Note : Untuk Part ini akan author lebih fokuskan ke hubungan DooJoon-JiMin-DongWoon.
Thanks buat pembaca setia..^__^v
Keep happy reading yah..
Salam,
Author
*tebar kolor JunHyung* #plakk!! XD
--------------------------------------------------------
DooJoon's POV
"Kenapa aku merasa kalau kau adalah sesuatu yang terlupa?!"
Sudah 2 minggu sejak kejadian itu, aku terus memperhatikan JiMin. Aku tidak menjawab pertanyaan dia waktu itu. Aku hanya mengatakan kalau dia harus mencari jawabannya sendiri. Aku tak mau terkesan benar-benar menyedihkan karena wanita yang kucintai telah melupakanku.
Selama 2 minggu ini, tak ada tanda-tanda JiMin mencari jawabannya. Setelah keluar dari rumah sakit, JiMin terpuruk karena hubungannya dan JungHoon kandas. HyunSeung, YoSeob dan DongWoon yang menghiburnya hingga dia kembali ceria. Entah dengan kekuatan apa, YoSeob membuat JiMin seperti melupakan JungHoon. Dia kembali ceria dan kembali mengurus kami seperti yang sudah dijanjikan. Dia mengajarkan GiKwang dan HyunSeung belajar setiap malam.
Selama di sekolah juga dia kembali tertawa bersama HyunSeung, YoSeob, GiKwang dan DongWoon. Mereka berlima menjadi sangat akrab. Para siswi di sekolah tentu menjadi iri dengan JiMin. Terkadang JiMin menjadi korban 'kesirikan' siswi yang lain. DongWoon selalu menolong JiMin. Ya, aku tau kalau DongWoon menyukai JiMin. Aku tak bisa berbuat apa-apa mengenai ini. Aku tak bisa melarang DongWoon menyukai JiMin bukan?!
Setiap malam, mereka berlima berkumpul di kamar HyunSeung atau GiKwang atau YoSeob atau DongWoon. Entah apa yang mereka bicarakan. Terkadang aku iri pada keempat temanku itu. Mereka bisa akrab dengan JiMin sementara aku sama sekali tidak bisa karena JiMin menghindariku semenjak hari dimana dia keluar dari rumah sakit.
Kini mereka berlima sedang asyik mengobrol di kamar JiMin. Aku bisa mendengar gelak tawa mereka karena kamar kami bersebelahan. Agak menyakitkan mendengar tawa JiMin yang sudah lama tak kudengar. Ya, tawa itu bukan lagi untukku tapi untuk keempat temanku. *Doo,jangan sedih ya..Author kan ada disisimu selalu, Doo..T__T #plakk!!*
Aku melihat laci kecil yang ada di meja belajarku. Aku membukanya perlahan. Sebuah kotak tua masih ada disana. Aku membuka kotak tersebut. Sebuah liontin emas putih berbentuk hati masih tersimpan baik didalamnya. Aku mengambil liontin tersebut dan melihat ukiran nama yang ada di rantai liontin. Ukiran "윤두준 ♡ 구지민" masih ada disana dan tidak pudar sedikitpun. Aku membuka liontin tersebut lalu terlihat foto diriku yang sedang memeluk JiMin dari belakang. Tak sadar, aku meneteskan air mata. Liontin ini bahkan belum sempat kuberikan padanya untuk hadiah ulang tahunnya. Liontin ini pula yang membuat dia mengunci semua ingatannya tentangku. *bingung ga readers?! Author aja bingung maksudnya DooJoon gimana.. -__-"* Aku memejamkan mataku saat melihat foto tersebut.
FLASHBACK
3 tahun yang lalu.......
"Ya, Choi JungHoon!! Ayo cepat kemari!!"
"Ah, tidak usah. Nanti aku mengganggu kalian, JiMin"
"Sudahlah!! Ayo!! DooJoon ga akan marah koq. Kita kan sudah bersahabat lama"
"Tapi....."
"Ya!! Aku benar tak apa!! Ayo sini!!! Teman JiMin berarti temanku juga, kan?!"
