Author's POV
-4 Bulan Kemudian-
"Oh,iya oppa. Oppa tenang saja. Aku baik disini. Hyun Seung oppa dan keluarganya sangat menyayangiku dan menjagaku. Kau tak usah khawatir seperti itu. Jae Hoon oppa saja tidak secengeng kau,oppa.... Iya bayiku sehat. Oh ya,kata dokter anakku laki-laki. Aku tak sabar ingin segera melihatnya",Rae In sedang berbicara dengan Dong Woon di telepon. Dong Woon sangat rindu dengan adik sepupunya. Dia tak percaya gadis mungil yang selalu mengikutinya kemana-mana sejak kecil kini sudah menjadi istri orang dan akan segera menjadi ibu.
Hyun Seung pulang dari kerjanya dan segera masuk ke kamar untuk menyapa istri tersayangnya. Cinta mereka semakin tumbuh seiring berjalannya waktu. Hyun Seung juga selalu menjaga istrinya yang sedang hamil itu. Apa yang diinginkan Rae In pasti selalu diberikan. Rae In pun juga sangat mencintai Hyun Seung sekarang setelah perlakuan Hyun Seung yang begitu mencintainya. Rae In tumbuh semakin dewasa seiring dengan umur kehamilannya yang semakin besar. Kini dia tidak menyesal telah mengenal Hyun Seung saat di cafe saat itu.
"Yeobo,aku pulaaang",teriak Hyun Seung dengan gembira saat masuk ke kamar.
"Oh,oppa sudah pulang?!",sapa Rae In sambil mematikan ponselnya.
"Oppa?? Rae In,mau sampai kapan kau memanggilku oppa?? Aku ini suamimu. Panggil aku yeobo! Atau kau mau memanggilku appa?? Hahaha..",omel Hyun Seung sambil memeluk Rae In yang baru saja berdiri dari tempat tidur.
"Appa?? Memangnya kau appa-ku??"
"Tapi aku akan jadi appa kan?! 2 bulan lagi.. Aku tak sabar untuk melihat anak kita",Hyun Seung mencium kening Rae In.
Rae In tersenyum dan mengangguk menandakan kalau dia juga tak sabar. Tiba-tiba ibu Hyun Seung memanggil mereka ke bawah. Sepertinya ada tamu untuk mereka.
Mereka turun dan mendapatkan Doo Joon, Yo Seob serta Gi Kwang disana. Rae In terlalu senang melihat mereka bertiga. Setelah pernikahannya dengan Hyun Seung, Rae In tidak pernah melihat mereka lagi. Dia berlari turun dan lupa kalau dia sedang hamil. Ibu Hyun Seung menyetop langkah Rae In saat berlari dan sedikit mengomelinya. Rae In hanya tersenyum malu pada ibu mertuanya. Ibu Hyun Seung lalu tersenyum dan memeluk Rae In. Hyun Seung tersenyum dari belakang sembari menuruni tangga.
"Oppa-deul..!! Aku kangen!!!!". Rae In memeluk ketiga temannya itu. Mereka banyak berbicara malam itu. Adik Hyun Seung pulang dari kerjanya dan saat melihat Doo Joon,pipinya memerah dan begitu pula Doo Joon. Mereka berdua jadi salah tingkah. Rae In tersenyum penuh arti pada adik Hyun Seung.
"Kakak ipar, kenapa kau tersenyum..seper..ti it..tu pa...daku??",tanyanya pada Rae In.
"Tidak apa-apa. Masuklah dulu ke kamar. Mandilah. Kau pasti lelah ya??",kata Rae In sambil mengedipkan mata.
Adik Hyun Seung lalu tersenyum mengerti apa yang dimaksud Rae In. Dia segera masuk ke kamar setelah berpamitan.
Tak lama, adik Hyun Seung keluar dengan sangat rapi. Bajunya terlihat sedikit seksi karena ketat dan dia memakai hot pants. Doo Joon yang melihatnya menjadi semakin memerah mukanya. Rae In bertanya pada Doo Joon apakah dia menyukai adik Hyun Seung dan Doo Joon mengangguk. Hyun Seung memberi saran Doo Joon untuk segera menyatakan perasaannya pada adiknya itu. Doo Joon lalu menyatakan perasaannya pada adik Hyun Seung dan mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih.
Hari semakin larut, Rae In tak dibiarkan Hyun Seung untuk tidur malam. Sementara Doo Joon dan yang lain pulang, Rae In dan Hyun Seung sudah ada di kamar mereka.
