Yoomi Park
Author's POV

"Tuan Jang, apakah kau bersedia mengambil Park Rae In sebagai istrimu dan akan selalu menjaganya dalam keadaan sakit maupun sehat hingga maut memisahkan kalian??"
"......"
"Tuan Jang?? Apakah kau bersedia mengambil Park Rae In sebagai istrimu dan akan selalu menjaganya dalam keadaan sakit maupun sehat hingga maut memisahkan kalian??"
"... Ya, saya bersedia",jawab mempelai pria itu dengan berat.

"Nona Park, apakah kau bersedia mengambil Jang Hyun Seung sebagai suamimu dan akan selalu menjaganya dalam keadaan sakit maupun sehat hingga maut memisahkan kalian??"
"......"
"Nona Park?? Apakah kau bersedia mengambil Jang Hyun Seung sebagai suamimu dan akan selalu menjaganya dalam keadaan sakit maupun sehat hingga maut memisahkan kalian??"
"......"
"Nona Park??"
"Kau tak mau menikahiku setelah kau membuatku harus menikahimu??",bisik Hyun Seung pada mempelai wanita yang sama sekali terlihat tidak bahagia di hari pernikahannya. Wanita itu akhirnya menatap tajam Hyun Seung dan mengeluarkan air mata.

"Aku bersedia",jawabnya dengan nada bergetar menahan tangisannya.

Pernikahan hari itu berjalan dengan lancar dan sederhana. Mempelai wanita selalu tersenyum dengan terpaksa. Kini mempelai akan melakukan perjalanan bulan madu mereka ke pulau Jeju. Setelah berpamitan pada keluarga mempelai pria, mereka pergi menuju bandara Gimpo untuk segera terbang ke pulau Jeju.

Di tengah jalan, Hyun Seung menyuruh istrinya itu untuk turun.

"Turunlah. Aku mau pergi ke rumah pacarku. Dia pasti sedang sedih karena aku menikah hari ini. Kau pergilah ke pulau Jeju. Aaaah, kemana sajalah yang kau inginkan. Aku akan menjemputmu di sana 3 hari lagi", kata Hyun Seung dengan dingin.

"Tak usah kau jemput pun aku bisa pulang sendiri. Tak usah repot-repot", kata Rae In pada suaminya sembari turun dari mobil.

"HEI!!! Mereka nanti akan curiga kalau kita tidak pulang bersama!! Hubungi aku kemana kau pergi!!!", teriak Hyun Seung pada Rae In saat melihat istrinya itu masuk ke dalam taksi.

"SIAAAAAAAAALLL!!!!",teriak Hyun Seung sambil memukul setir mobilnya. "Aku sudah berkali-kali menyakitinya!!! Tapi kenapa dia... Ah, biarlah. Kenapa aku jadi memikirkan dia?? Jika bukan karena dia hamil, aku tak akan mau menikahinya!!!", Hyun Seung mempercepat mobilnya. Sepanjang jalan, dia kembali mengingat alasan mengapa dia menikahi Rae In.

*FLASHBACK*

Hyun Seung's POV
Malam ini akan menjadi malam yang paling berharga bagiku. Pacarku yang cantik itu akan kulamar hari ini. Sudah 7 tahun aku mengencaninya. Aku benar-benar mencintainya. Aku ingin sekali memilikinya dan menjadikannya istriku. Dia mengatakan kalau hari ini dia ada waktu untuk bertemu denganku. Biasanya, dia sibuk dengan pekerjaannya sebagai pembaca berita. Akupun saat ini juga sedang libur dari pekerjaanku yang sangat banyak. Ayah memberiku jabatan sebagai Direktur perusahaannya, Jang Construction Company, di saat aku masih kuliah. Maka itu, kami jadi jarang bertemu untuk berkencan.

Oh, teleponku berdering. Itu Jae Hee, pacarku yang menelepon.

"Halo, jagiya dimana kau??", tanyaku.
"Maaf oppa.. Kurasa aku tak bisa kesana. Aku harus pergi membacakan berita malam ini menggantikan seniorku yang sedang sakit. Maaf ya.. Jeongmal, mianhae.. Aku harus pergi sekarang.. Saranghae, oppa..!! *ttutt ttutt ttutt*",jawab wanita itu di telepon.

