lainnya dari para member B2ST (kecuali JunHyung. Author masih marah sama JunHyung. --3--). Tunggu ya episode (?) berikutnya. Hahaha... ^__^ Makasih ya buat pembaca setia.

Salam,author
Yoomi Park

JiMin's POV

Jantungku berdetak sangat kencang. Wajah DooJoon yang tampan itu benar-benar dekat dengan wajahku. Aku mengerjapkan mataku lalu berinisiatif untuk berdiri sendiri.

"Maaf.. Aku.. Tak hati-......."
"Tak apa-apa. Kau tak terluka kan?!",DooJoon memotong kata-kataku. Dia berusaha berdiri.

"I..i..iya aku tak apa-apa.. Kau tak apa-... Waaaa~ darah!!!",aku panik saat melihat tangan DooJoon yang terluka. Sepertinya kami jatuh sangat keras dan tangan DooJoon berusaha menahan tubuhku agar tak terkena lantai. Tangannya tergores ujung meja yang ada di dekat kami.

"Aku tak apa-ap..."
"Bodoh!!! Itu luka!!! Tunggu aku disini!!! Aku akan mengambil obat untukmu!!!",perintahku sambil menuntun DooJoon duduk di sofa.

Aku lari masuk ke kamar dan segera mengambil P3K milikku. DongWoon juga masuk ke kamarnya dengan kesal disusul GiKwang. JunHyung menemani DooJoon duduk di sofa.

Setelah menemukan P3K milikku,aku segera berlari keluar kamar lalu duduk di antara DooJoon dan JunHyung. *Ohh~ impian author banget nih!!!! :Q* Dengan segera aku mengobati luka DooJoon sambil berulang kali mengucapkan kata maaf padanya. Dia hanya tersenyum memandangku. JunHyung hanya memandang kami berdua lalu menyunggingkan sedikit senyum kecewa. Dia lalu turun ke bawah. *cemburu bang?! Inget lo ud pny GooHuruHara..wkwkwk..#digampar readers XD*

Selesai mengobati DooJoon,aku hanya duduk menunduk. Aku seperti ingin menangis.

"Sudahlah. Tak usah dipikirkan. Luka ini tak sakit koq. Hanya tergores sedikit"
"Tapi.. Gara-gara aku kan jadinya..."
"Sudah.. Tak apa. Ayo turun!!"

DooJoon menggandengku turun. Jantungku semakin berdetak dengan kencang. Tangannya besar dan hangat.

Sampai dibawah, kulihat HyunSeung dan YoSeob sudah bangun dan sedang menyantap sarapan yang kubuat. JunHyung juga terlihat sedang makan sarapan buatanku. Rasanya senang melihat mereka makan dengan semangat begitu.

"Uhmm..gwenapa gwanan gwaian wegwandwengwan",kata HyunSeung sambil mengunyah makanannya. *HyunSeung bisa bahasa alien ternyata,loh readers!!!#digaplok honeys..XD*

"Kenapa tangan kalian bergandengan?!",sambung JunHyung 'menerjemahkan' yang dikatakan HyunSeung sambil melanjutkan makannya. HyunSeung mengangguk dengan cepat.

Aku baru sadar kalau sedaritadi kami bergandengan tangan. Dengan refleks aku melepaskan gandengan DooJoon. Aku menghampiri mereka yang ada di meja makan. DooJoon mengikutiku dari belakang lalu duduk di sebelah YoSeob.

"Tak ada apa-apa koq. Bagaimana makanannya?? Enak tidak??",tanyaku. Semua mengangguk menandakan kalau makananku enak. Aku senang sekali mereka menyukai makananku. Tapi mana DongWoon dan GiKwang?? Kenapa mereka belum turun??

"Aku sudah selesai!! Aku mandi dulu ya~",kata YoSeob sambil berlari naik ke atas.

"YoSeob,tolong sekalian panggilkan DongWoon dan GiKwang ya!!",perintahku. Ya, bukankah ini tugasku untuk mengurus mereka mulai hari ini?!

Dengan suaranya yang cempreng, YoSeob menjawab,"OKAY~!!!". *author dicekek YoSeob & Yobeos..wkwk..XD*

Tak lama, DongWoon dan GiKwang turun dan makan sarapan mereka sementara aku dan JunHyung mencuci beberapa piring dan mangkok yang sudah selesai dipakai. DooJoon sedang memanaskan mobilnya sedang HyunSeung dan YoSeob sedang bersiap-siap.

«««««««««««««»»»»»»»»»»»»»»»

Kini semua sudah siap. Kami siap untuk berangkat ke sekolah. Mereka kini sedang berdebat aku harus naik ke mobil siapa. Aku pusing mendengar suara debat mereka. Tiba-tiba handphoneku bergetar. Ada sms. CHOI JUNGHOON?! Oh iya!! Aku hampir lupa dengannya!!!! Aduh,bagaimana ini??

Mereka berenam melihatku yang sedang panik.

"Kau kenapa??",tanya HyunSeung.
"Sesuatu terjadi??",tanya YoSeob.
"Mungkinkah.... Choi JungHoon??",tanya DooJoon yang membuatku terdiam dari panikku setelah mendengar nama Choi JungHoon.

Aku melihat wajah DooJoon sedikit lalu mengangguk kecil. DooJoon lalu tersenyum dan menghampiriku.

"Kan sudah kubilang, kami bisa membantumu, nona. Kenapa tak bilang?!",katanya seraya mengambil handphoneku. Dia memandangi isi sms dari JungHoon.

"Coba sini kubaca smsnya. 'From Choi JungHoon to Goo JiMin. Jagiya,apa maksud orang tuamu kalau kau ada di rumah pacarmu? Tadi aku ke rumahmu untuk menjemputmu. Lalu apa maksud mereka kita sudah putus? Kau dijodohkan?' BWAHAHAHAHA~!!!! Dia lucu sekali, JiMin!!! Pacarmu ini polos sekali!!!",tawa YoSeob saat membaca sms dari JungHoon setelah merebut handphoneku dari tangan DooJoon.

Tawa YoSeob disusul oleh tawa aneh milik HyunSeung. GiKwang tak lama ikut tertawa. JunHyung pun tersenyum geli. DongWoon hanya memandangiku yang sedang bingung harus bagaimana menghadapi JungHoon. DooJoon menghela nafas panjang lalu merebut handphoneku dari tangan YoSeob.

"Sudah-sudah!! Sekarang kita berangkat dulu!! Sudah hampir terlambat!! JiMin ikut denganku saja dulu. Aku akan menyelesaikan masalah JungHoon",kata DooJoon sambil menggandeng tanganku lalu membawaku masuk ke mobilnya. Tunggu!! Rasanya ini pernah terjadi sebelumnya. Tapi dimana?!