Hyun Seung baru selesai mandi sedangkan Rae In sudah terlelap dalam tidurnya. Hyun Seung tersenyum melihat istrinya itu. Belum sempat dia memakai kaos tidurnya, dia berbaring di sebelah Rae In. Tangan kanannya mengangkat kepala Rae In sedikit lalu dia mendekatkan tubuh Rae In ke tubuhnya. Dipegangnya perut Rae In yang sudah membesar itu.
"Sepertinya ibumu lelah. Apa kau lelah juga?? Appa akan selalu menjaga kalian apapun yang terjadi. Appa sangat menyayangi kalian. Appa akan selalu ada di sisi kalian",kata Hyun Seung pada anaknya yang belum lahir itu. Ia tiba-tiba merasakan gerakan dari dalam perut Rae In. Anaknya merespon kata-kata Hyun Seung. Hyun Seung tersenyum lalu mencium perut Rae In.
"Oppa?? Sedang apa kau?? Bicara dengan Minam??",tanya Rae In sambil mengucek-ucek matanya.
"Minam??"
"Iya,aku memanggilnya minam. Artinya kan tampan..hehe..kau tak suka??",tanya Rae In.
"Suka..suka sekali..halo,minam..appa di sini.. Appa harap kau setampan appa",kata Hyun Seung yang membuat Rae In tertawa terbahak-bahak.
Keluarga yang sangat bahagia yang tak tau kalau bahaya sedang mengancam Rae In dan anaknya.
-Keesokan harinya-
Rae In akan pergi ke rumah sakit untuk cek. Hyun Seung tidak bisa menemaninya hari itu karena ada rapat penting. Rae In agak kesal dengan Hyun Seung yang gila kerja. Tapi apa boleh buat,resiko menjadi istri seorang direktur,pikirnya.
Selesai pemeriksaan,Rae In pergi ke kantor Hyun Seung untuk memberinya makan siang. Ia tiba-tiba melihat sesosok wanita yang tak asing baginya. JAE HEE!!
Rae In's POV
Mau apa wanita itu kesini?? Apa jangan-jangan Hyun Seung oppa masih berhubungan dengannya?? Aku panik sampai menghiraukan para satpam yang menyapaku dengan sebutan Nyonya Jang. Aku mengikuti wanita itu. Aku tersentak kaget saat dia masuk ke ruang Hyun Seung oppa. Kuintip perlahan-lahan ke dalam ruangan.
APA-APAAN ITU YANG KULIHAT???? JAE HEE ADA DI PELUKAN HYUN SEUNG OPPA??? JADI SELAMA INI MEREKA MASIH BERHUBUNGAN??? AKU SUDAH DITIPU OLEH MEREKA!!!
Aku berlari sambil menangis dan terpeleset jatuh terguling-guling di tangga. Banyak darah yang ku keluarkan. Anakku.. Oh,tidak..
Hyun Seung's POV
"Jae Hee?? Ada apa kau.. Tidak.. Sedang apa kau disini?? Aku sudah bilang padamu untuk tidak menemuiku lagi kan malam itu?! Untuk apa kau kesini lagi?? 4 bulan aku tak bertemu denganmu adalah hari-hari terindah dalam hidupku",kataku kaget saat melihat Jae Hee yang masuk ke kantorku. Kupikir dia sekretarisku saat dia mengetuk pintu.
"Kyaaa~",teriak Jae Hee lalu jatuh ke pelukanku. Sepertinya kakinya terkilir. Aku tak tau kalau dia tersenyum.
Sesaat setelah itu aku mendengar suara ribut-ribut di luar ruanganku. Aku segera bergegas keluar dan kudapati Rae In yang sedang dibawa petugas rumah sakit. Pegawaiku mengatakan kalau Rae In terpeleset saat berlari sambil menangis setelah keluar dari ruang sekretarisku.
Jae Hee!!! Wanita busuk itu pasti yang sudah merencanakan dan melakukan ini semua!!! Aku melihatnya keluar dari ruanganku. Dia berjalan dengan sangat santai dan tersenyum sinis padaku lalu pergi. Aku menggenggam lengannya dengan kuat dan dia mengerang kesakitan.
"Jika sesuatu terjadi pada Rae In atau anakku,KUBUNUH KAU!!!",teriakku hingga para pegawaiku melihat ke arah kami. Aku segera pergi dari kantor dan meninggalkan rapat penting yang seharusnya berlanjut 15 menit lagi. Yang ada di pikiranku saat ini hanya Rae In dan anakku. Semoga mereka tidak apa-apa.