"Halo?? Halo?? Jae Hee?? Ah!!! Selalu saja begini!!! Kapan aku bisa melamarnya??", aku mulai marah-marah setelah melihat semua persiapan yang telah aku siapkan sedari tadi pagi.

Aku menelepon teman-temanku, Doo Joon,Yo Seob dan Gi Kwang. Doo Joon saat ini aktif di dalam persepak-bolaan nasional sebagai pemain, Yo Seob saat ini sedang sibuk dengan aktifitasnya sebagai penyanyi sedangkan Gi Kwang sedang sibuk dengan berakting, banyak drama yang sudah dia bintangi. Kami bertemu di sebuah cafe. Cafe tersebut milik teman kami juga yaitu, Dong Woon. Aku mengeluh pada teman-temanku tentang Jae Hee. Mereka menyalahkanku karena sewaktu Jae Hee ingin putus, aku tidak menyetujuinya dan meneruskan hubungan kami. Jae Hee ingin putus karena pekerjaannya yang mungkin membuat kami jarang bertemu tapi aku mengatakan kalau aku bisa mengatasinya.

Tiba-tiba masuk seorang gadis di antara kami. Wajahnya cantik, menawan dan mempesona. Rambutnya yang berwarna merah kecoklatan itu terurai lepas dan sangat halus. Kakinya yang panjang dan mulus itu membuat jantungku sedikit berdetak tak karuan. Tubuhnya yang mungil itu membuatku berpikiran yang tidak-tidak. Ya, karena aku sedang mabuk. Dia berjalan menuju Dong Woon yang duduk di sebelahku.

"Dong Woon oppa, kau tau di mana kakakku??", tanyanya pada Dong Woon dan duduk di sebelah Dong Woon.
"Oh, aku tidak melihatnya. Dia tidak kesini hari ini. Memang kenapa, Rae In??", Dong Woon menjawabnya sambil tersenyum padanya dan melingkarkan tangannya di pundak gadis itu. Sepertinya Dong Woon menyukai gadis ini.

"Tidak..Hanya ayah dan ibu mencarinya. Dia seharusnya pergi ke Amerika untuk mengurus kantor di sana. Tapi sepertinya dia kabur karena tak mau menjalankan bisnis ayah. Kini aku di rumah benar-benar sendirian. Aigoo~ Park Jae Hoon, awas kalau kau ketemu yah!! Kuhajar kamu!! Membiarkan adiknya sendirian di rumah sebesar itu", gadis ini tidak melawan tangan Dong Woon. Dia malah bercerita pada Dong Woon layaknya seorang wanita yang bercerita pada kekasihnya. Mataku tak bisa lepas dari dirinya.

"Kau mau aku temani lagi malam ini??",tanya Dong Woon. Hah?? Lagi?? Apa maksudnya?? Dong Woon sudah sering menginap di rumah gadis itu??

"Boleh!!! Dengan senang hati, oppa!!", jawabnya sambil tersenyum. Dia lalu melihat ke sekeliling.
"Oh, ada Doo Joon oppa juga ya!! Yo Seob oppa dan Gi Kwang oppa juga ada?? Wah, senangnya.. Hmm?? Ini siapa??Kenapa aku jarang melihatnya ya??", tanyanya saat melihatku. Dia kenal dengan Doo Joon, Yo Seob dan Gi Kwang juga?? Siapa dia sebenarnya??

"Ah, maaf.. Namaku Hyun Seung. Jang Hyun Seung", jawabku cepat.

"Oh, halo.. Namaku Park Rae In. Salam kenal. Orang tua kami semua teman dekat entah apa orang tuaku dekat dengan orang tuamu. Tapi aku dan Dong Woon oppa adalah sepupu. Ah, bagaimana kalau kalian semua ke tempatku hari ini!!",jawabnya riang. Oh, ternyata dia sepupu Dong Woon. Kukira mereka adalah sepasang kekasih.

"TENTU!!! Kau punya makanan yang banyak kan, Rae In??", tanya YoSeob.
"Hahaha.. Tentu saja, oppa. Oh ya, ibu menanyakan kabar orang tua oppa-deul. Ibu tadi menelepon dari Amerika"

-------------------------------------------------------------------------------------

Akhirnya kami semua pindah ke rumah gadis ini. Aku sedikit tertarik dengannya. Oh, tidak tidak!! Aku punya Jae Hee. Ya, aku punya Jae Hee. Aku selalu mencintainya.