Mereka semua akhirnya juga masuk ke dalam mobil masing-masing dan mulai menjalankan mobil mereka. Di tengah jalan, DooJoon memelankan laju mobilnya. Dia memberi tanda kepada yang lain untuk lebih dulu melaju ke sekolah. Aku memperhatikannya dengan heran. Setelah dia lihat ke-5 temannya melaju mendahului, dia memarkirkan mobilnya di tepi jalan. Aku semakin heran. Mau apa dia?!

"Beri aku nomor Choi JungHoon sekarang"
"Hah?! Untuk apa?!"
"Kau mau masalah ini selesai tidak?! Atau kau mau menyelesaikannya sendiri dengan sejuta salah paham antara dirimu dan dia?!"

"Jujur!! Jujur saja aku masih belum ingin putus dari dia!!! Dia pria yang baik untukku!! Aku sangat menyayangi dia!! Bagaimana kau bisa dengan kejam menyuruhku putus dari orang yang kusayangi?!",aku menangis tiba-tiba.

"Aku tau kau menyayangi dia tapi kau tidak mencintai dia!!"

Aku tertegun dengan kata-katanya. Apa-apaan dia?! Sok tau sekali!!

"Ingatanmu dikunci!!"

Hah?! Ingatanku dikunci?! Apa maksudnya?!

"Kau.. Mengunci ingatanmu sendiri"

Hah?! Aku semakin bingung.

"Kau hanya mencintai 1 orang. Dia akan ada selalu ada di hatimu. Jantungmu akan selalu berdetak kencang saat berada di dekat dia. Kau yang mengunci dia di ingatanmu"

"Heh, apa sih maksudmu?! Ingatan apa?! Kunci apa?! Aku sama sekali ngga mengerti!!"

"Hanya kau sendiri yang bisa membuka kotak ingatan itu. Biarlah kau cari sendiri kuncinya. Cari sendiri juga jawabannya. Pria itu sudah menunggumu lebih dari 2 tahun"

"2 Tahun?! Itu..."

"Ya.. Waktu yang sudah kau lewati bersama JungHoon. Kau cari saja sendiri jawabannya. Kalau begitu sekarang mana nomor JungHoon?? Kita sudah terlambat ke sekolah!!"

Akhirnya aku memberikan nomor handphone JungHoon. DooJoon menyimpannya di handphonenya. Dia lalu segera menyalakan mobil lagi dan kali ini dia mengebut.

Kami tiba di sekolah tepat saat bel masuk berbunyi, berkat DooJoon. Semua mata tertuju padaku saat aku turun dari mobil DooJoon. Bahkan ke-4 teman baruku melihatku dengan pandangan tidak percaya. Mereka pergi saat aku hendak menghampiri mereka. Banyak orang yang berbisik melihatku. Ya, aku berdiri di kelilingi oleh 6 pria tertampan dan bandel di sini.

"Ya, Goo JiMin!! Pitamu miring!!",kata DongWoon sambil membenarkan dasiku. *Jadi dasi cewe itu yang bentuk pita,reader. Nangkep kan maksudnya?! #plakk!! =p*

"Aigoo, rambutmu sedikit berantakan di belakang",kata YoSeob sambil menyisir sedikit rambut panjangku dengan tangannya.

"JiMinnie, jasmu ada debunya. Sini kubersihkan",kata HyunSeung sambil menepuk-nepukkan tangannya di bahuku.

Perbuatan mereka benar-benar membuatku mematung tak berdaya. Pandangan tajam para murid wanita mulai menghujaniku. Gawat!! Pasti akan ada gosip merebak sebentar lagi. Aku harus sabar nantinya!!

Tiba-tiba tangan GiKwang menarikku lari dengannya seperti kawin lari. *author bener2 dibunuh readers khususnya Aces nih..XD*

"Ya!!! Sakit!!! Lepaskan tanganku!!! Ya!!! Lee GiKwang!!! Mau lari sampai mana?! Aku cape!!! Kelas sudah akan mulai!!! Ya~!!!! LEE GIKWANG!!!"

"Ah,maaf JiMin. Sakit ya?!",katanya sambil melepaskan tanganku setelah berhenti berlari.

"Kau tidak lihat?! Merah nih!! Ada apa sih?!"
"Hehehe..maaf yah..nanti aku obati deh..hmm,begini..aku..aku..aduhh,gimana ya?!"

"Hahaha..kau itu populer tapi sedikit babo ya..*JiMin,lo minta digaplok yey?!* Padahal kau banyak pemujanya. Ckckck..Kau mau minta tolong padaku kan untuk mendekatkanmu dengan YooRa?!"

"WOAH~!!! Darimana kau tau??", tanyanya kaget.

"Hmm.. Semalam aku tak sengaja mendengar pembicaraanmu dan DongWoon..Maaf ya..hehehe.."

"Hah?! Memangnya kau ada dimana saat kami sedang bicara??"
"Di kamar"
"Pantas..Jadi?? Aku tak usah menjelaskan panjang lebar kan?? Kau mau bantu aku??"
"Hmm... Tentu... Tapi..."
"YA!!! GOMAWOOO~, JiMin!!!",teriak GiKwang sambil memelukku.

"Ok,sekarang kita harus masuk ke kelas!! Ayo!!",kini gantian aku yang menyeretnya (?) ke kelas.

"Ya ya ya!!! Sakit!!"
"Rasakan!! Tadi aku juga sakit tau!! Weeekk~!!"

«««««««««««««««««»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»

Jam istirahat telah tiba. Aku berjanji pada GiKwang untuk membantunya dekat dengan YooRa tapi tadi pagi saja YooRa dan yang lain menghindariku. Bagaimana aku bisa bicara dengan YooRa?!

Aku memukul-mukul kecil kepalaku dengan kedua tanganku. Berusaha membuat otakku bekerja memikirkan bagaimana cara bicara dengan YooRa dan yang lain. *butuh penggorengan buat getok kepalanya lebih keras,mbak?! #plakk!!! XD*

"Awas,kepalamu akan sakit!!",kata DongWoon sambil menggenggam tanganku. Dia belum keluar kelas bersama yang lain?! Bukannya tadi B2ST sudah keluar kelas bersama?! Kenapa dia ada disini?! Aku menatapnya heran.

"Kenapa kau?! Seperti melihat orang asing saja. Itu kubelikan roti dan susu untukmu",katanya sambil duduk di tempat duduknya yang tepat ada di sebelahku. Tangannya menunjuk roti dan susu strawberry yang ada di atas mejaku.

"Wah, terima kasih ya!! Tapi, darimana kau tau kalo aku suka rasa strawberry??", kataku sambil membuka bungkusan roti. *emang beneran kesukaan author nih..wakakaka..XD*

"Hmm?! Dari seseorang yang mengenalmu dengan sangat baik", jawabnya sambil memandang keluar pintu seolah sedang melihat seseorang.