Jae Hee's POV
Hahahaha..!!! Mati kau Park Rae In!! Aku akan merebut kembali Hyun Seung oppa darimu!!! Dia itu milikku selamanya!! Untung tadi aku memotong kompas saat mengikutimu hingga sampai duluan disini. Aku tak akan pernah memaafkanmu yang sudah merebut Hyun Seung oppa dariku. Aku ini lebih pantas jadi pendampingnya karena aku seorang pembaca berita yang sangat terkenal. Sedangkan kau lulus SMA saja belum.
"Kau Lee Jae Hee kan?!",suara berat itu! Ayah Hyun Seung oppa!! Sial!! Dia tidak pernah suka padaku bahkan dia membenciku!!
"Ah,iya.. Apa kabar,paman?? Sudah lama tak bertemu",sapaku sambil ketakutan.
"Ikut aku ke ruanganku",katanya sinis.
Di dalam ruangannya, ayah Hyun Seung oppa memberiku sejumlah uang yang sangat banyak. Dia memintaku untuk pergi dan tak mengganggu rumah tangga Hyun Seung oppa.
"Pergi dan bawa ini!! Kami tak mau melihatmu lagi!! Kalau sesuatu terjadi pada menantu dan cucuku,kau akan rasakan akibatnya. Aku bisa saja menghancurkan karirmu yang sedang naik daun itu",kata ayah Hyun Seung oppa.
Apa?? Karirku?? Tidak tidak!! Aku tak mau karirku hancur. Tapi aku juga tak mau kehilangan Hyun Seung oppa. Bagaimana ini?? Baiklah,aku pergi saja. Jika aku memilih Hyun Seung oppa maka aku tak akan pernah bisa mendapat pekerjaan lagi. Aku bisa saja mencari pria lain tapi itu akan sulit. Aku masih mencintai Hyun Seung oppa.
Aku akhirnya mengambil koper yang berisi uang itu dan pergi. Oppa,ingat kalau aku selalu mencintaimu.
Hyun Seung's POV
Rae In sedang berada di ruang operasi. Dia mengeluarkan darah yang sangat banyak. Lagi-lagi aku membuatnya terluka. Bodoh!! Harusnya aku tau kalau wanita itu akan datang!!
"Maaf,siapa keluarga dari nyonya Park Rae In",dokter keluar dengan panik.
"Saya suaminya,dokter. Ada apa dengan istri saya??",tanyaku dengan cemas
"Pak,istri anda harus melahirkan saat ini juga. Kalau tidak,nyawa mereka berdua bisa terancam. Istri anda sudah sadar dari pingsannya tapi.."
"Ya..lakukan saja..asalkan mereka berdua selamat,dok",potongku dengan sedikit menangis.
"Baik,akan kami lakukan"
Dokter kembali masuk ke ruang operasi dan memindahkan Rae In ke ruang bersalin. Aku memegang tangan Rae In selama persalinan. Rae In melahirkan dengan cara caesar.
Tak lama,putra kami lahir. Dia sehat namun hatinya masih belum bekerja dengan maksimal hingga dokter menaruhnya di inkubator. Ya,karena dia lahir prematur (7 bulan). Rae In menangis saat tak bisa menggendong putranya itu. Ia tak mau bicara denganku biarpun dia masih menggenggam erat tanganku.
-2 hari kemudian-
Ibuku serta keluarga Rae In hanya bisa melihat anak kami dari luar inkubator. Tubuhnya sangat kecil. Sesekali aku menangis saat melihat anakku.
"Maaf..maafkan appa,nak..Appa tak menepati janji appa. Kau jadi begini,semua salah appa. Ibumu juga marah pada appa. Sekarang,harapan appa hanyalah kau cepat sehat. Appa ingin sekali menggendongmu. Kau tau kan appa sangat menyayangimu??",aku tak bisa menahan air mataku saat melihat putraku itu matanya ditutup kain hitam lalu mulai disinari dengan cahaya UV.
Dari belakang aku merasakan ada yang memelukku. Rae In?! Dia..
"Oppa,aku sudah tau semua dari appa. Kau pun ternyata dibohongi oleh Jae Hee kan?! Ini bukan cuma salahmu kenapa anak kita ada disana. Maaf. Aku terlalu cepat mengambil kesimpulan. Maaf",Rae In mulai menangis. Kini dia melihat ke arah putra kami.