Siang itu kami bermain di sebuah taman sepulang sekolah. JiMin membawa teman masa kecilnya. JiMin mengatakan kalau temannya itu akan pindah ke sekolah kami. Tentu jika dia sahabat JiMin, bukannya itu berarti dia juga sahabatku?? Apalagi aku dan JiMin sudah resmi berpacaran selama 3 bulan. Kurasa kami bisa akrab.
Aku dan JiMin bermain-main di rerumputan *main apa bang di rumput?? #plakk!! XD*. Aku lalu memeluknya dari belakang. Aku mencium tengkuknya singkat.
"Doo... DooJoon apa yang kau lakukan?? Aku malu tau!! Apalgi di depan temanku begitu", kata JiMin dengan muka yang memerah.
"Tak ada. Aku hanya menyampaikan rasa betapa sayangnya aku padamu. Aku bersyukur bisa bertemu denganmu"
Aku lalu mencium bibirnya lembut. Dia menyambut ciumanku. Tak lama, dia melepaskan ciuman kami lalu berteriak pada sahabatnya yang sedari tadi memperhatikan kami dengan ekspresi muka benci.
"JUNGHOON!! Tolong foto kami ya!!", teriaknya.
JungHoon memotret kami. Aku memeluk JiMin dari belakang. JiMin lalu berlari ke tempat JungHoon untuk melihat hasil foto.
"DooJoon!! Foto ini bagus sekali!! Aku ingin menyimpannya!! Kau tampan sekali di sini",kata JiMin sambil berkonsentrasi dengan kamera.
JungHoon tiba-tiba mendekatiku lalu berkata dengan suara kecil, "Jangan senang dulu!! Aku juga menyukai JiMin!! Aku pasti akan mendapatkan dia bagaimanapun caranya!! Kau tak ada tandingannya bagiku karena aku akan menggunakan semua cara untuk mendapatkan JiMin!! Camkan itu baik-baik!!"
FLASHBACK END
Aku terbangun saat mengingat kata-kata JungHoon. Ternyata aku tertidur. Kulihat kalung itu masih ada di tanganku. Aku menyimpannya kembali ke laci dan bergegas turun ke dapur untuk meminum sesuatu yang manis.
Ahjumma yang membantu kami sudah kembali ke rumahnya karena pekerjaan sudah selesai. Aku naik kembali dan mengetuk kamar JunHyung. Tak ada jawaban. Sepertinya dia belum kembali dari berkencan *author ambil tali buat gantung diri..T__T*.
Saat aku membalikkan badanku untuk kembali ke kamar, JiMin terlihat baru keluar dari kamarnya. Kami bertatap-tatapan sebentar dan lagi-lagi dia menghindariku. Dia segera berlari turun.
Aku mengikutinya. Saat aku sudah berada di bawah, dia sedang bersiap untuk naik lagi ke kamar. Dia melewatiku begitu saja. Tapi sebelum dia naik lebih jauh, aku menangkap lengannya dan dia berhenti.
"Kenapa kau menghindariku?!",tanyaku tanpa membalikkan badanku ke arahnya. Dia berusaha memberontak tetapi tanganku menggenggamnya sangat erat.
Aku membalikkan tubuhku dengan cepat dan menghimpit tubuh JiMin ke tembok sambil terus memegangi tangannya. Dia memalingkan wajahnya, tak mau melihatku.
"Kenapa kau menghindariku, kutanya!!"
Masih tak ada jawaban.
"Terserah kau sajalah. Kalau kau memang mau menghindariku, terserah!!"
Kini dia memandang wajahku dengan tajam. Wajahnya berubah seperti ingin menangis saat aku melepas tangannya. Aku tidak menghiraukannya karena akupun ingin menangis. Hatiku sakit sekali. Aku pergi menuju pintu keluar sambil meneteskan sedikit air mata.
Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di tubuhku. Ada yang memelukku dari belakang. JiMin?! Ya,ini tangan JiMin. Aku masih ingat dengan jelas tangannya yang dulu selalu melingkar di tanganku maupun tubuhku.