Aku menoleh melihat ke arah DongWoon melihat. DooJoon?! Sedang apa dia berdiri di sana?? Dia menunduk dan terlihat sedih. Tangannya berada di belakang tubuhnya seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Dia kemudian melihatku lalu tersenyum sambil memasuki kelas dan duduk di kursinya. Dia meletakkan sebungkus roti dan sekotak susu strawberry di mejanya. Susu strawberry?? Loh?! Memangnya dia juga suka susu strawberry?? Aku menyantap roti yang diberikan DongWoon sambil melihat ke arah DooJoon yang duduk melihat ke luar jendela di dekat mejanya. Kenapa dia tidak memakan roti dan susu itu??

"JiMin, kau mau tidak pulang naik mobilku nanti??", tanya DongWoon tiba-tiba. Aku bingung mau menjawab apa karena tadi pagi aku ikut bersama DooJoon. Aku melihat ke arah DooJoon yang masih melihat ke arah jendela.

"Ikutlah dengan DongWoon. Aku masih ada sedikit urusan", katanya tiba-tiba tanpa menoleh ke arahku. Dari nada bicaranya terkesan dia sedang marah. Ada apa dengan dia??

Aku lalu menoleh ke luar pintu. Aku melihat GiKwang yang melihat YooRa sedang lewat di depannya. GiKwang tidak tersenyum maupun bergerak. Dia terdiam saat melihat Yoora dan sedikit menahan napasnya. Aku tersenyum kecil melihat tingkah GiKwang. Setelah YooRa lewat, GiKwang melepas nafasnya *tutup hidung. #plakk!! Digampar Aces..XD*. GiKwang melihat ke arahku. Dia memberi tanda padaku agar aku segera mendekati YooRa. Aku hanya menggelengkan kepala lalu memberikan tanda kalau jam istirahat akan segera berakhir.

Akhirnya jam sekolah telah usai dan kini saatnya kami untuk pulang. Aku
menunggu YooRa untuk bicara dengannya, sementara DongWoon menungguku di pelataran parkir. DooJoon sudah pulang entah mau kemana dia. HyunSeung dan JunHyung juga sudah pergi. Kalau mereka berdua sudah dipastikan tidak pulang ke rumah. JunHyung pergi ke sekolah pacarnya *AUTHOR MAU BUNUH DIRI!!! T__T* untuk menjemput pacarnya itu dan pulang bersama. HyunSeung sepertinya juga sedang menemui pacar 'sementara'nya. YoSeob dan GiKwang masih ada di sekolah menungguku selesai bicara dengan YooRa. Mereka menunggu di dalam mobil DongWoon bersama DongWoon.

"YooRa!!", panggilku saat melihat YooRa melewatiku. YooRa tidak menghiraukanku. Aku tau pasti dia marah dengan kejadian tadi pagi.

"YooRa!! Tunggu aku!! YooRa!!", panggilku sambil mengejarnya. Aku akhirnya menangkap lengan YooRa.

"YooRa, aku tau kamu marah karena kejadian tadi pagi. Aku bisa menjelaskannya. Kumohon maafkan aku!", kataku sambil membalikkan tubuh YooRa.

"Oh?! JiMin?! Ada apa??", katanya sambil melepas headset yang ada di telinganya *#gubrak..muka tanpa ekspresi.. (.__.")* lalu tersenyum padaku.

"Kau... tidak.."

"Marah padamu?? Tidak. Itu kan hakmu kalau mau bersahabat dengan mereka. Aku tidak masalah. Tapi, MinSoo sepertinya sangat marah"
"Lalu HeeJin dan HanRee bagaimana??"
"Hmm?! HeeJin dan HanRee tidak marah juga. Mereka biasa saja. Hanya maaf ya tadi pagi kami meninggalkanmu. Kau tau, MinSoo"
"Oh.. Kupikir kalian semua marah padaku"
"Tentu tidak. Apa untungnya bagiku marah padamu. Hahaha.. oh ya, ada apa kau memanggilku??"
"Umm..Begini..Apa kau sudah punya pacar??"
"Kenapa kau tiba-tiba kau bertanya begitu?? Aneh.."
"Sudah jawab saja!!"

Lama YooRa tidak menjawab pertanyaanku. Dia hanya terdiam sambil melihatku curiga.

"Aku belum punya pacar. Tapi ada yang kusukai", jawabnya tiba-tiba.

"APA?? SIAPA?? AKU HARUS TAU!!", teriakku refleks sambil memegang lengan YooRa dengan kencang.

"Aduh!! Sakit!!"
"Maaf.. Aku terlalu bersemangat.. hehehe.. tolong beritahu siapa yang kau suka"
"Baiklah.. Ini sudah kusimpan selama 1 tahun.. Aku takut MinSoo sampai tau kalau yang kusuka adalah salah 1 anggota B2ST"
"APAAAA??!!! SIAPA DIAAA?!"
"Kau itu!! Bisa tidak biasa saja?? Jantungku mau copot tau!!"
"Hehe..maaf,aku terlalu bersemangat. Lalu bisa kau beritahu aku siapa yang kau suka??"
"Aku..."
"Ya?!"
"Aku.."
"YA?!"

"Kau cari tau saja sendiri!! Aku malu!!",muka YooRa memerah. Sepertinya dia melihat seseorang. Aku menoleh ke belakangku dan aku mendapatkan GiKwang sedang lewat bersama YoSeob. Sedang apa mereka?!

"Kau suka YoSeob?!",kataku sambil masih melihat GiKwang dan YoSeob.

PLAKK!! Sebuah pukulan mendarat di kepalaku. YooRa memukulku ringan.

"YoSeob?!HeeJin itu kan pacaran dengan YoSeob!!! Ga mungkin aku suka sama dia!! Oopz!! Aaaa~ aku keceplosan!!! Aduh bagaimana ini???"
"HeeJin??"
"Loh?! Kau berteman dengan YoSeob kan?! Masa ga tau sih?!"

Aku menggeleng polos. HeeJin dan YoSeob?! Hah?! Aku memutar otakku. Kenapa HeeJin malah ikut dengan MinSoo??Aigoo~?!

"HeeJin dan MinSoo sudah bersahabat sejak kecil begitu juga YoSeob. Entah bagaimana, MinSoo benci YoSeob sejak dia bergabung dengan B2ST. Yang kudengar malah MinSoo sempat suka dengan YoSeob tapi YoSeob menolaknya karena YoSeob suka orang lain. Ya HeeJin itu. Tapi HeeJin minta YoSeob agar merahasiakan hubungan mereka supaya persahabatannya dengan MinSoo tidak putus", jelas YooRa panjang lebar.

"JiMin,janji kau tidak akan membocorkan rahasia ini kan?! Tolong ya.. Aku bisa dibunuh HeeJin nanti kalau ketahuan"
"Tenang saja. Aku pintar menjaga rahasia koq. Hahaha.. So,kesimpulannya kau itu suka sama GIKWANG kan?!"
"Ya!!! Jangan kencang-kencang!!! Kalau ada yang dengar bagaimana??"

"Hahahaha..!!!! Ok,I got it!! Aku pulang dulu ya,YooRa!!! Tunggu sesuatu yang bagus dariku nanti ya!!! Hahahaha!! Bye!!",kataku sambil berlari menuju mobil DongWoon.