"Maafkan umma ya,nak. Umma tak menjagamu dengan baik. Maaf. Kau tau kan umma sangat menyayangimu?? Umma mohon kau cepat sehat ya. Appa dan umma sangat ingin memelukmu",dia semakin menangis. Aku memeluknya.
"Tak apa-apa. Anak kita kuat. Dia pasti akan cepat pulih",kataku sambil menangis.
Kami melihat putra kami bersama. Dia memiliki mata seperti Rae In. Hidung dan bibirnya adalah milikku. Alis matanya milik adikku. Benar-benar darah Jang yang mengalir di tubuhnya itu,kupikir. Kami juga belum memberi nama untuknya. Tapi sekarang yang penting bagi kami adalah dia bisa cepat sehat dan pulang bersama kami.
-2 Tahun Kemudian-
Author's POV
Hari ini adalah hari ulang tahun Myung Ho yang kedua. Anak itu sungguh aktif seperti ayahnya. Rae In sedang mempersiapkan makanan untuk tamu yang akan datang nanti malam bersama adik Hyun Seung, ibu dan ibu mertuanya. Hyun Seung seperti biasa, sibuk bekerja tapi dia akan pulang lebih awal untuk merayakan ulang tahun putranya itu. Myung Ho sedang asik bermain bersama Doo Joon, Dong Woon, Yo Seob dan Gi Kwang.
"Myung Ho-ya,nanti kalau sudah besar,harus jadi seperti ahjussi yah.. Punya muka yang imut-imut seperti ini",kata Yo Seob
"Tidak-tidak!! Harus seperti aku. Kau harus seperti Gi Kwang ahjussi ini ya.. Mempunyai badan yang bagus",selak Gi Kwang.
"Enak saja!! Harusnya seperti aku yang punya skill bermain sepak bola!!",selak Doo Joon.
"Kalau itu sih, tunggu anakmu lahir saja,oppa!!",sahut Rae In. Ya,saat ini adik Hyun Seung sedang hamil 2 bulan setelah menikah dengan Doo Joon tahun lalu. Semua tertawa mendengar kata-kata Rae In.
"Nah,kalau begitu,kau seharusnya seperti Dong Woon samseon ini. Punya hati yang baik dan polos juga pintar",kata Dong Woon sambil memangku Myung Ho.
Myung Ho hanya tertawa melihat kelakuan 4 pamannya itu. Dia lalu melihat mobil ayahnya yang masuk ke garasi. Dia turun dari pangkuan Dong Woon dan berlari ke pintu masuk.
"Apppppppaaaaaaaaa~",teriak Myung Ho.
"Aigoo,anak appa sudah besar ya sekarang",Hyun Seung menggendong Myung Ho lalu menciumnya di pipi.
"Cencu caja appa (Tentu saja appa).. Myungi kan cudah minum cucu cetiap ali (Myungi kan sudah minum susu setiap hari)",jawab Myung Ho dengan lucunya.
Malam harinya,banyak tamu yang hadir termasuk kolega orang tua Rae In dan Hyun Seung. Myung Ho kini sedang asik berkeliling bersama kakek dan ayahnya. Rae In hanya tersenyum melihatnya. Dua tahun berlalu sejak kelahirannya yang mendadak. Mereka bersyukur dia bisa cepat pulih dan tumbuh sehat seperti sekarang.
Mereka mengabadikan foto keluarga bersama, keluarga Jang. Terakhir,giliran mereka bertiga. Rae In dan Hyun Seung mencium pipi Myung Ho sementara Myung Ho tersenyum lebar. Setelah itu Myung Ho memeluk kedua orang tuanya.
"Umma,appa..Myungi cayang umma dan appa (Myungi sayang umma dan appa)",katanya sambil mencium pipi Rae In dan Hyun Seung.
Para tamu akhirnya pulang dan kini waktu bagi mereka untuk beristirahat.
"Yeobo,sepertinya sudah saatnya kita memberikan Myung Ho adik",goda Hyun Seung di tempat tidur.
"Ya!! Jangan sekarang!! Aku lelah!!",jawab Rae In sedikit tertawa.
"Baiklah,istirahatlah. Saranghae,Rae In-ah",kata Hyun Seung sambil memeluk Rae In.
"Na do saranghae,yeobo",Rae In mencium bibir Hyun Seung lembut lalu tertidur.