"Aku...sedang mengingat semuanya...DooJoon, setiap malam, kepingan-kepingan ingatanku kembali satu persatu dalam tidurku. Ya, kau benar. Hanya aku yang bisa membuka ingatanku sendiri. Aku membuka kembali kotak ingatanku........akan dirimu. Kau adalah orang yang spesial di dalam hatiku. Ya, tak hanya ingatanku yang kembali tapi kepingan perasaanku juga kembali. Sabarlah sedikit lagi. Aku menghindarimu bukan karena aku mau tetapi aku ingin memastikan dulu semuanya kembali sempurna. Jadi kumohon, jangan marah padaku karena itu menyakitkan hatiku. Maafkan aku"
Dia mengingatnya kembali?! Hampir semua?! Aku tau seharusnya aku gembira tetapi kenapa aku menangis?!
Aku membalikkan tubuhku hingga wajahnya yang basah karena airmata terlihat olehku.
"Benar kau telah mendapatkan ingatanmu kembali?!"
Dia hanya mengangguk. Aku lalu memeluknya dengan erat. Setelah sekian lama, kini aku memeluknya kembali. Aku rindu perasaan ini.
"Kalian.... JiMin, kau benar-benar sudah mengingat semuanya kembali?!", tiba-tiba suara DongWoon memecahkan suasana bahagiaku. Dia berdiri di tangga sambil mengepalkan tangannya. Wajahnya menunjukkan kemarahan yang sangat besar akan diriku.
"DongWoon...?!"
DongWoon's POV
Kenapa JiMin belum kembali juga ya?! Katanya dia ingin mengambil minuman di dapur. Aku harus menyusulnya. Aku takut terjadi apa-apa padanya.
Aku keluar dari kamar JiMin dan aku mendengar DooJoon sedang berbicara. Suara itu berasal dari bawah. Perlahan aku berjalan menuju tangga dan kali ini aku mendengar suara JiMin yang sedikit terdengar sedih. Perasaanku tidak enak. Aku menuruni beberapa anak tangga hingga akhirnya aku mendengar dengan jelas apa yang JiMin katakan pada DooJoon. Yang lebih menyakitkan hatiku adalah saat dia memeluk DooJoon dari belakang.
Aku mendengar semua perkataan JiMin pada DooJoon. Dia sudah mengingat semua apa yang terjadi padanya dan DooJoon 2 tahun lalu?! Itu benar-benar membuatku semakin sakit hati.
Aku tau semua yang terjadi antara DooJoon, JiMin dan JungHoon. DooJoon sering bercerita padaku sebelumnya. Aku sangat bersimpatik padanya. Tapi saat aku melihat JiMin, aku benar-benar jatuh cinta padanya. Aku tak bisa membiarkan ingatannya kembali tapi sepertinya benar-benar terlambat.
DooJoon memeluk JiMin!!! Aku benar-benar tak tahan!!!
"Kalian..JiMin, kau benar-benar sudah mengingat semuanya kembali?!",tanyaku dengan tangan mengepal, menyembunyikan kemarahan & kesedihanku.
"DongWoon...?!",mereka berdua serentak menyebut namaku setelah membalikkan badan mereka ke arahku.
"Katakan padaku apakah itu benar, JiMin"
"Maaf.."
"Maaf?! Aku bertanya apa kau sudah mengingat semuanya kembali dan bukan memintamu untuk meminta maaf padaku"
"DongWoon.. Aku tau kau menyukai JiMin. Tapi......"
"DIAM!! Aku bertanya pada JiMin bukan padamu", aku memotong kata-kata DooJoon. Ini tidak biasanya aku meneriaki DooJoon.
Masih tak ada jawaban dari JiMin.
"Baiklah kalau kau tak mau menjawabnya. Aku bisa mengerti"
Aku pergi kembali ke kamar dan merebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku sedikit mengeluarkan air mata mengingat apa yang dikatakan JiMin tadi.
Sebenarnya, 3 hari yang lalu aku sempat menyatakan perasaanku padanya. Dia menolakku mentah-mentah saat itu.
FLASHBACK
"JiMin, aku tau ini mungkin terlalu cepat dan agak terburu-buru, tapi aku menyukaimu. Maukah kau jadi pacarku?!"