"YA!!! DASAR KAU YA!!! AAAA~!!! AKU MALUUU TAUUUU~!!!",teriak YooRa sambil menutupi pipinya yang memerah.

Aku duduk di sebelah DongWoon sambil terkekeh. DongWoon bingung tapi tersenyum. Dia menjalankan mobilnya.

"HAHAHAHA!!! DONGWOON-AH!!! HAHAHAHA!!! AKU BANYAK TAU RAHASIA HARI INI!!",tawaku sambil memukul-mukul lengan DongWoon. Ia hanya tersenyum melihatku. Penasaran tapi dia tidak menanyakan apapun padaku. Dia hanya melihatku yang sedang tertawa seperti orang gila dan berkonsentrasi menyetir.

«««««««««««««««««««««»»»»»»»»»»»»»»»»»»»

Sementara itu............

DooJoon's POV

Kemana anak itu?? Aku sudah mengatakan padanya untuk bertemu di depan sekolahnya tapi dia tak kunjung keluar. Apa dia kabur??

"Ada apa kau mau menemuiku, Yoon DooJoon??"

Suara itu!! Suara pria yang paling kubenci sedunia!! Pria yang merebut wanita yang paling kucintai dan membuat wanita itu mengunci ingatannya sendiri!! CHOI JUNGHOON!!

"Hmph~ Kau masih tak berubah ya, Choi JungHoon!!"
"Mau apa kau?? Aku tak suka berlama-lama bersamamu, kau tau itu kan?! Jadi cepat katakan padaku ada apa dan pergi!!"
"JiMin..Dia tinggal denganku sekarang"

Muka JungHoon pucat seketika saat kukatakan kalau JiMin kini tinggal bersamaku. Aku tau dia pasti takut.

"Kenapa kau pucat begitu?? Kau takut semua kebenaran terungkap?? Kuperingatkan padamu,ya!! Lebih baik kau pergi dari hidupnya sekarang daripada dia akan membencimu seumur hidup karena semua akan terbuka. Kau pilih saja. Pergi atau DIBENCI oleh wanita yang kau cintai. Karena kau tau kalau aku tak akan tinggal diam. Aku akan membuat dia ingat semua apa yang telah terjadi antara kita bertiga. Aku sungguh bersyukur orang tuanya tiba-tiba memindahkannya ke sekolahku. Saat kulihat dia di sekolahku, aku merasa menang karena akhirnya aku melihat dia lagi dan ini adalah kesempatanku memperbaiki segala sesuatunya yang telah kau rusak!!"

"Bahkan kalian 1 sekolah?!"
"Ya..Memang kau tidak tau itu sekolahku?? Ah,iya aku lupa kalau kau tidak pernah bertanya padaku kemana aku akan melanjutkan SMA ku. Jadi pilih salah 1. Aku beri kau kesempatan sampai malam ini untuk memutuskan hubunganmu dengan JiMin. Kalau kau tidak mau putus,ya terima saja resikonya. Aku masih berbaik padamu agar kau tidak sakit hati sepertiku 2 tahun yang lalu"

Aku tersenyum puas melihat muka JungHoon yang pucat seperti orang yang kehilangan arah. Dia pantas mendapatkan itu setelah apa yang terjadi 2 tahun yang lalu. Kuharap JiMin bisa segera mengingat itu. Ingatannya sangat penting bagiku. Ya,kami dulu sepasang kekasih hingga akhirnya hubungan kami kandas karena pria ini.

Aku pergi meninggalkan JungHoon yang termenung di depan sekolahnya. Aku melihat mobil DongWoon melewati mobilku. Apa JiMin meminta DongWoon untuk mengantarnya ke tempat JungHoon?! Aku memutar balik mobilku dan mengikuti mobil DongWoon. Benar saja. Mobilnya berhenti di depan sekolah JungHoon. JiMin terlihat senang turun dari mobil saat menemukan JungHoon ada di depan sekolah. Aku memperhatikan mereka dari dalam mobil. Begitu juga dengan DongWoon sepertinya. Dia tidak turun dari mobil.

Hatiku sakit saat melihat JiMin memeluk JungHoon lalu mencium pipinya. Itu sering dia lakukan dulu padaku saat kami masih sepasang kekasih. JungHoon tersenyum padanya namun dengan tatapan yang sedih. Mereka berdua masuk ke dalam sekolah.

Langit berubah mendung. Sudah 1 jam mereka di dalam. Tiba-tiba hujan deras mengguyur kota Seoul ini. Aku melihat bayangan 2 orang yang sepertinya sedang bertengkar di tengah derasnya hujan.

"KENAPA KAU TIBA-TIBA BEGINI?? APA SALAHKU??"
"LEPASKAN TANGANKU!!! SUDAH KUBILANG TAK ADA APA-APA DAN KAU TAK ADA SALAH APAPUN!!! KITA SUDAHI SAJA SAMPAI DISINI!!!"
"YA, CHOI JUNGHOON!!! YAAAAA~!!! JUNGHOON MAU KEMANA KAU?? Jangan tinggalkan aku kumohon..JungHoon~ huaaa huhuhu"

Itu suara JiMin!!! Dia menangis!!! Aku segera keluar dari mobil dan berlari menuju tempat dia terduduk lemas di bawah guyuran hujan. Tubuhnya gemetaran.

DongWoon juga keluar dari mobil dengan membawa payung dan berlari menuju tempat JiMin. Diriku sampai lebih dulu di dekat JiMin. DongWoon menghentikan langkahnya. Aku yakin dia heran mengapa aku ada disana.

"JungHooon~!!! Huhuhu~ Kenapa??",tangis JiMin. Tak lama dia jatuh pingsan. Aku segera menggendongnya dan berlari menuju mobil. Aku melihat DongWoon sesaat. Tangannya mengepal keras.

Aku menyalakan penghangat yang ada di mobilku dan dengan segera aku melajukan mobilku ke rumah sakit terdekat. Aku panik. Sangat sangat panik.

2 Jam sudah JiMin belum sadarkan diri. Aku menunggu di sampingnya sambil memegang erat tangannya. Keluarganya datang dan sangat terkejut saat melihatku. Mereka tampak senang melihat diriku lagi.

"Mmmhh~ DooJoon?!"

JiMin memanggilku?! Dia memanggilku dalam pingsannya?! Keluarganya melihatku saat dia menyebut namaku.

"Aku disini,JiMin",kataku lembut pada JiMin. Dia perlahan membuka matanya.

"DooJoon?! DooJoon?! Yoon DooJoon?! Apa kita sudah saling mengenal sejak lama?!"
"Kau.."
"Aku melihatmu dalam mimpiku tadi. Aku hanya bisa melihat wajahmu. Apa kita sudah saling kenal?? Kenapa aku merasa kau adalah sesuatu yang terlupakan?!"