-THE END-
-4 Bulan Kemudian-
"Oh,iya oppa. Oppa tenang saja. Aku baik disini. Hyun Seung oppa dan keluarganya sangat menyayangiku dan menjagaku. Kau tak usah khawatir seperti itu. Jae Hoon oppa saja tidak secengeng kau,oppa.... Iya bayiku sehat. Oh ya,kata dokter anakku laki-laki. Aku tak sabar ingin segera melihatnya",Rae In sedang berbicara dengan Dong Woon di telepon. Dong Woon sangat rindu dengan adik sepupunya. Dia tak percaya gadis mungil yang selalu mengikutinya kemana-mana sejak kecil kini sudah menjadi istri orang dan akan segera menjadi ibu.
Hyun Seung pulang dari kerjanya dan segera masuk ke kamar untuk menyapa istri tersayangnya. Cinta mereka semakin tumbuh seiring berjalannya waktu. Hyun Seung juga selalu menjaga istrinya yang sedang hamil itu. Apa yang diinginkan Rae In pasti selalu diberikan. Rae In pun juga sangat mencintai Hyun Seung sekarang setelah perlakuan Hyun Seung yang begitu mencintainya. Rae In tumbuh semakin dewasa seiring dengan umur kehamilannya yang semakin besar. Kini dia tidak menyesal telah mengenal Hyun Seung saat di cafe saat itu.
"Yeobo,aku pulaaang",teriak Hyun Seung dengan gembira saat masuk ke kamar.
"Oh,oppa sudah pulang?!",sapa Rae In sambil mematikan ponselnya.
"Oppa?? Rae In,mau sampai kapan kau memanggilku oppa?? Aku ini suamimu. Panggil aku yeobo! Atau kau mau memanggilku appa?? Hahaha..",omel Hyun Seung sambil memeluk Rae In yang baru saja berdiri dari tempat tidur.
"Appa?? Memangnya kau appa-ku??"
"Tapi aku akan jadi appa kan?! 2 bulan lagi.. Aku tak sabar untuk melihat anak kita",Hyun Seung mencium kening Rae In.
Rae In tersenyum dan mengangguk menandakan kalau dia juga tak sabar. Tiba-tiba ibu Hyun Seung memanggil mereka ke bawah. Sepertinya ada tamu untuk mereka.
Mereka turun dan mendapatkan Doo Joon, Yo Seob serta Gi Kwang disana. Rae In terlalu senang melihat mereka bertiga. Setelah pernikahannya dengan Hyun Seung, Rae In tidak pernah melihat mereka lagi. Dia berlari turun dan lupa kalau dia sedang hamil. Ibu Hyun Seung menyetop langkah Rae In saat berlari dan sedikit mengomelinya. Rae In hanya tersenyum malu pada ibu mertuanya. Ibu Hyun Seung lalu tersenyum dan memeluk Rae In. Hyun Seung tersenyum dari belakang sembari menuruni tangga.
"Oppa-deul..!! Aku kangen!!!!". Rae In memeluk ketiga temannya itu. Mereka banyak berbicara malam itu. Adik Hyun Seung pulang dari kerjanya dan saat melihat Doo Joon,pipinya memerah dan begitu pula Doo Joon. Mereka berdua jadi salah tingkah. Rae In tersenyum penuh arti pada adik Hyun Seung.
"Kakak ipar, kenapa kau tersenyum..seper..ti it..tu pa...daku??",tanyanya pada Rae In.
"Tidak apa-apa. Masuklah dulu ke kamar. Mandilah. Kau pasti lelah ya??",kata Rae In sambil mengedipkan mata.
Adik Hyun Seung lalu tersenyum mengerti apa yang dimaksud Rae In. Dia segera masuk ke kamar setelah berpamitan.
Tak lama, adik Hyun Seung keluar dengan sangat rapi. Bajunya terlihat sedikit seksi karena ketat dan dia memakai hot pants. Doo Joon yang melihatnya menjadi semakin memerah mukanya. Rae In bertanya pada Doo Joon apakah dia menyukai adik Hyun Seung dan Doo Joon mengangguk. Hyun Seung memberi saran Doo Joon untuk segera menyatakan perasaannya pada adiknya itu. Doo Joon lalu menyatakan perasaannya pada adik Hyun Seung dan mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih.
Hari semakin larut, Rae In tak dibiarkan Hyun Seung untuk tidur malam. Sementara Doo Joon dan yang lain pulang, Rae In dan Hyun Seung sudah ada di kamar mereka.