Hari itu, matahari benar-benar sedang terik-teriknya. JiMin, HyunSeung, YoSeob, GiKwang dan diriku baru saja selesai bermain basket. YoSeob dan GiKwang sudah pulang lebih dulu sedangkan HyunSeung dan kami berdua masih duduk di lapangan sekolah sambil menikmati minuman dingin yang baru saja dibeli oleh HyunSeung.
HyunSeung ijin pergi sebentar ke toilet kepada kami. Kupikir ini saatnya aku menyatakan perasaanku pada JiMin.
Kini sudah kukatakan semua isi hatiku. Aku menunggu jawaban JiMin dengan sedikit gemetar. Aku takut kalau ternyata dia menolakku karena ingatannya telah pulih.
Aku melihat sedikit ke arah JiMin. Dia masih duduk melihat lurus ke depan. Dia tidak mengatakan apa-apa. Yang kulihat hanyalah wajah terkejut JiMin. Aku memanggil namanya lagi. Kini dia menoleh ke arahku.
"DongWoon, aku... Hmmphh~ Aku punya sesuatu untuk di beritahu"
"Apa?!"
"Sebenarnya, aku sedang mengumpulkan berkas-berkas ingatanku yang hilang tentang seseorang yang sangat kucintai. Aku tak mau kau terluka jika suatu saat nanti aku sudah mengingat semuanya"
"Aku tau. Kau mengunci ingatanmu sendiri tentang pria itu. Dia memang sedang menunggumu selama 2 tahun ini"
"Darimana kau bisa tau?! Kau tau siapa dia??",ekspresinya berubah menjadi terkejut dengan sedikit ketakutan.
"Ya, aku tau siapa dia. Dia yang menceritakannya sendiri padaku. DooJoon"
Dia menoleh ke arahku kembali. Aku menatapnya dalam-dalam dan mengatakan sesuatu yang sedikit menampakkan keegoisanku.
"JiMin, kalau boleh, tolong kunci kembali semua ingatanmu. Aku tau ini egois tapi aku benar-benar menyukaimu sejak pertama kali aku melihatmu. Aku tak mau kau kembali pada DooJoon. Aku tak mau...... Maaf"
"Maaf DongWoon. Aku tidak bisa. Semua ingatan tentangnya hampir sepenuhnya kembali. Maaf. Aku menyukaimu. Tapi hanya sebatas teman. Maaf"
Hening menyelimuti kami berdua hingga akhirnya HyunSeung kembali dengan membawa sedikit makanan kecil. JiMin langsung berdiri dari tempat dia duduk dan berlari ke arah HyunSeung sambil tersenyum lebar. Aku agak cemburu melihat kedekatan HyunSeung dan JiMin. Aku tau kalau mereka berdua adalah teman dari kecil.
FLASHBACK END
"Ya,DongWoon!! Bangun!! Kenapa kau menangis?! Tunggu!! Kau... Mungkinkah kau... Di...",YoSeob mencoba menerka apa yang terjadi padaku.
"JiMin??",sambung GiKwang.
"YA!!! BIG NEWS!!!! JIMIN SUDAH INGAT TENTANG DOOJOON!!!!", HyunSeung berlari masuk ke kamarku sambil sedikit berteriak
YoSeob dan GiKwang saling bertatapan lalu melihat padaku. HyunSeung bingung dengan sikap YoSeob dan GiKwang yang sedang melihatku dengan ekspresi kasihan. Ya, HyunSeung sama sekali tidak tau tentang perasaanku pada JiMin.
"Ya!! Kalian kenapa??", tanya Hyunseung bingung.
"Karena itukah kenapa kau seperti ini??", tanya GiKwang padaku. Aku hanya mengangguk kecil padanya. YoSeob menghela nafas panjang. Dia menundukkan kepalanya dan mendekati HyunSeung yang daritadi berdiri di depan pintu. Dia menjelaskan segala sesuatunya pada HyunSeung.
Raut muka HyunSeung berubah terkejut dan tidak percaya akan apa yang dikatakan YoSeob. Dia tidak percaya kalau aku akan mengkhianati DooJoon seperti ini.