TO BE CONTINUED
Yoomi Park

JiMin's POV

Aku pulang diantar oleh JungHoon. Dia mencium keningku. Aku benar-benar menyayangi dia! Aku tak bisa lepas dari dia! Bagaimana ini??

Aku melihatnya pulang dengan kegalauanku. Apa aku benar-benar butuh bantuan mereka?? Aigoo~

Aku masuk ke kamar dan mulai merapikan barang yang akan kubawa ke rumah 'neraka' itu. Kira-kira apa yang akan dikatakan HyunSeung ya pada orang tuaku?? 6 jam lagi menuju jam 7. Aku juga akan bolos bersama HyunSeung karena HyunSeung memintaku menemaninya. Ya,jam 7 pagi,HyunSeung akan ke rumahku.

Semua pakaianku dan beberapa barangku sudah rapi sekarang. Aku pergi ke kamar mandi untuk mandi. Aku segera tidur selesai mandi.

««««««««««««««»»»»»»»»»»»»»»»

(Esok paginya,)

Aku membuka mataku yang masih terasa berat. Aku baru bisa tertidur sekitar jam 4 pagi karena memikirkan masalah JungHoon. Sekarang sudah jam 6 pagi. Aku hanya tidur 2 jam?! Wah,rekor baru.

"Selamat pagi,cantik",suara HyunSeung mengagetkanku. HYUNSEUNG??????? SEDANG APA DIA DI KAMARKU DAN KAPAN DIA...

"Hahaha..Tak usah terkejut begitu. Aku masuk lewat pintu depan kok. Adikmu yang membukakan pintuku. Saat kubilang kalau aku pacarmu, dia langsung menyuruhku masuk. Adikmu sungguh lucu. Dia banyak bertanya ya"

Apa katanya tadi?? Dia mengaku sebagai apa pada adik laki-lakiku yang masih berusia 8 tahun itu?? PACAR?? Pacar.. Dia benar-benar tak waras. Jelas-jelas keluargaku tau kalau pacarku Choi JungHoon.

"Apa adikku percaya kau pacarku??",tanyaku sambil turun dari tempat tidur lalu mengikat rambut coklat panjangku di depan meja rias.

"Ya, dia percaya. Apalagi jika melihat kita seperti ini, dia pasti sangat percaya",katanya sambil MEMELUKKU DARI BELAKANG?!?!

Aku mencoba melepaskan dari HyunSeung yang semakin mempererat pelukannya. Aku meronta-ronta dipelukkannya. HyunSeung malah menempelkan badanku ke tembok. Ia menghimpitku. Wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Aku bisa merasakan nafasnya yang sangat cepat.

"Ka..Kau mau ap..pa??",tanyaku ketakutan.

"Aku?? Aku hanya ingin merasakan bibir mungilmu itu",Dia menciumku setelah berkata seperti itu!!!!! *author ditabok Honeys..XD*

Sungguh aneh rasanya. Aku ingin berontak tapi tubuhku lemas sesaat setelah dia melepaskan ciumannya. Ciuman pendek tapi kenapa aku malah senang?? Mukaku panas.

"Kau benar-benar 'nikmat', JiMin. Tak pernah berubah sejak dulu. Maukah kau jadi pacarku??", tatapan matanya sangat menggoda.

"Tapi..kau tau..Tunggu!! Apa aku targetmu?? Aku kan anak baru!!",kataku sedikit kesal. Aku tak marah saat ia memintaku menjadi pacarnya. Aneh bukan??

"HAHAHAHA!!! Kau benar-benar lupa padaku, JiMinnie??"
"Ji...Ji... Darimana kau tau nama itu??"
"Ingat DooJoon mengatakan kalau ada yang tidak senang kalau kau punya pacar??"
"Ya,aku ingat..Kenapa?? Itu kamu??"
"Bukan. Ada orang lain dari kami berenam. Kau harus cari tau sendiri siapa dia. Sekarang, aku ingin mengingatkanmu dengan diriku, pasangan ciuman pertamamu!!"
"HAH?! Maksudmu.. Kau.. RANCHO?!?!?! Teman SD ku yang dulu bermain drama Sleeping Beauty bersamaku???"
"BINGO!! Kau kejam sekali telah melupakanku!!"

Aku lemas sesaat. Sial!! Ternyata dia teman masa kecilku yang dulu pindah karena pekerjaan ayahnya. Aku tak bisa berkata apa-apa.

"Heh, ya sudah cepat mandi sana. Kita kan harus menghadap orang tuamu. Lagipula orang tuamu masih mengingatku koq",kata HyunSeung sambil keluar dari kamarku.

"Satu lagi, kata-kataku tadi bohongan koq. Aku ga serius. Aku dari dulu hanya menganggapmu sebagai teman terbaikku. Jangan dipikirkan, ya Minnie. Ciuman tadi hanya demi mengingatkanmu padaku",dia berbalik ke kamarku untuk mengatakan itu.

Aku tersenyum lega. Kupikir Rancho yang dulu kukenal berubah. Ternyata dia masih sama. Kukira dia benar-benar menyukaiku.

Setelah mandi,aku turun ke ruang tamu. Terlihat orang tua dan adikku sedang bersenda gurau dengan HyunSeung. Wow, akrab sekali mereka. Aku duduk disamping HyunSeung.

"Nah, om dan tante. Seperti yang tadi saya bilang. Saya mau membawa JiMin ke rumah untuk tinggal bersama saya karena saya ini pacar JiMin. Orang tua saya kangen dengan JiMin. Bagaimana?? Om dan tante mengijinkan kan??",HyunSeung memulai perkataannya. Lagi-lagi dengan alasan pacar. Dasar!! Memangnya ga ada alasan lain apa ya?! Ingin rasanya aku memukul kepalanya.

"Pacar?? Bagaimana dengan JungHoon, JiMin?? Kau putus dengannya??",tanya ibuku.

"Itu.."
"Ya, JiMin memutuskannya karena aku, tante. Bukan begitu, chagi??",dia memotong kata-kataku dengan cepat. Dasar!!

"Iya..itu..benar..",jawabku terbata-bata. Aku hanya bisa menundukkan kepalaku.

Tak lama, orang tuaku memberikan izin mereka. Aku kini berada di dalam mobil HyunSeung. HyunSeung membawakan barang bawaanku ke dalam mobil. Aku melihat keluargaku dari dalam mobil dan melambaikan tanganku. Adikku hampir menangis saat melihatku akan pergi.

"Ok, om tante, kami pergi dulu. JiHoo, hyung dan noona pergi dulu ya. Tenang saja JiMin pasti baik-baik saja. Sampai jumpa",kata HyunSeung sebelum masuk ke mobil.

»»»»»»»»»»»»»»»»»«««««««««««««««««««

"Masuklah..",kata HyunSeung ketika kami sampai di sebuah mansion yang sangat besar.

Ini?? Ini rumah mereka?? Wah~ besar sekali!!! 6 orang tinggal di rumah sebesar ini?? Lebih baik jadi hotel atau paviliun saja!!