Hyun Seung baru selesai mandi sedangkan Rae In sudah terlelap dalam tidurnya. Hyun Seung tersenyum melihat istrinya itu. Belum sempat dia memakai kaos tidurnya, dia berbaring di sebelah Rae In. Tangan kanannya mengangkat kepala Rae In sedikit lalu dia mendekatkan tubuh Rae In ke tubuhnya. Dipegangnya perut Rae In yang sudah membesar itu.
"Sepertinya ibumu lelah. Apa kau lelah juga?? Appa akan selalu menjaga kalian apapun yang terjadi. Appa sangat menyayangi kalian. Appa akan selalu ada di sisi kalian",kata Hyun Seung pada anaknya yang belum lahir itu. Ia tiba-tiba merasakan gerakan dari dalam perut Rae In. Anaknya merespon kata-kata Hyun Seung. Hyun Seung tersenyum lalu mencium perut Rae In.
"Oppa?? Sedang apa kau?? Bicara dengan Minam??",tanya Rae In sambil mengucek-ucek matanya.
"Minam??"
"Iya,aku memanggilnya minam. Artinya kan tampan..hehe..kau tak suka??",tanya Rae In.
"Suka..suka sekali..halo,minam..appa di sini.. Appa harap kau setampan appa",kata Hyun Seung yang membuat Rae In tertawa terbahak-bahak.
Keluarga yang sangat bahagia yang tak tau kalau bahaya sedang mengancam Rae In dan anaknya.
-Keesokan harinya-
Rae In akan pergi ke rumah sakit untuk cek. Hyun Seung tidak bisa menemaninya hari itu karena ada rapat penting. Rae In agak kesal dengan Hyun Seung yang gila kerja. Tapi apa boleh buat,resiko menjadi istri seorang direktur,pikirnya.
Selesai pemeriksaan,Rae In pergi ke kantor Hyun Seung untuk memberinya makan siang. Ia tiba-tiba melihat sesosok wanita yang tak asing baginya. JAE HEE!!
Rae In's POV
Mau apa wanita itu kesini?? Apa jangan-jangan Hyun Seung oppa masih berhubungan dengannya?? Aku panik sampai menghiraukan para satpam yang menyapaku dengan sebutan Nyonya Jang. Aku mengikuti wanita itu. Aku tersentak kaget saat dia masuk ke ruang Hyun Seung oppa. Kuintip perlahan-lahan ke dalam ruangan.
APA-APAAN ITU YANG KULIHAT???? JAE HEE ADA DI PELUKAN HYUN SEUNG OPPA??? JADI SELAMA INI MEREKA MASIH BERHUBUNGAN??? AKU SUDAH DITIPU OLEH MEREKA!!!
Aku berlari sambil menangis dan terpeleset jatuh terguling-guling di tangga. Banyak darah yang ku keluarkan. Anakku.. Oh,tidak..
Hyun Seung's POV
"Jae Hee?? Ada apa kau.. Tidak.. Sedang apa kau disini?? Aku sudah bilang padamu untuk tidak menemuiku lagi kan malam itu?! Untuk apa kau kesini lagi?? 4 bulan aku tak bertemu denganmu adalah hari-hari terindah dalam hidupku",kataku kaget saat melihat Jae Hee yang masuk ke kantorku. Kupikir dia sekretarisku saat dia mengetuk pintu.
"Kyaaa~",teriak Jae Hee lalu jatuh ke pelukanku. Sepertinya kakinya terkilir. Aku tak tau kalau dia tersenyum.
Sesaat setelah itu aku mendengar suara ribut-ribut di luar ruanganku. Aku segera bergegas keluar dan kudapati Rae In yang sedang dibawa petugas rumah sakit. Pegawaiku mengatakan kalau Rae In terpeleset saat berlari sambil menangis setelah keluar dari ruang sekretarisku.
Jae Hee!!! Wanita busuk itu pasti yang sudah merencanakan dan melakukan ini semua!!! Aku melihatnya keluar dari ruanganku. Dia berjalan dengan sangat santai dan tersenyum sinis padaku lalu pergi. Aku menggenggam lengannya dengan kuat dan dia mengerang kesakitan.
"Jika sesuatu terjadi pada Rae In atau anakku,KUBUNUH KAU!!!",teriakku hingga para pegawaiku melihat ke arah kami. Aku segera pergi dari kantor dan meninggalkan rapat penting yang seharusnya berlanjut 15 menit lagi. Yang ada di pikiranku saat ini hanya Rae In dan anakku. Semoga mereka tidak apa-apa.