Hari semakin larut. Kami semua mabuk berat kecuali Rae In. Dia sedang repot membersihkan sampah yang kami buat di rumahnya. Teman-temanku sudah tertidur di lantai kecuali Dong Woon yang sudah tidur di kamarnya. Ya, Dong Woon memiliki kamar sendiri di sini untuk menjaga Rae In. Aku pun mengantuk. Tapi aku ingin sekali membantu Rae In. Sepertinya dia kelelahan mengerjakannya sendiri.

Aku berdiri dari tempat aku duduk dan mulai membantunya.

"Oh, terima kasih, Hyun Seung oppa. Kau tak usah repot-repot membantuku. Tidurlah. Aku tak apa-apa bekerja sendirian", katanya sambil tersenyum. Senyumannya sungguh manis sekali. Aku ini jika sedang mabuk jadi sedikit aneh. Tiba-tiba aku memeluknya.

"O...Op..Oppa.. apa yang kau lakukan??Lepaskan aku..Kumohon",katanya sambil mendorongku. Aku terjatuh ke lantai.

"Ah, maaf..maaf, oppa..aku tak bermaksud membuatmu terjatuh", dia menolongku berdiri sambil meminta maaf.

"Oh, aku yang seharusnya minta maaf. Maaf tiba-tiba aku memelukmu. Aku sedang sedih hari ini",aku meminta maaf padanya.

Tak lama, aku tertidur. Rae In pun sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia naik ke atas, ke kamarnya untuk tidur. Aku melihatnya. Entah kenapa badanku ini seperti di tarik oleh dirinya. Aku mengikutinya ke atas. Kamarnya sudah terkunci. Aku mengetuk pintu itu. Rae In membukanya. Dia hanya mengenakan pakaian tidurnya yang tipis. Aku berpikir berarti Dong Woon selalu melihatnya begini. Oh tidak!! Aku tak tahan melihatnya. Dia bertanya kenapa aku ada di situ dan menanyakan apa aku baik-baik saja. Aku mendorongnya masuk dan mengunci kamarnya. Aku menempelkannya di tembok dan mulai menciumi bibir mungilnya. Dia memberontak tapi kupegang erat tangannya.

"O...Opp...Oppa..To..Tolong..Lep..as..kan..ak..ku..",pintanya sambil menangis. Aku tak mengindahkannya. Aku masih menciumi bibirnya itu. Kini aku menciumi lehernya. Dia menangis memintaku melepaskannya. Entah kenapa aku tak bisa melepaskan dirinya. Aku terus melakukan hal itu padanya. Bahkan aku melucuti semua pakaiannya. Aku mulai melepaskan kemeja yang kupakai.

Aku menggendongnya ke tempat tidur. Dia meronta-ronta di gendonganku. Bahkan sesekali dia hendak memukulku. Tapi aku benar-benar tidak bisa mengontrol diriku. Seperti ada sesuatu yang menarikku kepada dirinya dan membuatku tidak bisa melepaskannya. Malam itu terjadilah semua apa yang seharusnya tidak terjadi di antara kami.

Paginya, aku bangun dan melihat diriku yang sudah ada di tempat tidurnya. Aku melihat dia menangis duduk di lantai. Dia memegang kedua lututnya. Dia sudah berpakaian. Kulihat lehernya, masih banyak bekas yang kubuat semalam. Aku merasa bersalah padanya. Aku memakai pakaianku lagi dan menghampirinya.

"Ma..",baru aku ingin minta maaf tetapi dia lari ke ujung kamarnya yang lain. Dia tidak mau menatapku. Ya, pasti dia benci sekali denganku. Kami baru berkenalan kemarin dan kemarin aku sudah mengambil sesuatu yang paling berharga baginya. Aku pun membenci diriku sendiri.

"Rae In!! Rae In!! Buka pintunya!! Apa kau melihat Hyun Seung?? Kenapa dia tidak ada??",kudengar Dong Woon mengetuk pintu kamar Rae In. Rae In langsung berlari ke arah pintu saat mendengar suara Dong Woon. Dia membuka pintu lalu memeluk Dong Woon dan menangis.