HyunSeung mengajakku berkeliling. Dia membawaku ke ruang tamu. Ruang tamu yang sangat besar. Ruang tamu ini bisa dijadikan tempat pesta menurutku. Kamarku saja setengahnya ruang tamu ini. Kamarku sudah sangat besar jadi bisa dibayangkan sebesar apa ruang tamu itu.

Dari ruang tamu, HyunSeung membawaku ke ruang istirahat mereka. Wow~!! Ada 6 komputer, TV yang Big Screen bahkan ada Home Theater!!! Di belakang ruang Home Theater, terdapat kolam renang. Pintu kaca di dekat rak DVD koleksi mereka yang berantakan itu menyambungkan jalan menuju kolam renang tersebut.

Dari sana, HyunSeung membawaku ke dapur. Dapurnya sangat besar namun sayang, kotor. Ya, 6 laki-laki yang tinggal disini pasti tak dirawat dengan baik. Dari dapur tersebut tersambung 2 jalan menuju kolam renang dan ruang makan. Ruang makan mereka juga terlihat sangat berantakan. Mereka bahkan memiliki kebun yang sangat luas. Dari dapur juga tembus ke arah kebun. Terdapat meja makan dari kayu yang biasa dipakai saat sedang ber-Barbeque.

Dari kebun tersebut, tepatnya di belakang rumah,terdapat tangga. HyunSeung mengantarku ke atas. Sebenarnya di dalam rumah juga ada tangga, tepatnya di antara ruang tamu dan ruang istirahat mereka.

Setelah sampai di atas, HyunSeung memperlihatkan ada 10 kamar di sana. 5 kamar berhadapan dengan 5 kamar lainnya. Di antara ke-10 kamar tersebut terdapat sofa dan meja serta rak buku. HyunSeung berkata kalau itu tempat mereka membaca buku. Rak buku mereka sangat banyak. Tentu saja karena DongWoon sangat suja membaca buku dan kebanyakan buku disana adalah milik DongWoon.

HyunSeung mengantarku ke kamar yang paling ujung dekat tangga yang satu lagi. Dia tidak membukanya hanya memberi tahuku kalau itu adalah kamar YoSeob. Tergantung papan nama "양요섭" di pintu. Di seberang kamar YoSeob adalah kamar DongWoon. Tak ada papan nama hanya terdapat foto-foto polaroid DongWoon di depan pintu kamarnya.

Di sebelah kamar YoSeob adalah kamar JunHyung. Tak ada papan nama ataupun gambar. Di sebelah kamar DongWoon / di seberang kamar JunHyung tak ada penghuninya dan kata HyunSeung itu akan menjadi kamarku. Baru aku ingin masuk ke kamarku, HyunSeung menahanku. Katanya ini belum waktunya.

Dia melanjutkan 'tour' rumah tersebut. Di sebelah kamarku nanti adalah kamar DooJoon. Ada papan nama "두준" tergantung di pintu kamar. Di seberang kamar DooJoon / di sebelah kamar JunHyung adalah kamar GiKwang. Ada papan nama juga di depan pintu. Papan nama bertuliskan "이기광".

Terakhir, kamar di sebelah DooJoon adalah kamarnya (HyunSeung). Tak ada papan nama. Yang kulihat hanya 1 gambar selca dirinya dalam ukuran besar. Dasar narsis!!

Di seberang kamar HyunSeung, kamar tidur kosong itu diubah oleh mereka menjadi ruang billiard dan ada bar kecil disana. Sedangkan 2 kamar kosong lainnya belum di pakai sama sekali.

"Kamar mandi ada di dalam kamar semua. Lemari pakaian juga di dalam kamar. Hanya saja nanti kau jangan kaget melihat kamarmu sendiri ya. Kami tidak tau selera kamar wanita serta pakaian wanita. Jadi kami meminta kakak YoSeob dan DooJoon untuk membantu kami. Jadi maaf kalau terlalu berlebihan",kata HyunSeung saat 'tour' itu sudah selesai.

Aku menggelengkan kepala menandakan tidak apa-apa. HyunSeung lalu mengantarku masuk ke kamar. ASTAGA!!!! Apa ini yang aku lihat?? Kamar ini sangat indah!!! Besar dan benar-benar sangat cantik!!! Tempat tidur canopy berwarna putih dan semuanya serba berwarna putih!!! Kamar ini seperti kamar seorang putri!!! Aku melihat ke kamar mandi yang terletak didekat pintu kamar. Ya ampun!!! Benar-benar elegan!!! Bathtub dengan shower juga ada Jacuzzi. Wow!!!

Aku melihat sekeliling kamarku. Ada TV,sofa,rak buku,meja rias,meja belajar,dan mana lemari bajuku?? Katanya ada didalam kamar.

"Kau mencari lemari baju?? Di sini, tuan putri",kata HyunSeung ketika dia menemukan diriku sedang bingung. Dia berjalan menuju tempat tidurku. Ada pintu disebelah kanannya. HyunSeung membuka pintu tersebut. Tidak mungkin!!! Itu lemari baju?? Sebesar itu?? Lagipula bajunya banyak sekali dan terlihat mahal semua!!! Baju-baju yang cantik yang biasa dipakai oleh para putri.

Tunggu!! Aku merasa janggal. Aku disini untuk bekerja, kan?! Tapi kenapa aku diperlakukan bak seorang putri disini??

"Ya,Rancho~!! Aku disini bukannya untuk bekerja?? Kenapa aku diperlakukan seperti putri begini??",tanyaku heran.

"Hmm?! Bekerja?? Tentu saja tapi kau tidak cuma bekerja disini. Kami memang ingin kau tinggal dengan kami. Sebenarnya, sudah ada ahjumma yang baru disini. Tapi... Ah,biar DooJoon saja yang menjelaskan. Aku tak begitu mengerti juga. Ini rencana DooJoon dan JunHyung"

"Hah?! JunHyung??"
"Ya..JunHyung. Entahlah. Aku saja juga baru tau kalau kau ternyata teman SD ku dulu saat aku ke rumahmu tadi pagi. Aku melihat orang tuamu dan aku ingat dirimu"

"Aneh... Benar ada yang aneh. Kenapa DooJoon dan JunHyung?!"
"Nanti saja kau tanya mereka. Istirahatlah dulu. Oh ya, jangan beritahu mereka kalau kita teman SD ya. Mereka pasti akan banyak bertanya apalagi DooJoon karena dia su... Ah,tidak. Pokoknya jangan!! Dan kalau ada apa-apa,bilang padaku. Aku akan menjadi oppa-mu disini. Ok, dongsaengku yang manis?!",katanya sambil mengacak-acak rambutku. Aku mengangguk dan tersenyum padanya.

HyunSeung keluar dari kamarku. Aku merebahkan diri di tempat tidur. Rumah ini benar-benar besar. Tapi tetap aku tak mengerti kenapa mereka mau aku tinggal bersama mereka. Aku berpikir keras hingga mengantuk. Tak terasa aku tertidur.