"Sudahlah DongWoon. Relakan JiMin kembali bersama DooJoon. Mereka memang harus bersama bukan?! Mereka memang sudah ditakdirkan bersama. Bahkan mereka saja belum putus sejak 2 tahun yang lalu. Kecelakaan 2 tahun lalu itulah yang menyebabkan mereka terpisah. Sudahlah relakan dia", kata GiKwang padaku.
HyunSeung dan YoSeob mengangguk tanda setuju akan perkataan GiKwang sambil menepuk pundakku. Hatiku agak sedikit tenang dengan perkataan GiKwang. Memang ada benarnya kata-kata GiKwang. Mereka berdua memang sudah ditakdirkan bersama dan aku seharusnya tidak boleh egois seperti ini.
"Ya, GiKwang benar. Tak usah kawatir, DongWoon. Masih banyak wanita di luar sana yang bisa kau temukan. Atau mungkin ada wanita yang sedang menunggumu saat ini. Siapa yang tau jodohmu sedang menunggu kan?! Aku yakin kau akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripada JiMin. Kau pasti akan lebih bahagia dengan wanita tersebut. Ok, buddy?!", YoSeob menasehatiku dan kini hatiku menjadi sangat tenang.
Aku sungguh bersyukur memiliki mereka di saat seperti ini. Hatiku yang kacau balau bisa terselesaikan dengan baik. *maksud lu ape c Woon?! -__-"* Andaikan saja di saat seperti ini aku tidak bersama dengan mereka, aku mungkin sudah tidak tau harus bagaimana lagi dan mungkin akan mengambil "jalan pintas".
"Nah, kalau begitu, be a man!! Katakan pada mereka kalau kau tulus melepas JiMin dan tidak akan mengkhianati temanmu lagi. Ingat janji kita waktu itu pada DooJoon kalau kita akan menolongnya mendapatkan cintanya kembali?! Kau yang paling pertama dan bersemangat untuk membantunya. Sekarang tepati janjimu", kata HyunSeung padaku.
Jujur saja, ini adalah pertama kalinya aku mendengar HyunSeung berkata bijak seperti itu. Biasanya dia cuek pada kami semua yang ada disini. YoSeob dan GiKwang saja sampai ternganga dibuatnya. *awas laler masuk, bang!! #plakk!! XD*
Aku tersenyum pada mereka bertiga dan mengangguk tanda aku akan melakukan itu. Aku bangkit dari tempat tidur dan mengusap air mataku. Aku keluar dari kamar diikuti oleh GiKwang, YoSeob dan HyunSeung. Aku menemukan DooJoon dan JiMin sedang duduk di sofa depan kamarku. Mereka berdua tampak merasa bersalah padaku saat menatapku.
"DongWoon... Aku...", JiMin seperti ingin mengatakan sesuatu padaku namun kupotong.
"Maafkan keegoisanku ya, JiMin. Kata-kataku saat itu, aku minta maaf. Aku sebenarnya tidak mau bermaksud seperti itu. Tapi sisi manusiawiku yang jahat saat itu keluar begitu saja. Aku benar-benar minta maaf padamu dan juga pada DooJoon hyung. Hyung, aku minta maaf karena melanggar janjiku waktu itu untuk membantumu mendapatkan kembali cintamu. Aku malah mengkhianatimu. Maaf ya hyung. Kini, aku tulus melepas JiMin. Aku tulus akan membantu kalian kembali bersama. Aku tau cinta kalian sangat kuat dan tak ada yang bisa memisahkan kalian. Kalian memang sudah ditakdirkan bersama. Aku juga mendoakan kebahagiaan kalian. Semoga JiMin bisa dengan cepat memulihkan semua ingatannya tentangmu, hyung. Berbahagialah", aku mengatakan itu semua sambil berlutut di depan mereka berdua dan meneteskan air mata.
Jujur saja hati kecilku masih belum bisa merelakan JiMin. Tapi aku tau aku harus merelakan dia demi kebahagiaan dia, DooJoon dan diriku sendiri. Kalau aku tak merelakan dia, kami bertiga akan menjadi tidak bahagia. Terima kasih pada HyunSeung, YoSeob dan GiKwang yang sudah menyadarkanku. Kini aku akan mencari wanita yang benar-benar tepat untuk diriku. Wanita yang diciptakan hanya untuk diriku seorang dan bisa membahagiakan diriku *kata kata lo berat, Woon!!! Ampun!!! XDD*. Aku turut berbahagia untuk DooJoon hyung dan JiMin.