Jae Hee's POV
Hahahaha..!!! Mati kau Park Rae In!! Aku akan merebut kembali Hyun Seung oppa darimu!!! Dia itu milikku selamanya!! Untung tadi aku memotong kompas saat mengikutimu hingga sampai duluan disini. Aku tak akan pernah memaafkanmu yang sudah merebut Hyun Seung oppa dariku. Aku ini lebih pantas jadi pendampingnya karena aku seorang pembaca berita yang sangat terkenal. Sedangkan kau lulus SMA saja belum.
"Kau Lee Jae Hee kan?!",suara berat itu! Ayah Hyun Seung oppa!! Sial!! Dia tidak pernah suka padaku bahkan dia membenciku!!
"Ah,iya.. Apa kabar,paman?? Sudah lama tak bertemu",sapaku sambil ketakutan.
"Ikut aku ke ruanganku",katanya sinis.
Di dalam ruangannya, ayah Hyun Seung oppa memberiku sejumlah uang yang sangat banyak. Dia memintaku untuk pergi dan tak mengganggu rumah tangga Hyun Seung oppa.
"Pergi dan bawa ini!! Kami tak mau melihatmu lagi!! Kalau sesuatu terjadi pada menantu dan cucuku,kau akan rasakan akibatnya. Aku bisa saja menghancurkan karirmu yang sedang naik daun itu",kata ayah Hyun Seung oppa.
Apa?? Karirku?? Tidak tidak!! Aku tak mau karirku hancur. Tapi aku juga tak mau kehilangan Hyun Seung oppa. Bagaimana ini?? Baiklah,aku pergi saja. Jika aku memilih Hyun Seung oppa maka aku tak akan pernah bisa mendapat pekerjaan lagi. Aku bisa saja mencari pria lain tapi itu akan sulit. Aku masih mencintai Hyun Seung oppa.
Aku akhirnya mengambil koper yang berisi uang itu dan pergi. Oppa,ingat kalau aku selalu mencintaimu.
Hyun Seung's POV
Rae In sedang berada di ruang operasi. Dia mengeluarkan darah yang sangat banyak. Lagi-lagi aku membuatnya terluka. Bodoh!! Harusnya aku tau kalau wanita itu akan datang!!
"Maaf,siapa keluarga dari nyonya Park Rae In",dokter keluar dengan panik.
"Saya suaminya,dokter. Ada apa dengan istri saya??",tanyaku dengan cemas
"Pak,istri anda harus melahirkan saat ini juga. Kalau tidak,nyawa mereka berdua bisa terancam. Istri anda sudah sadar dari pingsannya tapi.."
"Ya..lakukan saja..asalkan mereka berdua selamat,dok",potongku dengan sedikit menangis.
"Baik,akan kami lakukan"
Dokter kembali masuk ke ruang operasi dan memindahkan Rae In ke ruang bersalin. Aku memegang tangan Rae In selama persalinan. Rae In melahirkan dengan cara caesar.
Tak lama,putra kami lahir. Dia sehat namun hatinya masih belum bekerja dengan maksimal hingga dokter menaruhnya di inkubator. Ya,karena dia lahir prematur (7 bulan). Rae In menangis saat tak bisa menggendong putranya itu. Ia tak mau bicara denganku biarpun dia masih menggenggam erat tanganku.
-2 hari kemudian-
Ibuku serta keluarga Rae In hanya bisa melihat anak kami dari luar inkubator. Tubuhnya sangat kecil. Sesekali aku menangis saat melihat anakku.
"Maaf..maafkan appa,nak..Appa tak menepati janji appa. Kau jadi begini,semua salah appa. Ibumu juga marah pada appa. Sekarang,harapan appa hanyalah kau cepat sehat. Appa ingin sekali menggendongmu. Kau tau kan appa sangat menyayangimu??",aku tak bisa menahan air mataku saat melihat putraku itu matanya ditutup kain hitam lalu mulai disinari dengan cahaya UV.
Dari belakang aku merasakan ada yang memelukku. Rae In?! Dia..
"Oppa,aku sudah tau semua dari appa. Kau pun ternyata dibohongi oleh Jae Hee kan?! Ini bukan cuma salahmu kenapa anak kita ada disana. Maaf. Aku terlalu cepat mengambil kesimpulan. Maaf",Rae In mulai menangis. Kini dia melihat ke arah putra kami.