5 Jam kemudian

"Dia cantik sekali loh"
"Cantik apanya?? Lihat itu cara tidurnya kasar"
"Tapi benar,dia cantik"
"Aku no comment"
"Dasar kau!! Padahal kau kan yang...."
"Diam!!! Dia bisa mendengarnya!!"
"Hahaha..mukamu memerah!!!"
"Sudahlah,aku keluar dulu"
"Ya!!! Jangan ngambek!! Hahaha..dia itu lucu ya..malu tapi mau"
"Heh,YoSeob!! Sudah jangan mengganggu dia. Kasihan. Tapi...mukanya saat marah lucu..BWAHAHAHAHA~!!!"

Aduh,suara ribut apa sih itu?? Mengganggu tidurku saja. Tapi aneh kenapa suaranya dekat sekali denganku?! Uhh~ Berisik sekali!!!

Aku membuka mataku. Aku melihat 2 pria sedang duduk di sofa dekat tempat tidurku. 2 pria lainnya duduk di tepi tempat tidurku dan 2 lainnya hanya berdiri di dekat jendela.

"KYAAAAAAAAAA~!!!! APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI????",teriakku saat tersadar dari tidurku. Anak-anak nakal ini sejak kapan ada di kamarku?? Mereka hanya tersenyum nakal padaku. YoSeob dan DongWoon yang duduk di tepi tempat tidurku mulai mendekatiku.

"Sejak kami pulang sekolah, JiMin",kata DongWoon sambil merangkak di tempat tidurku menuju diriku yang setengah menutup wajahku dengan selimut.

"Ma..ma..mau apa kau?? Jangan mendekat!!!",kataku panik.

Mereka semua terkekeh tiba-tiba. Dasar iblis!! DongWoon sengaja ternyata. Ingin kupukul dia.

DooJoon beranjak dari sofa lalu duduk di sisi tepi tempat tidurku yang lain. Dia tersenyum padaku dan kurasakan jantungku berdetak sangat kencang saat melihat senyumnya itu. Wajahnya sangat tampan.

"JiMin, aku akan menjelaskan pekerjaanmu disini. Pertama, sebelumnya tugas utamamu adalah membersihkan rumah kami. Tapi karena orang tua kami ternyata telah mencarikan ahjumma yang baru, tugasmu adalah mengawasi ahjumma saat bekerja"
"Tapi bukankah dia bekerja saat kita sedang sekolah??",tanyaku heran.

"Tidak. Ahjumma akan datang setelah kita pulang sekolah karena kami tak akan memberikan kunci kami padanya. Kunci yang tersisa akan kami berikan padamu. Kami memiliki acara-acara lain jadi kemungkinan ahjumma akan sendirian saat beres-beres. Mengerti??",DooJoon melanjutkan.

"Ok, aku mengerti. Lalu apa tugasku yang lainnya??"
"Tugas kedua, kau bantu kami belajar. Aku tau kau siswa berprestasi di sekolah lamamu",timpal GiKwang.

"Hah?! Darimana kau tau??"
"Tak sulit bagiku untuk mengetahui tentang dirimu",GiKwang tersenyum puas akan kehebatannya.

"Ok, aku tau kau punya anak buah. Lalu apalagi tugasku??"
"Cinta",sambung JunHyung.

"Apa?? Ci..Ci..hah?!"
"Ya, kau harus siap sedia ketika kami memintamu menjadi pacar sehari. Atau mungkin ada hal percintaan yang lainnya",jawab DongWoon sambil melirik ke YoSeob dan GiKwang.

"Apa kau DongWoon??",muka YoSeob memerah.

"HAHAHAHAHAHA~!!! Mukamu merah!!!!",tawa JunHyung yang membuat kami semua menertawakan YoSeob.

"Hei..tunggu!! Bukankah DongWoon pintar?? Kenapa kalian masih ingin belajar denganku??"
"Aku tak bisa mengurus semuanya, JiMin. Makanya aku butuh pertolonganmu",jawab DongWoon sambil terkekeh.

Aku mengangguk pelan. DooJoon selesai memberikan petunjuk lalu menyuruhku mandi dan segera turun.

Selesai mandi, aku mengenakan tanktop polkadot dan hotpants berwarna hitam yang memamerkan kulit putihku yang mulus. Rambutku kuikat hingga terpampang jelas leher jenjangku.

Kulihat muka DooJoon memerah saat melihatku dan sedikit salah tingkah. HyunSeung hanya memperhatikanku dari sofa sambil tersenyum. JunHyung sama sekali tidak berkedip memandangku dari atas ke bawah. YoSeob yang sedang berjalan masuk dari dapur sambil minum tersedak saat melihatku. GiKwang melihatku sekilas lalu kembali membaca bukunya. DongWoon menelan ludah saat melihatku. Dia memperhatikanku dari atas sampai bawah lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat, seperti sedang menyadarkan dirinya sendiri dari lamunan yang tak karuan.

HyunSeung menyambutku dari tangga. Aku tersenyum padanya. Dia membalas senyumanku.

"Ayo kita pesta untuk menyambut anggota keluarga kita yang baru!!!",teriak HyunSeung.

Malam itu kami lewati dengan menyenangkan. Sedikit demi sedikit aku dapat dekat dengan mereka berlima. Hanya JunHyung yang menyendiri. Dia hanya asik sendiri dengan handphonenya. Kata DongWoon, JunHyung sudah punya pacar tetap jadi dia sudah tidak bergonta-ganti pacar lagi. Katanya hubungan mereka telah berjalan sekitar 2 bulan. *kisah nyata,author mau bunuh diri aja ah~!!! (`ε´♯)*

Kami mengantuk saat tiba tengah malam. Mereka ternyata tidak meminum alkohol. Mereka tidak bisa minum alkohol. Satu sisi baru yang kutemukan dari mereka, tak bisa minum alkohol.

"JiMin, kau mengantuk?? Tidurlah. Aku masih akan mencatatkan catatan hari ini untukmu",kata DooJoon.
"Hah?! Memangnya kau tak mengantuk?? Lagipula aku..."

"Ssstt.. Sudah tidur sana. Atau perlu aku gendong kau ke kamar??", DooJoon memotong perkataanku. Apa katanya?? Menggendongku?? Enak saja dia!!

"Tak usah.. Aku bisa naik sendiri.. Terima kasih ya", lanjutku sambil naik ke atas dan tersenyum pada DooJoon. Aku melihat DooJoon memalingkan mukanya sesaat setelah melihatku tersenyum. Mukanya.... Sepertinya mukanya memerah. Wow, ada apa ini??

"Ya, sama-sama.. Selamat tidur..", balasnya.