"Terima kasih,DongWoon!!"
JiMin's POV
Aku sungguh terkejut dengan kejadian hari ini. DongWoon meminta maaf akan kata-katanya beberapa hari yang lalu.
"Terima kasih, DongWoon!!",kataku sambil memeluknya. "Kau pasti akan menemukan seseorang yang lebih baik dariku. Aku yakin. Aku menyayangimu, DongWoon. Sebatas teman dan adik bagiku. Terima Kasih sekali lagi kuucapkan", lanjutku.
DongWoon meneteskan air mata saat melepas pelukanku. Dia hanya mengangguk kecil lalu tersenyum. Akupun tersenyum padanya.
"Aku juga ingin mengucapkan terima kasih, DongWoon. Kau teman terbaikku!!", kata DooJoon sambil memeluk DongWoon.
Mereka tertawa kecil setelah berpelukan lalu melihat ke arah GiKwang, YoSeob dan HyunSeung. Mereka berlima berpelukan.
"YA!!! Aku sangat bersyukur memiliki teman dekat seperti kalian!!! Terima kasih kalian mau menjadi temanku!!", kata DooJoon sambil berlinang air mata.
"Kalian sedang apa?!", tiba-tiba suara JunHyung memecahkan suasana haru itu. Wajahnya menampakkan kebingungan akan apa yang terjadi di sini.
"Makanya jangan pacaran terus, bodoh!! Hahaha..", kata DooJoon pada JunHyung sambil menepuk dada JunHyung. *author setuju sama Doo..hahaha!! Mari qta toss Doo!! #prok #gubrak XD*
Kami semua tertawa dan JunHyung masih bingung. Malam itu adalah malam yang tidak akan pernah terlupakan bagi kami.
Aku yang mulai mengingat kenangan antara diriku dan DooJoon kini hanya perlu menemukan bagaimana kami bisa terpisah dan bagaimana aku mengunci ingatanku sendiri.
Hubunganku dan DooJoon akan dimulai lagi dari awal apabila semua ingatanku telah kembali dengan sempurna. Kini DooJoon dengan sabar sedang menantikan saat itu tiba. Kami sudah mulai berbicara satu sama lain dan perasaanku pada DooJoon sedikit-sedikit kembali ke semula. Ya, aku sangat mencintai pria ini. Pria yang selalu membuat jantungku berdetak dengan kencang setiap kali aku berada di dekatnya.
Hari berganti hari, hubunganku dan DooJoon semakin membaik. Kami mulai bercanda satu sama lain. Namun aneh, DooJoon tidak pernah membiarkanku masuk ke kamarnya. Ada apa sebenarnya?! Apa dia menyembunyikan sesuatu dariku?! Aku sungguh penasaran ada apa di dalam kamarnya.
"DooJoon, aku mau tanya deh. Kenapa sih kamu ga pernah ngijinin aku masuk ke kamarmu?!", tanyaku saat kami berdua sedang ada di ruang tamu. Kami sedang duduk berdua sambil menonton televisi di tengah malam. Yang lain sudah ada di kamar mereka masing-masing. Posisi duduk kami adalah DooJoon sedang memelukku dengan sebelah tangannya.
"Hmm.. Ga ada apa-apa koq"
"Bohong! Klo ga ada apa-apa masa aku ga boleh masuk ke kamarmu?!"
"Kau ngambek ya?! Kalau ngambek kamu makin cantik deh", kata DooJoon sambil mencubit hidungku.
"Ya!!! Bukan saatnya gombalin aku!!", kataku dengan muka yang memerah sambil menepis tangan DooJoon.
"Aku tau kau akan masuk dengan sendirinya ke kamarku tanpa bilang padaku nantinya. Di kamarku ada benda yang merupakan kunci utama ingatanmu. Jadi, daripada kau berbuat seperti itu dan menjadi orang yang tidak sopan, kupikir sekarang kau boleh masuk ke kamarku. Ayo, sini!!", DooJoon menggandeng tanganku dan mengajakku naik ke kamarnya.