"Maafkan umma ya,nak. Umma tak menjagamu dengan baik. Maaf. Kau tau kan umma sangat menyayangimu?? Umma mohon kau cepat sehat ya. Appa dan umma sangat ingin memelukmu",dia semakin menangis. Aku memeluknya.
"Tak apa-apa. Anak kita kuat. Dia pasti akan cepat pulih",kataku sambil menangis.
Kami melihat putra kami bersama. Dia memiliki mata seperti Rae In. Hidung dan bibirnya adalah milikku. Alis matanya milik adikku. Benar-benar darah Jang yang mengalir di tubuhnya itu,kupikir. Kami juga belum memberi nama untuknya. Tapi sekarang yang penting bagi kami adalah dia bisa cepat sehat dan pulang bersama kami.
-2 Tahun Kemudian-
Author's POV
Hari ini adalah hari ulang tahun Myung Ho yang kedua. Anak itu sungguh aktif seperti ayahnya. Rae In sedang mempersiapkan makanan untuk tamu yang akan datang nanti malam bersama adik Hyun Seung, ibu dan ibu mertuanya. Hyun Seung seperti biasa, sibuk bekerja tapi dia akan pulang lebih awal untuk merayakan ulang tahun putranya itu. Myung Ho sedang asik bermain bersama Doo Joon, Dong Woon, Yo Seob dan Gi Kwang.
"Myung Ho-ya,nanti kalau sudah besar,harus jadi seperti ahjussi yah.. Punya muka yang imut-imut seperti ini",kata Yo Seob
"Tidak-tidak!! Harus seperti aku. Kau harus seperti Gi Kwang ahjussi ini ya.. Mempunyai badan yang bagus",selak Gi Kwang.
"Enak saja!! Harusnya seperti aku yang punya skill bermain sepak bola!!",selak Doo Joon.
"Kalau itu sih, tunggu anakmu lahir saja,oppa!!",sahut Rae In. Ya,saat ini adik Hyun Seung sedang hamil 2 bulan setelah menikah dengan Doo Joon tahun lalu. Semua tertawa mendengar kata-kata Rae In.
"Nah,kalau begitu,kau seharusnya seperti Dong Woon samseon ini. Punya hati yang baik dan polos juga pintar",kata Dong Woon sambil memangku Myung Ho.
Myung Ho hanya tertawa melihat kelakuan 4 pamannya itu. Dia lalu melihat mobil ayahnya yang masuk ke garasi. Dia turun dari pangkuan Dong Woon dan berlari ke pintu masuk.
"Apppppppaaaaaaaaa~",teriak Myung Ho.
"Aigoo,anak appa sudah besar ya sekarang",Hyun Seung menggendong Myung Ho lalu menciumnya di pipi.
"Cencu caja appa (Tentu saja appa).. Myungi kan cudah minum cucu cetiap ali (Myungi kan sudah minum susu setiap hari)",jawab Myung Ho dengan lucunya.
Malam harinya,banyak tamu yang hadir termasuk kolega orang tua Rae In dan Hyun Seung. Myung Ho kini sedang asik berkeliling bersama kakek dan ayahnya. Rae In hanya tersenyum melihatnya. Dua tahun berlalu sejak kelahirannya yang mendadak. Mereka bersyukur dia bisa cepat pulih dan tumbuh sehat seperti sekarang.
Mereka mengabadikan foto keluarga bersama, keluarga Jang. Terakhir,giliran mereka bertiga. Rae In dan Hyun Seung mencium pipi Myung Ho sementara Myung Ho tersenyum lebar. Setelah itu Myung Ho memeluk kedua orang tuanya.
"Umma,appa..Myungi cayang umma dan appa (Myungi sayang umma dan appa)",katanya sambil mencium pipi Rae In dan Hyun Seung.
Para tamu akhirnya pulang dan kini waktu bagi mereka untuk beristirahat.
"Yeobo,sepertinya sudah saatnya kita memberikan Myung Ho adik",goda Hyun Seung di tempat tidur.
"Ya!! Jangan sekarang!! Aku lelah!!",jawab Rae In sedikit tertawa.
"Baiklah,istirahatlah. Saranghae,Rae In-ah",kata Hyun Seung sambil memeluk Rae In.
"Na do saranghae,yeobo",Rae In mencium bibir Hyun Seung lembut lalu tertidur.
-THE END-