Aku naik ke atas dan melihat JunHyung masih sibuk dengan handphonenya sambil tersenyum sepertinya dia sedang senang menerima sms dari pacarnya. *Ngetik dengan berat hati, gampar kucing, banting keyboard, lempar CPU.. >:(*

HyunSeung tidur dengan posisi duduk, dengan mulut terbuka sambil memegangi handphonenya. YoSeob tertidur di pangkuan HyunSeung sambil mendengarkan iPod nya. GiKwang dan DongWoon tidak terlihat. Kemana mereka?? Sudahlah..

Aku masuk ke kamar dan merebahkan diriku di tempat tidur. Aku mendengar ada 2 pria sedang berbicara di kamar sebelah. Bukankah itu kamar DongWoon?? Jadi, kamar-kamar ini tidak kedap suara?? Diam-diam aku menempelkan telingaku di dinding yang membatasi kamarku dengan kamar DongWoon.

"Kumohon..Tolong aku, DongWoon.. Nanti aku juga akan menolongmu, deh..yayaya??"
"Aigoo~ kau ini.. Kau kan idola di sekolah.. Masa butuh bantuanku sih untuk bisa dekat dengan YooRa??"

YooRa?? GiKwang menyukai YooRa??

"YA!! Kecilkan suaramu!! Nanti ada yang dengar kalau aku suka sama YooRa!! Aku malu!!"
"Tenang, mereka semua kan masih ada di bawah.. Lagipula ya, GiKwang, aku ini ga berpengalaman sama wanita. Walaupun banyak sih yang suka padaku"
"Cih~ sombong!! Aku hanya bisa minta bantuanmu, tau!! Kalau DooJoon dan yang lain sampai tau kalau aku suka sama YooRa, matilah aku!!"
"Hei, kenapa ga minta bantuan sama JiMin aja?? Dia kan disini untuk membantu kita..!! Apalagi sepertinya JiMin dekat dengan YooRa"
"KAU BENAR!!! Baiklah, besok pagi sebelum ke sekolah, aku akan minta tolong padanya"

Hahahaha.. Aku terkekeh mendengar percakapan mereka. Tidak tau mereka kalau aku menguping. Malang nasibmu, GiKwang. Diam-diam aku kembali ke tempat tidurku sambil tertawa kecil mengingat ucapan GiKwang tadi.

»»»»»»»»»»»»»»»»»«««««««««««««««««««

(Esok paginya)

Aku bangun pagi-pagi lalu menyiapkan sarapan untuk kami semua. Setelah membuat makanan, aku pergi mandi dan memakai seragamku dan sedikit berdandan setelahnya. Saat turun ke ruang makan, kulihat belum ada satupun dari mereka yang bangun. Ya ampun!! Sudah jam berapa ini??

Aku kembali ke atas lalu berencana membangunkan mereka (GiKwang, DooJoon, JunHyung dan DongWoon). Aku masuk mulai dari kamar DongWoon. Kulihat kamarnya sangat sangat SANGAT SANGAT rapi!!! Tak ada benda yang berserakan di lantai. Semua tersusun rapi di meja dan lemari. Aku melihat DongWoon yang sedang tidur. Wajahnya lucu sekali. Seperti bayi yang sedang terlelap. Aku mendekati mukanya. Alisnya sangat tebal. Hidungnya mancung sekali.

"Hati-hati kau bisa jatuh cinta padaku kalau melihatku seperti itu", kata DongWoon yang membuatku kaget dan turun dari tempat tidurnya. Jadi dia sudah bangun?? Sialan!! Dia lagi-lagi mempermainkanku!! Matanya masih terpejam!!! Aissshhhh~!!!

"YA!!! Kalau sudah bangun ya sudah cepat mandi dan turun!!!", kataku agak kesal sambil keluar dari kamarnya. Bisa kuakui wajahku memerah dan panas saat melihat DongWoon yang tidur tanpa baju. Tubuhnya sangat keren dan indah. Untunglah dia memakai celana piyamanya. *Maksud author apa sih?! #ditabok XD*

Lalu aku masuk ke kamar JunHyung. Kamarnya juga rapi tapi tidak serapi kamar DongWoon. Masih banyak kertas yang berserakan di lantai. Kulihat JunHyung sedang mengambil seragamnya dari lemari. Dia hanya memakai handuk!!!

"KYAAAAAAA~!!!", teriakku sambil menutup mata.
"Bodoh!!! Lain kali ketuk dulu kenapa?!", katanya cepat sambil menutup tubuhnya dengan selimutnya.

"Maaf, maaf kupikir kau masih tidur!! Aku mau membangunkanmu!! Ya sudah, cepat turun!!", aku langsung lari keluar dari kamar JunHyung.

Aku mengatur nafasku dan detak jantungku. Mungkin inilah yang akan kulihat setiap harinya di rumah ini. Aku harus terbiasakah dengan keadaan ini?? Kuharap aku bisa.

Selanjutnya, aku masuk ke kamar GiKwang. Wow!! GiKwang sudah rapi dengan seragamnya. Dia sedang membereskan tasnya. Kamarnya sungguh sungguh sangat sangat SANGAT berantakan. *author lebay..wakaka..XDD*

"Kau sudah siap?? Cepat turun!! Aku sudah membuatkan sarapan!!"
"Oh?! Ok, terima kasih, JiMin.. Ah, tunggu!!"
"Ya??"
"Hmm... Begini... anu... emmmm.."
"Ya??"
"Hmm.. nanti saja deh..hehehe", muka pabo GiKwang langsung terlihat saat itu juga. Aku tau dia mau bicara apa. Pasti tentang YooRa.
"Oh?! Baiklah"

Aku keluar dari kamar GiKwang sambil terkekeh. Aku lalu melihat pintu kamar DooJoon. Kenapa jantungku selalu berdetak tak karuan begini sih kalau ada di dekat dia ataupun segala sesuatu yang berhubungan dengannya?? Baru aku ingin membuka pintunya, pintu itu terbuka dan terlihatlah DooJoon yang sudah rapi dengan seragam serta tasnya. TAMPAN SEKALI!!!

"Hmm.. Baru aku ingin memanggilmu"
"Oh?! Hahaha.. Aku selalu bangun pagi koq.. Tak perlu kuatir.. Oh ya, ini catatan-catatanmu. Sudah selesai semua"
"Semalaman?? Kau membuat ini semua semalaman??"
"Kupikir begitu.. Sudah ya, aku mau kebawah dulu", ucapnya sambil mengacak-acak rambutku.

Aku membalikkan badan dan sepertinya ada sesuatu di lantai yang membuatku terpeleset. Dengan reflek aku menarik lengan DooJoon dan kami terjatuh.

Aku berada di atas DOOJOON?!?!?!?! Wajah kami.... wajah kami.... 1cm lagi,kami akan~ WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~!!!!!

DongWoon, JunHyung dan GiKwang keluar kamar setelah mendengar suara jatuh kami yang sangat keras. GiKwang dan JunHyung hanya memperhatikan kami sedang DongWoon memberikan ekspresi muka yang sangat marah atau mungkin bisa dibilang, CEMBURU.

--TO BE CONTINUED--