"Nah sekarang duduk disini! Tutup matamu!", kata DooJoon sambil mendudukiku di tempat tidurnya. Dia lalu berjalan menuju meja belajarnya.
"Buka matamu! Kuharap kau bisa ingat sesuatu"
Aku membuka mataku dan aku melihat sebuah liontin yang sangat cantik. Aku memperhatikannya dengan seksama. Sekelibat memori muncul di benakku. Kepalaku mendadak sakit seperti malam-malam sebelumnya saat aku mengingat kembali kenangan antara diriku dan DooJoon. Tapi kenapa kali ini sakit yang kurasakan sangat dahsyat?! Ada bagian kepalaku yang terasa sangat sakit. Seperti ada bekas luka.
Tak lama, kepalaku mengeluarkan darah di tempat sepertinya aku mendapatkan jahitan. Seiring dengan keluarnya darah tersebut semua memori buruk itu kembali.
"JIMIN!!! STOP!!! JANGAN MEMAKSAKAN DIRI UNTUK MENGINGAT!! STOP!!!", teriak DooJoon saat melihatku mengeluarkan banyak darah dari kepalaku.
Aku melihat yang lain berlarian masuk ke kamar DooJoon tepat sesaat sebelum aku memejamkan mata, pingsan.
FLASHBACK (Memori JiMin)
"DooJoon, lihat deh. Liontin ini cantik ya", kataku saat kami sedang kencan sepulang sekolah.
"Hmm?! Ah, biasa saja"
Wajahku berubah menjadi cemberut. Aku kan sangat suka liontin itu. Apalagi aku akan ulang tahun. Kenapa dia jahat padaku sih?! Aku ini pacarnya kan?!
"Sudah ah, aku mau pulang"
Aku keluar dari toko dan pergi begitu saja tanpa menetahui kalau ternyata DooJoon membeli liontin tersebut.
-3 hari kemudian-
Aku masih marah dengan DooJoon. Ya, aku memang kekanak-kanakan. Hanya karena masalah liontin, aku tak mau bicara dengan DooJoon. Hanya saja agak aneh kenapa dia malah biasa saja dan tidak berusaha membujukku agar tak marah padanya.
Aku bertekad akan mengikutinya dari belakang hari ini. Aku merasa ada sesuatu yang aneh dengannya 3 hari belakangan ini.
Aku heran melihat dia masuk ke tempat pencetakan foto. Sedang apa dia?!
Setelah sekitar 10 menit, dia keluar membawa sebuah bungkusan kecil. Dia melanjutkan perjalanan(?) menuju toko toserba. Setelah 5 menit, dia keluar dari toserba membawa bungkusan kecil tadi namun sudah dibungkus dengan cantik.
Aku tersenyum senang. Itu pasti untukku, kupikir. 2 hari lagi kan ulang tahunku. Kira-kira apa yang dia akan berikan padaku ya?! Pasti dia akan memberikan kejutan.
Aku membalikkan badan berencana akan pulang. Aku membalikkan badanku lagi ke arah DooJoon saat aku melihat JungHoon sedang menghadang DooJoon. Sedang apa dia?!
Aku mencoba mendengar pembicaraan mereka berdua. Aku tak bisa mendengar apapun. Tiba-tiba kulihat JungHoon mencekik leher DooJoon. Wajahnya berubah mengerikan. Aura pembunuh seperti keluar dari tubuhnya. DooJoon berusaha memberontak. Kini DooJoon sudah hampir jatuh ke jalan raya. JungHoon mendorong DooJoon ke jalan raya yang sedang ramai. Kepalanya terbentur pinggiran trotoar dan mengeluarkan banyak darah. Bungkusan kecil itu terjatuh ke tengah jalan dan terkoyak. Aku melihat liontin yang kuinginkan itu.
Sebuah truk besar akan lewat dan tepat di depan DooJoon terjatuh. Aku segera keluar dari persembunyianku dan dengan segera menarik tangan DooJoon. Aku dan DooJoon terhempas ke trotoar.
"JiMin?! Sedang apa kau disini?!", tanya JungHoon.
"Apa yang kau lakukan?!", kataku sambil berusaha bangun.