"Rae In?? Ada apa?? Kenapa kau menangis??", tanya Dong Woon dengan cemas.
"Oppa..Aku..Aku..Dia..Dia..", Rae In terbata-bata saat menjawabnya.
"Dia?? Dia siapa??", Dong Woon semakin bingung. Aku, yang di dalam kamar Rae In, menutup mukaku dengan tanganku. Apa yang sudah kuperbuat pada gadis polos ini??

"Dia..Mengambil..Dia mengambil kesucianku..Oppa",kata-kata itu keluar dari mulut Rae In.
"APA??SIAPA??", Dong Woon menaikkan nada bicaranya.
"Dia ada..di..ka..mar..ku", Rae In menangis kembali di pelukan Dong Woon.

Dong Woon langsung masuk ke kamarnya dan mendapatkanku sedang berdiri terpaku. Dia tidak percaya bahwa akulah orang yang melakukan itu pada sepupunya.

"Hyun Seung?? Kau yang menodai adik sepupuku?? KAU???" Dong Woon terlihat sangat marah.
"Maaf, Dong Woon. Aku benar-benar.." BUGH!!

Dong Woon meninjuku tepat di wajahku sebelum aku menyelesaikan kalimatku.

"Hyung.. Jangan karena kau tidak bisa melamar Jae Hee maka kau bisa tidur dengan adikku!!! Apa-apaan kau!! SIALAN KAU!!!!!!", teriak Dong Woon sambil memukuliku.

Rae In hanya berdiri di depan kamar sambil menangis. Doo Joon, Yo Seob dan Gi Kwang naik ke atas setelah mendengar Dong Woon berteriak.

"Rae In?? Ada apa?? Ada apa dengan mereka??", Doo Joon bertanya pada Rae In yang masih menangis.

"SIALAN KAU!!!! BERANINYA MENODAI ADIKKU!!! AKU TAK AKAN PERNAH MEMAAFKANMU BIARPUN KAU SAHABATKU!!!", Dong Woon berteriak saat Gi Kwang dan Yo Seob mencoba menariknya dari Hyun Seung. Mereka bertiga langsung terdiam saat mendengar teriakan Dong Woon itu.

"Apa?? Apa kau bilang barusan, Dong Woon??", tanya Doo Joon tak percaya. Dong Woon menjelaskan apa yang terjadi pada Rae In dan Hyun Seung. Semua menatap Hyun Seung tidak percaya. Hyun Seung lalu berdiri dan berlutut meminta maaf pada Rae In.

"Maafkan aku.. Aku akan bertanggung jawab apabila sesuatu terjadi padamu.. Maafkan aku.."

-4 Bulan setelah itu-

Aku ini bodoh atau apa, aku sudah melupakan kejadian itu. Aku dan Jae Hee akan menikah tahun depan. Di saat aku sedang menuju kantor, dari rumahku, aku melihat Dong Woon berdiri di depan pintu gerbang. Kami sudah tidak berhubungan lagi setelah hari itu. Saat melihatnya, jantungku berdetak dengan sangat kencang. Aku teringat Rae in dengan tiba-tiba. Pasti sesuatu terjadi.

"KELUAR KAU!!!", teriak Dong Woon di depan mobilku. Aku keluar dari mobil. Dong Woon mengatakan sesuatu yang tak ingin kudengar sambil menarik kerah kemejaku.

"Kau tau, hidupnya hancur karenamu!!Sekarang dia tak mau keluar rumah dan hampir bunuh diri karenamu!!! Dia masih belum lulus sekolah!!! Hanya butuh 1 tahun lagi baginya untuk lulus tapi kau menghancurkannya!!! Mimpi-mimpinya yang sudah dia susun sudah hancur semua karenamu!!! Orang tuanya sudah mengetahuinya, jadi siap-siaplah kau hancur!! Lupakan Jae Hee dan menikahlah dengan Rae In!!! Dia sedang mengandung anakmu!!! Aku minta pertanggung jawabanmu!!!"

Aku lemas mendengar perkataan Dong Woon. Ibuku yang tidak sengaja lewat mendengarnya.

"Apa?? Anak?? Hyun Seung?? Kau...",ibuku terkejut.



-TO BE CONTINUE-
0 Responses

Post a Comment