"A... Aku.."
"Apa?! Kau apa?! Kau hampir membunuh orang!! Dia pria yang sangat kucintai!!!"
"TAPI AKU JUGA MENCINTAIMU!!! AKU TIDAK RELA DIA MENJADI PACARMU,JIMIN!!! SAMPAI KAPANPUN AKU TAK AKAN RELA!!! KAU MILIKKU SELAMANYA!!!!"
"Apa?!"
"Li....Liontinku...", DooJoon merangkak dari tempatnya demi mengambil liontin itu.
Aku melihatnya dan membelalakkan mataku saat melihat sebuah mobil sedang melaju kencang ke arah DooJoon.
"DOOJOON!!! TIDAAAAAAKKKKK!!!", aku segera berlari dan menghempaskan tubuh DooJoon ke pinggir jalan. Aku mengambil liontin itu dan mobil itu menabrakku dengan sangat kencang hingga tubuhku menabrak trotoar dan kepalaku membentur tiang listrik dengan sangat keras.
Darah mulai bercucuran dari tubuhku. Tangan, kaki, kepalaku semua mengeluarkan darah yang sangat banyak. Tanganku masih menggenggam liontin itu. Pandanganku buyar. Aku hanya bisa mendengar teriakkan JungHoon yang memanggil namaku dan DooJoon yang berteriak menangis meneriakki namaku. Setelah itu aku tidak bisa melihat apa-apa.
FLASHBACK END
"Kau ingat semuanya?!", tanya DooJoon padaku.
"Ya.. Aku ingat.. Kenapa aku bisa melupakanmu dan bagaimana aku mengunci ingatanku"
Sudah seminggu sejak aku bangun dari pingsanku. Aku menceritakan semua pada DooJoon juga orang tuaku. Mereka senang aku sudah mengingat semuanya kembali.
2 tahun lalu itu aku hanya melihat JungHoon dan keluargaku saat aku sadar dari koma selama 1 bulan. DooJoon tidak ada. Maka itu mengapa aku tak ingat akan dia.
"Maaf ya, saat itu aku sedang mempersiapkan segala kebutuhanku untuk masuk ke SMA. Tapi setiap hari aku selalu menjaga dirimu, loh", jelas DooJoon saat aku bertanya kenapa dia tak ada saat itu. Aku kemudian tersenyum padanya.
"DooJoon....", aku memanggil namanya lalu mencium bibirnya.
"Maaf membuatmu menungguku selama 2 tahun. Aku menyayangimu", aku memeluknya dengan sangat erat.
"Kau tidak perlu minta maaf karena aku yakin kita tak akan berpisah. Aku juga menyayangimu. Lebih tepatnya aku mencintaimu", katanya sambil mencium keningku.
"Cieeeee~ yang udah balikkan!!!", suara YoSeob memecahkan suasana bahagia kami. GiKwang dan yang lain tertawa melihat ekspresi kami yang terkejut. Mereka datang untuk menjemputku pulang.
Aku bahagia bisa berteman dengan mereka. Hidupku benar-benar semakin bahagia saat aku dan DooJoon kembali bersama menjalani kehidupan sepasang kekasih. JungHoon menghampiri kami di sekolah dan meminta maaf atas perbuatannya 2 tahun yang lalu. Kami memaafkannya dan kami kembali menjadi teman.
Liontin cantik itu kini tergantung indah di leherku. Hadiah dari DooJoon yang penuh kenangan baik maupun buruk ini akan selalu kusimpan baik-baik sampai aku mati. Aku akan memberikan liontin penuh kenangan ini kepada anak-anakku nanti agar mereka tau seperti apa kehidupan ibu mereka saat masih muda.
THE END
-----------------------------------------------------
Note : Ini akhir cerita antara DooJoon, JiMin dan DongWoon. The 6 Bad Boys akan terus berlanjut dengan part 5, cerita tentang GiKwang dan YooRa. Juga akan ada kisah-kisah lainnya dari para member B2ST (kecuali JunHyung. Author masih marah sama JunHyung. --3--). Tunggu ya episode (?) berikutnya. Hahaha... ^__^ Makasih ya buat pembaca setia.
Salam,author
Post a Comment